Maria Magdalena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Oursana (bicara | kontrib)
Dalam seni rupa Dunia Barat: -+María Magdalena leyendo, por Piero di Cosimo.jpg
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 142:
[[Kekristenan Barat|Umat Kristen Barat]] mengenal Maria Magdalena sebagai seorang pelacur atau perempuan jalang yang bertobat sekalipun tidak didukung injil-injil kanonik, yang sama sekali tidak memuat pernyataan yang menyiratkan bahwa ia pernah melacurkan diri maupun pernah menjalani hidup yang penuh dosa.{{sfn|Doyle}}{{sfn|Ehrman|2006|pages=189–190}} Anggapan keliru ini agaknya muncul akibat pencampuradukan jati diri Maria Magdalena, [[Maria dari Betania]] (yang [[Yesus diurapi|mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi]] dalam {{Alkitab|Yohanes 11:1–12}}), dan "perempuan berdosa" tanpa nama yang mengurapi kaki Yesus dalam {{Alkitab|Lukas 7:36–50}}.{{sfn|Doyle}}{{sfn|Morrow}} Seawal-awalnya pada abad ke-3, Bapa Gereja yang bernama [[Tertulianus]] (''[[circa|ca.]]'' 160 – 225) menyebut-menyebut tentang sentuhan seorang "perempuan mantan pendosa" dalam rangka membuktikan bahwa Yesus yang sudah bangkit itu "bukanlah hantu, melainkan sungguh-sungguh insan berjasmani."{{sfn|Schaberg|2004|page=85}} Keterangan Tertulianus ini mungkin merupakan indikasi bahwa jati diri Maria Magdalena kala itu sudah dicampuradukkan dengan "perempuan berdosa" yang disebut-sebut dalam {{Alkitab|Lukas 7:36–50}}, kendati Tertulianus tidak pernah menyebutkan bahwa perempuan yang ia maksud adalah Maria Magdalena.{{sfn|Schaberg|2004|page=85}} Sebuah teks khotbah yang dinisbahkan kepada [[Hippolitus dari Roma|Hipolitus dari Roma]] (''ca.'' 170 – 235) menyebutkan bahwa Maria dari Betania bersama saudarinya yang bernama [[Marta]] pergi mencari Yesus di taman sebagaimana yang dilakukan Maria Magdalena dalam {{Alkitab|Yohanes 20}}. Keterangan ini menunjukkan adanya pencampuradukan jati diri Maria dari Betania dengan Maria Magdalena.{{sfn|Schaberg|2004|pages=85–86}} Isi khotbah menggambarkan perempuan berjati diri campur aduk ini sebagai "[[Hawa]] kedua" yang menawar ketidaktaatan Hawa pertama dengan ketaatannya.{{sfn|Schaberg|2004|page=86}}{{sfn|Haskins|2005|page=90}} Khotbah ini juga terang-terangan menyebut Maria Magdalena dan perempuan-perempuan lain sebagai "rasul".{{sfn|Ehrman|2006|page=253}}{{sfn|Bock|2004|pages=143–144}} Keterangan pertama yang menegaskan bahwa Maria Magdalena adalah seorang pendosa yang bertobat berasal dari [[Efrem orang Siria|Efrem orang Suriah]] (''ca.'' 306 – 373).{{sfn|Hooper|2005|page=81}}{{sfn|Althaus-Reid|2009|page=86}} Salah satu faktor penyebab Maria Magdalena disebut-sebut sebagai mantan pendosa adalah citra buruk kampung halamannya, Magdala,{{sfn|Haskins|2005|page=15}} yang warganya dikabarkan asusila dan murahan.{{sfn|Haskins|2005|page=15}}
 
Dalam salah satu karya tulisnya, [[Gregorius dari Nisa]] (''ca.'' 330 – 395) menyebut Maria Magdalena sebagisebagai "saksi mata pertama peristiwa kebangkitan, sehingga ia dapat meluruskan kembali dengan imannya akan kebangkitan, apa yang dulu bengkok akibat pelanggarannya."{{sfn|Schaberg|2004|pages=86–87}} [[Ambrosius|Santo Ambrosius]] (''ca.'' 340 – 397) justru menolak pencampuradukan jati diri Maria Magdalena dengan Maria dari Betania dan perempuan pendosa lainnya,{{sfn|Maisch|1998|page=44}} bahkan berpendapat bahwa ada dua orang yang bernama Maria Magdalena,{{sfn|Maisch|1998|page=44}}{{sfn|Haskins|2005|page=93}} yakni Maria Magdalena yang mendapati kubur Yesus sudah kosong, dan Maria Magdalena lain yang berjumpa dengan Kristus pascakebangkitannya.{{sfn|Maisch|1998|page=44}} [[Agustinus dari Hippo|Santo Agustinus dari Hipo]] (354 – 430) tidak menafikan kemungkinan bahwa Maria dari Betania adalah orang yang sama dengan perempuan berdosa tanpa nama dalam Injil Lukas,{{sfn|Haskins|2005|pages=93–94}} tetapi ia tidak beranggapan bahwa Maria Magdalena adalah orang yang sama dengan salah satu maupun kedua-duanya.{{sfn|Haskins|2005|page=94}} Santo Agustinus malah memuji-muji Maria Magdalena sebagai perempuan yang "tidak diragukan lagi... jauh lebih membara dalam kasih dibanding perempuan-perempuan lain yang pernah melayani Tuhan".{{sfn|Haskins|2005|page=94}}
 
=== Awal Abad Pertengahan ===