Dharmawangsa Teguh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 35:
Prasasti Pucangan mengisahkan kehancuran [[Kerajaan Medang]] yang dikenal dengan sebutan ''Mahapralaya'' atau “kematian besar”.
 
Dikisahkan Dharmawangsa menikahkan putrinya dengan seorang pangeran [[Bali]] yang baru berusia 16 tahun, bernama [[Airlangga]]. Di tengah keramaian pesta, tiba-tiba istana diserang pasukan '''Haji Wurawari''' dari '''Lwaram''' dengan bantuan laskar [[Sriwijaya]]. Istana Dharmawangsa yang terletak di kota '''Wwatan''' hangus terbakar. '''Dharmawangsa Teguh''' sendiri tewas dalam serangan tersebut, sedangkan [[Airlangga]] yang merupakan menantu sekaligus keponakannya lolos dari maut. Tiga tahun kemudian Airlangga membangun istana baru di Wwatan'''Watan Mas''' dan menjadi raja sebagai penerus takhta mertuanya.
 
Dari prasasti Pucangan diketahui adanya perpindahan ibu kota kerajaan. Prasasti Turyan menyebut ibu kota Kerajaan Medang terletak di Tamwlang, dan kemudian pindah ke Watugaluh menurut prasasti Anjukladang. Kedua kota tersebut terletak di daerah [[Jombang]] sekarang. Sementara itu kota Wwatan diperkirakan terletak di daerah [[Madiun]], sedangkan Wwatan Mas terletak di dekat [[Gunung Penanggungan]].