Bahasa Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k BAHASA PALEMBANG BUKAN BAHASA MELAYU ATAUPUN RUMPUN MELAYU. Tag: Pembatalan |
Tag: Pembatalan pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 2:
{{Bahasa
|name = {{pagename}}
|nativename =
|states= {{flag|Indonesia}}
|region= {{flag|Sumatra Selatan}}
* [[Kota Palembang|Palembang]]▼
|ethnicity= [[Suku Palembang|Palembang]]
|speakers=3,1 juta
|date=2000
|ref=e18
|familycolor=Austronesia
|fam1 = [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|fam2
|fam3= [[Rumpun bahasa
|fam4= [[Rumpun bahasa
|script= '''[[Zaman modern|Modern]]''':<br>
'''[[Arkais|Historis]]''':
|dia1=Palembang Lawas
|dia2=Palembang Pasar
Baris 32 ⟶ 30:
|glotto3=pale1268
|samples=
| map = {{Switcher|[[File:16.71.00 SumatraSelatan Palembang.svg|300px|Frameless]]|Tampilkan pulau Sumatra|[[File:Lokasi Sumatra Selatan Kota Palembang.svg|300px|frameless]]|Tampilkan Sumatra Selatan}}
| caption= Penuturan dominan bahasa Palembang
▲| coordinates = {{Coord|-2.991732|104.763473}}
| notice = IPA}}
[[File:Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang 1981.jpg|jmpl|250px|Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang terbitan 1981]]
'''Bahasa Palembang''' (
[[File:Pedoman Ejaan Bahasa Palembang 2007.jpg|jmpl|250px|Pedoman Ejaan Bahasa Palembang oleh Balai Bahasa Palembang terbitan 2007<ref>{{Cite book|last=Trisman|first=Bambang|url=|title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|date=2007|publisher=Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|editor-last1=Twilovita|editor-first1=Nursis|location=Palembang|trans-title=Palembang Spelling System Guidelines|oclc=697282757|url-status=live|lang=id}}</ref>]]
Penggunaan bahasa Palembang diakui secara resmi oleh pemerintah Provinsi Sumatra Selatan sebagai salah satu bahasa pribumi Sumatra Selatan yang wajib dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu upaya penggiatan sosialisasi dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yang didukung oleh [[Kementerian Agama Republik Indonesia]] mengadakan peluncuran [[Al-Qur'an]] (kitab suci [[Muslim|umat Islam]]) dengan terjemahan bahasa Palembang yang dirilis oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan<ref>{{cite web |url=https://www.idxchannel.com/foto-1/foto/alquran-dengan-terjemahan-bahasa-palembang |title=Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang |author=<!--Not stated--> |date=2022 |website=IDXchannel.com}}</ref> pada tahun [[2019]].<ref>{{cite web |url=https://m.antaranews.com/video/1207780/al-quran-terjemahan-bahasa-palembang-dan-sunda|title=Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda|author=<!--Not stated--> |date=2019}}</ref><ref>{{cite web |url=https://m.liputan6.com/regional/read/4152870/alquran-terjemahan-bahasa-palembang-hanya-dicetak-100-eksemplar?|title=Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar|language=id|author=<!--Not stated--> |date=2020|website=liputan6.com}}</ref><ref>{{cite web |url= https://sumeks.co/uin-raden-fatah-serahkan-alquran-terjemahan-bahasa-palembang-ke-sumeks-co/|title= UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co|author=<!--Not stated--> |date= 2022|website=sumeks.co|publisher=Sumatera Ekspres}}</ref>
Bahasa Palembang [[
== Sejarah ==
Sebagaimana ragam Melayik lainnya, bahasa Palembang merupakan keturunan dari bahasa Proto-Malayik yang diperkirakan berasal dari Kalimantan bagian barat. Menurut Adelaar (2004), perkembangan Melayu sebagai etnis tersendiri mungkin saja dipengaruhi oleh persentuhan dengan budaya India, setelah migrasi penutur Proto-Malayik ke Sumatra bagian selatan. [[Sriwijaya|Kerajaan Sriwijaya]] yang berpusat di [[Palembang]] pada abad ke-7 merupakan salah satu wujud terawal negara bangsa Melayu, jika bukan yang pertama.<ref>Adelaar, K.A., "Where does Malay come from? Twenty years of discussions about homeland, migrations and classifications". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 160 (2004), No. 1, hlmn. 1-30</ref> [[Prasasti Kedukan Bukit]] yang ditemukan di Palembang merupakan bukti tertulis pertama dari rumpun bahasa Malayik yang dipertuturkan di daerah tersebut. Meski begitu, ahli bahasa masih memperdebatkan apakah benar ragam bahasa yang digunakan di prasasti tersebut merupakan leluhur langsung dari bahasa-bahasa Melayu (termasuk Palembang) modern.{{sfn|Adelaar|1992|pp=5-6}}
Selain dari prasasti-prasasti kuno, sangat sedikit sumber tertulis lainnya yang bisa jadi acuan untuk perkembangan bahasa Palembang. Satu sumber tertulis adalah Kitab Undang-Undang [[Simbur Cahaya]], yang penyusunannya dianggap dilakukan oleh [[Ratu Sinuhun]], istri dari penguasa Palembang Pangeran Sido ing Kenayan pada sekitar abad ke-17. Kitab ini ditulis dalam [[bahasa Melayu Klasik]] dengan sedikit pengaruh [[bahasa Jawa]], mengingat keluarga bangsawan Palembang berasal dari Jawa.{{sfn|Hanifah|1999|pp=1-38}} Pengaruh Jawa di Palembang dimulai setidaknya sejak abad ke-14.
