Peristiwa Mudan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Edra Biru (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan visualeditor-wikitext
Edra Biru (bicara | kontrib)
k Warisan: Menambah/memperbaiki referensi
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 472:
 
== Warisan ==
"Meskipun sudah menjadi kebenaran di antara para pejabat Jepang dan para penulis kronik selanjutnya bahwa penduduk desa Mudan Suku Paiwan membunuh para pelaut itu, para penghuni Kuskus, yang hari ini dikenal sebagai Gaoshifo, adalah penyerangnya."<ref name=":1">{{Cite book|last=Barclay|first=Paul|year=2017|title=Outcasts of Empire: Japan's Rule on Taiwan's "Savage Border," 1874-1945|publisher=University of California Press|pages=Chapter 1: "From Wet Diplomacy to Scorched Earth: The Taiwan Expedition, Guardline, and the Wushe Rebellion" PAGE 52}}<cite class="citation book cs1" data-ve-ignore="true">Barclay, Paul (2017). </cite></ref> Judul "Peristiwa Mudan" tetap menjadi kesalahan penamaan karenanya.
 
Namun konsekuensi yang sangat nyata dari Peristiwa Mudan Incident adalah [[Invasi Jepang ke Taiwan (1874)|Ekspedisi Taiwan tahun 1874]]. Meskipun Kerajaan Ryukyu merupakan negara merdeka pada saat itu, pemerintah Jepang akhirnya menuntut pemerintah Qing bertanggung jawab untuk tindakan Suku Paiwan, yang tidak diindahkan oleh pemerintah Qing, atas dasar bahwa "peradaban belum meluas ke wilayah itu."<ref name=":3">{{Cite journal|last=Nishida|first=Masaru|date=November 24, 2005|title=Japan, the Ryukyus and the Taiwan Expedition of 1874: toward reconciliation after 130 years|journal=The Asia-Pacific Journal|volume=3}}</ref> Kerajaan Ryukyu sendiri tidak melobi para pejabat Jepang untuk mencampuri atas nama mereka untuk para korban kapal karam, dalam kenyataannya pengadilan Ryukyu mengirim hadiah untuk para pejabat Tionghoa di Fuzhou karena kembalinya kedua belas penyintas dengan selamat.<ref>{{Cite book|last=Barclay|first=Paul|year=2017|title=Outcasts of Empire: Japan's Rule on Taiwan's "Savage Border," 1874-1945|publisher=University of California Press|year=2017|pages=Chapter 1: "From Wet Diplomacy to Scorched Earth: The Taiwan Expedition, Guardline, and the Wushe Rebellion PAGE 54}}</ref> Menurut Profesor Matayoshi Seikiyo, peristiwa Mudan secara historis penting karena dua alasan: berakibat pada "putusan bahwa Kepulauan Ryukyu milik Jepang," dan "bertindak sebagai batu loncatan untuk okupasi dan kolonisasi Taiwan oleh Jepang."<ref name=":3" />
 
Para pejabat Jepang melancarkan invasi ke Taiwan pada tahun 1874 atas nama membalaskan dendam kematian 54 orang Ryukyu.<ref>{{Cite news|last=Lu|first=Ella|date=January 11, 2005|title=Taiwanese Natives break Mudan Incident silence|url=https://www.japantimes.co.jp/news/2005/01/11/national/taiwanese-natives-break-mudan-incident-silence/#.XtWAndNKhp8|work=The Japan Times|access-date=May 27, 2020}}</ref>