Psikologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rami Ramus (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Rami Ramus (bicara | kontrib)
Perubahan susunan/outline artikel
Tag: gambar rusak VisualEditor
Baris 15:
Walaupun sejak dulu telah terdapat pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir tahun 1800-an yaitu ketika [[Wilhelm Wundt]] mendirikan laboratorium psikologi pertama di dunia.
 
;==== Laboratorium Wundt ====
 
Pada tahun [[1879]], Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di Universitas Leipzig, [[Jerman]]. Ditandai dengan berdirinya laboratorium ini, Wundt mengokohkan psikologi sebagai bidang studi eksperimental yang mandiri meskipun [[metode ilmiah]] untuk lebih memahami [[manusia]] belum terlalu memadai.<ref>{{Cite web|title=Pengertian Psikologi: Definisi, Cabang, dan Sejarah|url=https://kampuspsikologi.com/pengertian-psikologi-definisi-cabang-sejarah/|language=id-ID|access-date=2021-03-19}}</ref> Dengan berdirinya laboratorium ini, maka lengkaplah syarat untuk menjadikan psikologi sebagai [[ilmu pengetahuan]]. Dengan demikian, tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
 
==== Psikologi kontemporer ====
Diawali pada abad ke 19, di mana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
; Psikologi Fakultas: Psikologi fakultas adalah [[doktrin]] abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas [[ingatan|memori]], pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
; Psikologi Asosiasi: Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah [[asosiasi ide]] yaitu bahwa ide masuk melalui [[indra|alat indra]] dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
 
== Fungsi psikologi sebagai ilmu ==
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
* Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat [[deskriptif]]
* Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa [[prognosa]], [[prediksi]] atau [[estimasi]]
* Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa [[tindakan]] yang sifatnya preventif atau pencegahan, [[intervensi]] atau ''treatment'' serta [[rehabilitasi]] atau perawatan.
 
== Cakupan ==
Baris 28 ⟶ 38:
* Rentang usia — Karena faktor lingkungan atau faktor perjalanan hidup di atas banyak berpengaruh kepada pembentukan diri pada manusia, maka psikologi mengkaji keseluruhan perjalanan hidup manusia, namun ada banyak penelitian psikologi yang ''hanya mengkaji rentang usia tertentu saja'', misalnya mengenai masa pra-sakit pada gangguan skizofrenia yang sangat banyak terjadi di usia remaja akhir dan dewasa awal. (Skizofrenia adalah semacam gangguan halusinasi yang dialami dalam jangka waktu yang lama).
 
== MetodeMetodologi ==
Beberapa [[metodologi]] dalam psikologi, antara lain sebagai berikut:
 
Baris 58 ⟶ 68:
: Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisisan terhadap hasil; yang telah didapat.<ref name="Walgito"/>
 
=== Metode Psikologi Perkembangan ===
Pada metode psikologi perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan khususnya kebudayaan.<ref name="AB">Baraja, Abubakar. ''Psikologi Perkembangan''. Studia Press.</ref> Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan dengan pendekatan eksperimen dan pengamatan.<ref name="AB"/>
 
== Pendekatan ==
=== Psikologi kontemporer ===
Diawali pada abad ke 19, di mana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
; Psikologi Fakultas: Psikologi fakultas adalah [[doktrin]] abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas [[ingatan|memori]], pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
; Psikologi Asosiasi: Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah [[asosiasi ide]] yaitu bahwa ide masuk melalui [[indra|alat indra]] dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.
 
== Fungsi psikologi sebagai ilmu ==
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
* Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat [[deskriptif]]
* Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa [[prognosa]], [[prediksi]] atau [[estimasi]]
* Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa [[tindakan]] yang sifatnya preventif atau pencegahan, [[intervensi]] atau ''treatment'' serta [[rehabilitasi]] atau perawatan.
 
=== Pendekatan perilaku ===
Pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah [[respons]] atas [[rangsang|stimulus]] yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respons. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali.
 
==== Respons ====
[[Berkas:Behavior Based Safety (BBS), Keselamatan Berbasis Perilaku.gif|jmpl|Diagram Behavior Based Safety (BBS), Keselamatan Berbasis Perilaku. Geller (2001) menyebutkan kalau untuk mengubah bebrapa tingkah laku kritikal, maka konsentrasi yang diperlukan yaitu pada tingkah laku terbuka (overt behavior). Kita tahu bahwa respon dan perilaku kita dan orang lain adalah berbeda beda. Pergantian tingkah laku terjadi melalui sistem evaluasi. Sistem evaluasi itu terjadi dengan baik apabila sistem evaluasi itu membuahkan pergantian tingkah laku yang relatif permanen. Behavior Based Safety (BBS) adalah aplikasi systematis dari penelitian psikologi mengenai tingkah laku manusia pada permasalahan keselamatan (safety) di tempat kerja yang memasukkan sistem umpan balik dengan cara segera dan tidak segera. BBS lebih mengutamakan segi tingkah laku manusia pada terjadinya kecelakaan ditempat kerja. |pra=Special:FilePath/Behavior_Based_Safety_(BBS),_Keselamatan_Berbasis_Perilaku.gif]]
[[Respons]] adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap [[rangsang]] yang diterima oleh panca [[indra]]. Respons biasanya diwujudkan dalam bentuk [[perilaku]] yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.
 