William Marsden mencatat dua ragam bahasa berbeda yang digunakan di Palembang pada abad ke-18. Bahasa di keraton adalah dialek Jawa halus dengan campuran kosakata asing, sementara bahasa sehari-hari penduduk Palembang adalah dialek Melayu, dengan ciri utama pengucapan vokal 'a' yang diganti menjadi 'o' di posisi akhir kata.{{sfn|Marsden|1811|p=562}}
== Fonologi ==
Baris 154:
Sebagai hasil realisasi upaya pemerintah Sumatra Selatan sejak tahun [[2002]] dalam pelestarian bahasa Palembang, pada tahun [[2021]] ''Palembang Jegho'' ({{aka}} ''Palembang Alus'') secara resmi masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang.<ref>{{cite web |url= https://psikologi.radenfatah.ac.id/berita/detail/alhamdulillah-bahasa-palembang-jegho-alus-masuk-muatan-lokal-pada-sekolah-dasar-di-kota-palembang|title=Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang |author=<!--Not stated--> |date= 2021|publisher= Pustipd UIN Raden Fatah}}</ref>
== Klasifikasi ==
Bahasa Palembang merupakan bagian dari subkelompok Melayik dari rumpun bahasa Austronesia. Sebagian besar ragam-ragam Melayik di Sumatera bagian Selatan dapat dikategorikan menjadi dua kelompok utama, yaitu 1) kelompok [[bahasa Melayu Tengah|Melayu Tengah]] atau Melayu Barisan Selatan (<nowiki>[pse]</nowiki>) dan 2) Musi (<nowiki>[mui]</nowiki>), yang juga mencakup kluster Palembang (dulunya dilabeli <nowiki>[plm]</nowiki> sebelum digabung dengan <nowiki>[mui]</nowiki> pada tahun 2007) beserta ragam-ragam dataran rendah lainnya.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=10–12}}
==Kata serapan==
Baris 162 ⟶ 165:
Berikut ini merupakan beberapa contoh ungkapan kalimat dalam bahasa Palembang:
====Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri<ref>{{cite web |url=https://daerah.sindonews.com/read/43903/720/sebelas-ucapan-selamat-lebaran-dalam-bahasa-palembang-1590242754?showpage=all&_gl=1*eaco1d*_ga*cnF2dnBuMU1rUy1CbXJRb29qVG9BMmVGcU4zYl9sSUpyS0R3cERkQkF6N0VyVlRjeDh4MlV4RXZiY1I0QW1acg..|title=Sebelas Ucapan Selamat Lebaran dalam Bahasa Palembang|author=<!--Not stated--> |date=2020|website=SINDOnews.com |publisher=MNC Portal}}</ref>====
#''{{lang|plm|Maso tangan dak pacak salaman, mato dak biso saling jingok, mangko
#''{{lang|plm|Dak sengajo tubu galak panesan, ado bae nan galak nyaketke ati. Sering nian tubu galak nyingung persaaan nan sering kito panesanke.
#''{{lang|plm|Mato galak salah jingok, molot galak salah berucap, ati galak salah sangko, dengen niat nan tolos
{| class="wikitable"
! Palembang (Sari-Sari) !! Bahasa Indonesia !! Bahasa Melayu !! [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]]
|-
| '''{{lang|mui|Deklarasi Universal Pasal Hak Asasinyo Wong}}''' || '''{{lang|id|Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia}}''' || '''{{lang|zsm|Perisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat}}''' || '''{{lang|min|Deklarasi Sadunia Hak-Hak Asasi Manusia}}'''
|-
|'''Pasal 1'''||'''Pasal 1'''||'''Perkara 1'''||'''Pasal 1'''
|-
|{{lang|mui|Wong tu dilaherke merdeka galo, jugo samo-samo ado martabat dengen hak galo. Wong-wong beroleh karunia akal dengen nurani, dan mestinyo besuo samo yang laen dengen caro wong bedulur.}} || {{lang|id|Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan}} || {{lang|zsm|Semua manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka mempunyai pemikiran dan hati nurani dan hendaklah bergaul antara satu sama lain dengan semangat persaudaraan.}} || {{lang|min|Sadonyo manusia dilahiakan mardeka dan punyo martabat sarato hak-hak nan samo. Mareka dikaruniai aka jo hati nurani, supayo satu samo lain bagaul sarupo urang badunsanak.}}
|}
==Referensi==
Baris 185 ⟶ 198:
{{sisterlinks}}
* {{id}} [https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Palembang Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra (Bahasa Palembang)]
{{Bahasa daerah di Indonesia}}
|