Katamso Darmokusumo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|image = Katamso Darmokusumo 1966 Indonesia stamp.jpg
|caption = Perangko Katamso Darmokusumo keluaran tahun 1966
|birth_date = {{birth date|1923|2|5}}
|birth_place = [[Sragen]], [[Jawa Tengah]]
Baris 19:
|unit = [[Infanteri]]
|religion = [[Islam]]
|office = Komando resort militer 072|Komandan Korem 072/Pamungkas
|order = ke-1
|term_start =
|term_end =
|predecessor = ''tidak ada, jabatan baru''
|successor = Kolonel Arh [[Soetoyo NK]]
|awards = [[Berkas:Star.svg|10px]] [[Pahlawan Revolusi]] - [[Anumerta|KPLB Anumerta]]
|footnotes = <small>Pangkat terakhirnya adalah [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf.]], tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi [[Brigadir Jenderal|Brigjen.]] [[TNI]] ([[Anumerta]]).</small>
Baris 42 ⟶ 36:
 
Brigadir Jenderal TNI Katamso Darmokusumo tertangkap dengan jelas akan aksi pemberontakan dan penculikan G 30 S/ PKI tidak hanya berjalan di Jakarta. PKI juga membidik para perwira di daerah termasuk di wilayah Kodam VII/Diponegoro. PKI dengan menghasud beberapa anggota TNI di Yogyakarta, mereka berhasil menguasai RRI Yogyakarta. Atas insiden tersebut, Markas Korem 072 dibawah Komando Brigjen Katamso mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi. Brigjen Katamso termasuk perwira yang sangat tidak menyetujui keberadaan PKI, maka beliau juga termasuk salah satu perwira yang menjadi sasaran dari penculikan PKI.
[[Berkas:Grave of Katamso Darmo Koesoemo.JPG|jmpl|Makam Katamso Darmokusumo di TMP Kusuma Negara, Yogyakarta]]
 
PKI melancarkan penculikan terhadap komandan Korem 072/Pamungkas dan Kepala Staf Korem Letnan Kolonel Sugiono pada tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Katamso dan Sugiono dibawa ke daerah Kentungan, dan sesampainya ditempat, mereka dipukul pakai kunci mortir hingga tewas. PKI telah mempersiapkan segala sesuatunya di daerah tersebut. Lubang telah disiapkan khusus untuk menyembunyikan jasad kedua perwira tersebut yang memang sudah menjadi target pembunuhan. Jenazah keduanya baru diketemukan pada 21 Oktober 1965 dalam keadaan rusak setelah dilakukan pencarian secara besar-besaran semenjak peristiwa hilangnya mereka berdua. Kemudian pada tanggal 22 Oktober 1965 jenazah mereka berdua dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta. Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo menjelaskan, atas jasa dan perjuangan beliau, pemerintah menganugerahkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan SK Presiden RI No. 118/KOTI/ tahun 1965 yang tertanggal 19 Oktober 1965.
Baris 56 ⟶ 51:
* Komandan Resort Militer Korem 072, Komando Daerah Militer (Kodam) VII Diponegoro di Yogyakarta.
 
==Penghargaan Tanda Jasa ==
=== Pahlawan Revolusi dan Kenaikan Pangkat Luar Biasa ===
Untuk menghargai jasa-jasanya, Tendean dianugerahi gelar [[Pahlawan Revolusi Indonesia]] pada tanggal 5 Oktober 1965 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 111/KOTI/Tahun 1965. Pasca kematiannya, ia secara [[anumerta]] dipromosikan menjadi [[Brigadir Jenderal]].
 
=== Tanda Jasa ===
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
Baris 101 ⟶ 92:
|}
 
== GaleriReferensi ==
{{reflist}}
<gallery>
Berkas:Grave of Katamso Darmo Koesoemo.JPG|Makam Katamso Darmokusumo
Katamso Darmokusumo 1966 Indonesia stamp.jpg|Perangko Katamso Darmokusumo keluaran tahun 1966
</gallery>
 
<!-- '''Brigjen Anumerta Katamso Darmokusumo''' yang lahir pada hari Senin, 5
Februari 1923 adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang
terbunuh dalam peristiwa G.30S/PKI, namun ia tidak mengalaminya bersama
para jenderal lainnya di Jakarta, melainkan di Jogjakarta, sekalipun
dalam hari dan peristiwa yang sama. Beliau meninggal pada 22 Oktober
1965.
 
Selama masa mudanya, Katamso Darmokusumo menamatkan pendidikan di
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Setelah itu, beliau melanjutkan
pendidikan tentara Peta di Bogor,Jawa Barat
 
Setelah kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, beliau mengikuti TKR yang
perlahan lahan berubah menjadi TNI. Selama masa agresi militer belanda,
pasukan yang dipimpinnya sering bertempur untuk mengusir Belanda dari
Indonesia. Sesudah pengakuan Kedaulatan, beliau diserahi tugas untuk
menumpas pemberontakan Batalyon 426 di Jawa Tengah.
 
Pada tahun 1958 Ketika beliau menjabat sebagai Komandan Batalyon “A”
Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani,
terjadilah peristiwa pemberontakan PRRI/Permesta.
 
Pada tahun 1963, beliau menjabat sebagai Komandan Korem 072 Kodam
VII/Diponegoro yang berkedudukan di Yogkakarta. Untuk menghadapi
kegiatan PKI di daerah Solo, beliau aktif membina mahasiswa. Mahasiswa
mahasiswa itu diberi pelatihan militer.
 
Pada tanggal 1 Oktober 1965 di Yogyakarta, disaat terjadi upaya kudeta
oleh Partai Komunis Indonesia dengan penculikan para jenderal di
Jakarta, G.30 S/PKI pun berhasil menguasai RRI Jogjakarta, Markas Korem
072 dan mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi.
 
Pada sore harinya mereka menculik Komandan Korem 072, Kolonel Katamso dan Kepala Staf Korem Letnan Kolonel Sugiono
dan membawanya ke daerah Kentungan. Kedua perwira tersebut dipukul
dengan kunci mortar dan tubuhnya dimasukan dalam sebuah lubang yang
sudah disiapkan. Kedua jenazah baru ditemukan pada tanggal 21 Oktober
1965 dalam keadaan rusak, setelah dilakukan pencarian secara
besar-besaran.
 
Dan pada tanggal 22 Oktober 1965 beliau dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Semaki Yogyakarta. Katamso Darmokusumo diangkat menjadi
Pahlawan Revolusi pada 19 Oktober 1965 atas Keppres No. 118/KOTI/1965.
 
'''Pendidikan:'''
Sekolah Menengah Pendidikan Militer: Pembela Tanah Air (PETA), Bogor
 
'''Karier:'''
Shodanco Peta di Solo
Komandan Kompi di klaten
Komandan Kompi Batalyon 28 Divisi IV
Komandan Batalyon "A" Komando Operasi 17 Agustus
Kepala Staff Resimen Team Pertempuran (RTP) II Diponegoro
Kepala Staff Resimen Riau Daratan Kodam III/17 Agustus
Komando Pendidikan dan Latihan (Koplat) merangkap Komandan Pusat
Pendidikan Infanteri (Pusdikif) di Bandung
Komandan Resort Militer korem 072, Komando Daerah Militer (Kodam) VII Diponegoro di Yogyakarta.
 
'''Penghargaan:'''
Gelar Pahlawan Revolusi (SK Presiden RI No. 118/KOTI/Tahun 1965, tanggal 19 Oktober 1965) -->
 
{{Pahlawan Revolusi}}