Teori Behaviorisme menggunakan istilah respons yang dipasangkan dengan [[rangsang]] dalam menjelaskan proses terbentuknya [[perilaku]]. Respons adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsang dari lingkungan. Jika rangsang dan respons dipasangkan atau [[pengkondisian|dikondisikan]] maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan.
 
=== Pendekatan kognitif ===
Baris 127 ⟶ 134:
Adalah bidang studi psikologi yang melihat peran individu dalam interaksinya dengan masyarakat. hanya saja kajian [[psikologi sosial]] sering dirancukan dengan ilmu [[sosiologi]]
 
== ResponsTopik ==
[[Berkas:Behavior Based Safety (BBS), Keselamatan Berbasis Perilaku.gif|jmpl|Diagram Behavior Based Safety (BBS), Keselamatan Berbasis Perilaku. Geller (2001) menyebutkan kalau untuk mengubah bebrapa tingkah laku kritikal, maka konsentrasi yang diperlukan yaitu pada tingkah laku terbuka (overt behavior). Kita tahu bahwa respon dan perilaku kita dan orang lain adalah berbeda beda. Pergantian tingkah laku terjadi melalui sistem evaluasi. Sistem evaluasi itu terjadi dengan baik apabila sistem evaluasi itu membuahkan pergantian tingkah laku yang relatif permanen. Behavior Based Safety (BBS) adalah aplikasi systematis dari penelitian psikologi mengenai tingkah laku manusia pada permasalahan keselamatan (safety) di tempat kerja yang memasukkan sistem umpan balik dengan cara segera dan tidak segera. BBS lebih mengutamakan segi tingkah laku manusia pada terjadinya kecelakaan ditempat kerja. |pra=Special:FilePath/Behavior_Based_Safety_(BBS),_Keselamatan_Berbasis_Perilaku.gif]]
[[Respons]] adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap [[rangsang]] yang diterima oleh panca [[indra]]. Respons biasanya diwujudkan dalam bentuk [[perilaku]] yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.
 
Teori Behaviorisme menggunakan istilah respons yang dipasangkan dengan [[rangsang]] dalam menjelaskan proses terbentuknya [[perilaku]]. Respons adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsang dari lingkungan. Jika rangsang dan respons dipasangkan atau [[pengkondisian|dikondisikan]] maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan.
 
=== Gangguan psikologis/jiwa ===
Berdasarkan UU Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, penegakan diagnosis gangguan jiwa hanya bisa ditegakkan (salah satunya) oleh [[psikolog klinis]].<ref>https://ipkindonesia.or.id/media/2017/12/uu-no-18-th-2014-ttg-kesehatan-jiwa.pdf (PDF). Diakses tanggal 2021-03-25</ref> Gangguan jiwa dapat timbul dari skala ringan hingga berat. Gangguan jiwa ringan misalnya depresi yang tidak terlalu berat yang ditandai oleh gejala seperti murung, tidak bersemangat, atau panik. Sementara gangguan jiwa yang lebih berat misalnya depresi yang ditandai dengan menurunnya kemampuan berpikir, kognitif, psikomotorik, dan terlalu cemas akan masa depan. Yang terberat adalah psikotik yang sudah tidak mampu membedakan imajinasi dan realitas.
 
Baris 162 ⟶ 165:
''Deteksi dini melalui konsultasi profesional adalah salah satu kunci pokok''. Selanjutnya intervasi atau pengelolaan stres akan diberikan dengan tujuan untuk menjaga individu tetap berada pada keadaan yang sehat baik fisik maupun mental dan dapat meraih kembali fungsi sehari-hari mereka. Selain itu, belajar untuk menerapkan ''self-help skills and techniques'' dari intervasi memberikan kemampuan yang lebih besar untuk mengendalikan stres dalam kehidupan individu tersebut dan membantu mereka untuk tetap berada pada tingkat stres yang rendah.
 
=== Ekstraversi dan Introversi ===
== Pergaulan ==
Di dalam psikologi, terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh motivasi yang mendasarinya untuk berperilaku.<ref name="A">{{en}}Castro JB. 2013. [http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 The Science of What Makes an Introvert and an Extrovert]. IO9. Diakses 17 Juni 2014.</ref> Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan oleh [[Carl Jung]] (1920), dalam bukunya berjudul ''Psychologische Typen''.<ref name="A" /> Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial.<ref name="A" /> Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.<ref name="A" /> Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri.<ref name="A" /> Introver, biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri.<ref name="A" /> Di antara kecenderungan ekstrem introversi dan ekstroversi, terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan introver.<ref name="A" /> Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan ekstrover, Carl Jung menganggap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya ekstrover atau introver.<ref name="A">{{en}}Castro JB. 2013. [http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 The Science of What Makes an Introvert and an Extrovert]. IO9. Diakses 17 Juni 2014.</ref>
 
