Sin Po: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 59:
Harian ini terkenal dengan sikapnya yang mendukung nasionalisme Tiongkok dan perjuangan bumi putra.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/sejarah-sin-po-koran-tionghoa-yang-menyuarakan-indonesia-merdeka-c8Vq|title=Sejarah Sin Po, Koran Tionghoa yang Menyuarakan Indonesia Merdeka|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-01-21}}</ref> Sin Po merupakan harian pertama yang memuat teks lagu kebangsaan Indonesia, ''[[Indonesia Raya]]'', dan turut mempelopori penggunaan nama "Indonesia" untuk menggantikan "Hindia Belanda" sejak [[Sumpah Pemuda]] pada [[28 Oktober]] [[1928]].<ref>[http://indonesiamedia.com/2002/december/tokoh-1202.htm "Bung Karno dan Etnis Tionghoa"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100127182426/http://www.indonesiamedia.com/2002/december/tokoh-1202.htm |date=2010-01-27 }}, diakses 15 Februari 2006</ref> ''Sin Po'' berhenti terbit saat [[Jepang]] menduduki Indonesia pada tahun [[1942]], namun kembali terbit pada tahun [[1946]]. Pada tahun [[1962]] harian ini berganti nama menjadi ''Warta Bhakti'' sebelum akhirnya dibredel pemerintah pada tahun [[1965]] setelah kejadian [[Gerakan 30 September]].<ref>{{Cite web|url=https://nasional.kompas.com/read/2020/01/19/10001171/koran-sin-po-pelopor-istilah-indonesia-yang-hilang-dari-catatan-sejarah|title=Koran Sin Po, Pelopor Istilah "Indonesia" yang Hilang dari Catatan Sejarah... Halaman all|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2020-01-21}}</ref>
 
Sin Po edisi bahasa Indonesia, tempat [[Tan Tek Ho]] bekerja setelah mendapat pendidikan di Kay Lam Hak Tong dan kembali ke Jawa. Kemudian Tankemudian menerbitkan majalahSin Po sebagai tanggapan atas perkembangan Gerakan Nasionalisme dan Modernisasi Tiongkok sendiri. Surat kabar yang terbit di Jakarta ini, mula-mula dipimpin oleh [[Lauw Giok Lan]], yang menjadi pemimpin redaksi. Pada waktu yang sama ia juga memimpin surat kabar Perniagaan. Sejak tahun 1925 sampai tahun 1947, pemimpin redaksi Sin Po dijabat oleh [[Kwee Kek Beng]], wartawan terkemuka yang meninggal di Jakarta pada bulan Mei 1979. Sesudah diproklamasikan Republik Tiongkok pada tahun 1912, Sin Po menyuarakan nasionalisme Daratan Tiongkok. Selama 20 tahun surat kabar ini mencerminkan haluan politik sebagian masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda pada masa penjajahan Belanda. Surat kabar ini berpendirian bahwa masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda harus mempertahankan kewarganegaraan asalnya dan menolak ikut serta dalam percaturan politik kolonial Belanda.
 
Sin Po merupakan surat kabar pertama yang, pada bulan November 1928, menyiarkan lagu [[Indonesia Raya]] gubahan [[Wage Rudolf Supratman]]. Ia adalah wartawan harian ini sejak tahun 1925. Mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku sejak bulan Oktober 1958, surat kabar ini mengubah namanya menjadi ''Pantjawarta'' dan kemudian ''Warta Bhakti''. Pada tahun 1964 di bawah pemimpin redaksi A. Karim D.P. (Daeng Patombong), surat kabar ini mengikuti sikap kelompok pers [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) yang menentang pers anti-PKI yang tergabung dalam Badan Pendukung Sukarnoisme (BPS). ''Warta Bhakti'' termasuk di antara sejumlah koran yang dilarang terbit sejak tanggal 1 Okober 1965 karena dinyatakan terlibat Gerakan 30 September (G-30-S) 1965.