Introver dan ekstrover adalah salah satu bentuk dari stereotip kepribadian yang mudah berkembang menjadi stigmatisasi.<ref>{{Cite web|last=Safira|first=Almira Rahma|date=2019-09-28|title=Personality Stereotype: Seberapa Penting Penggolongan Introver dan Ekstrover?|url=https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|website=Pijar Psikologi|access-date=2021-03-19|archive-date=2020-10-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20201023074704/https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|archive-date=2020-10-23|dead-url=yes|access-date=2021-03-19}}</ref>
 
=== Pergaulan ===
[[Pergaulan]] merupakan jalinan hubungan [[sosial]] antara seseorang dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses [[interaksi sosial]] yang terjalin antara [[individu]] dalam [[lingkungan]] sosialnya. Kuat lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu relatif lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial secara tidak langsung.
 
Baris 174 ⟶ 182:
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma sosial, kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.
 
==== Keakraban dengan teman ====
Menjaga hubungan yang baik dalam bersahabat memang dibutuhkan oleh setiap manusia sebagai makhluk sosial. Dimana seseorang akan selalu membutuhkan teman atau sahabat untuk berinteraksi sosial dalam kehidupannya. Dan sebuah keakraban adalah tujuan yang diharapkan oleh seseorang yang memiliki hubungan sosial khususnya dalam
 
Baris 192 ⟶ 200:
# Berbagi, saling memberi jika mempunyai rejeki lebih.
 
=== Perilaku menyimpang ===
[[Perilaku menyimpang]] yang juga biasa dikenal dengan nama [[penyimpangan sosial]] adalah [[perilaku]] yang tidak sesuai dengan [[nilai]]-nilai [[kesusilaan]] atau [[kepatutan]], baik dalam sudut pandang kemanusiaan ([[agama]]) secara [[individu]] maupun pembenarannya sebagai bagian daripada [[makhluk sosial]].
 
Baris 203 ⟶ 211:
Perilaku menyimpang dan kejahatan yang terjadi di masyarakat merupakan salah satu bahasan dalam [[kriminologi]]. Perilaku menyimpang dan kejahatan sendiri dalam sudut pandang kriminologi dapat dijelaskan dengan beberapa teori misalnya dengan Containment Theory dari Walter C. Reckless, Social Bond dari Travis Hirschi, dan Labelling Theory.<ref>Mustofa,Muhammad.2007.''Kriminologi''.Depok: FISIP UI Press.</ref>
 
=== Kenakalan remaja ===
[[Kenakalan remaja]] adalah suatu perbuatan yang melanggar [[norma]], dan [[aturan]] dalam ruang lingkup masyarakat yang dilakukan pada usia [[remaja]] atau transisi masa [[anak-anak]] ke [[dewasa]].
 
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.<ref name="Kenakalan Remaja">[http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/ Kenakalan Remaja] /belajarpsikologi.com</ref>
 
=== Psikologi lingkungan (perilaku) ===
[[Psikologi lingkungan]] adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari [[Perilaku manusia|perilaku]] [[manusia]] berdasarkan pengaruh dari [[lingkungan]] tempat tinggalnya, baik lingkungan [[sosial]], lingkungan binaan ataupun lingkungan [[alam]]. Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai [[Budaya|kebudayaan]] dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi [[sikap]] dan [[Budi|mental]] manusia.
 
Baris 228 ⟶ 236:
Sikap-sikap tersebut dapat berubah sesuai perkembangan individu maupun lingkungan.
 
=== Pendidikan karakter atau moral ===
Penguatan pendidikan moral atau pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita.
 
Baris 263 ⟶ 271:
* Traits (sifat); respons yang senada (sama) terhadap kelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.
* Type-Attribute (ciri): mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimulasi yang lebih terbatas.
 
== Ekstraversi dan Introversi ==
Di dalam psikologi, terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh motivasi yang mendasarinya untuk berperilaku.<ref name="A"/> Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan oleh [[Carl Jung]] (1920), dalam bukunya berjudul ''Psychologische Typen''.<ref name="A"/> Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial.<ref name="A"/> Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.<ref name="A"/> Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri.<ref name="A"/> Introver, biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri.<ref name="A"/> Di antara kecenderungan ekstrem introversi dan ekstroversi, terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan introver.<ref name="A"/> Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan ekstrover, Carl Jung menganggap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya ekstrover atau introver.<ref name="A">{{en}}Castro JB. 2013. [http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 The Science of What Makes an Introvert and an Extrovert]. IO9. Diakses 17 Juni 2014.</ref>
 
Introver dan ekstrover adalah salah satu bentuk dari stereotip kepribadian yang mudah berkembang menjadi stigmatisasi.<ref>{{Cite web|last=Safira|first=Almira Rahma|date=2019-09-28|title=Personality Stereotype: Seberapa Penting Penggolongan Introver dan Ekstrover?|url=https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|website=Pijar Psikologi|access-date=2021-03-19|archive-date=2020-10-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20201023074704/https://pijarpsikologi.org/personality-stereotype-seberapa-penting-penggolongan-introver-dan-ekstrover/|dead-url=yes}}</ref>
 
== Kritik ==