Bahasa Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k top: SVG CoA, replaced: Lambang Kabupaten Subang.jpeg → Seal of Subang Regency.svg
Jatibarang (bicara | kontrib)
Sub-Dialek Bahasa Jawa Cirebon: Merevisi ketidak benaran hasil survei.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 1.246:
|}
 
== Sub-Dialek Bahasa Jawa Di Cirebon ==
 
Menurut Bapak Nurdin M. Noer Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon, Bahasa Cirebon memiliki setidaknya ada beberapa dialek, yakni Bahasa Cirebon{{fact}} atau yang dikenal Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh) atau Bahasa Jawa Separuh (Kosa Kata Jawa dan Sunda).
 
Untuk wilayah Gegesik (Cirebon Barat wilayah Utara) sebenarnya bahasa penduduk Gegesik menggunakan Bahasa Dermayon atau pengaruh dari [[Indramayu]] wangsa Kesultanan Demak pada 1526 Masehi. Sedangkan menurut Bapak Sugeng selaku penyurvei asal Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta pada tahun 2004.
 
Bahasa Dermayon adalah bahasa Induk dari Bahasa Jawa Cirebon.
Sejarahnya Bahasa Jawa masuk ke Cirebon pada pertengahan abad ke 16 Masehi terutama pada era kepemimpinan Sultan Trenggono, yang mana pada saat Prajurit Perang Kesultanan Demak paling banyak dari daerah Dermayon [[Indramayu]] di Migrasi ke [[Cirebon]], [[Karawang]], [[Banten]] dan [[Lampung]].
 
Sedangkan jika di lihat dari sejarah lewat catatan naskah Kuno yang disimpan di daerah [[Tukdana]], [[Indramayu]] yang sekarang di simpan di Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta.
Daerah [[Indramayu]] adalah wilayah dari [[Kerajaan Majapahit]] yang sekaligus berpenduduk Jawa, tapi tidak meliputi Cirebon. Pada wangsa [[Sunan Gunung Jati]] daerah [[Cirebon]] masih berpenduduk Sunda dan oleh sebab itu masuknya Demak ke [[Cirebon]] atas dasar Politik Sultan Trenggono yang bertujuan menduduki wilayah-wilayah Kadhipaten yang ada di daerah Pasundan [[Jawa Barat]] wangsa Kesultanan Demak.
Jadi tidak bisa dikatakan dengan mudah karena catatan sejarah yang lurus dari pada pembuatan sejarah yang imajinatif (Karangan).
 
Bahasa Cirebon belum bisa diakui sebagai bahasa Induk, dikarenakan bahasa Jawa Cirebon bukan akar dari setiap daerah seperti [[Majalengka]], [[Kuningan]], [[Subang]], [[Brebes]], [[Indramayu]] dan [[Karawang]].
 
bahasa Cirebon yang dituturkan di Kota Cirebon memiliki beberapa dialek, diantaranya Bahasa Jawa Dermayon dialek Arjawinangun dan Dialek Plered. Bahasa Cirebon dialek Campuran.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Diniyah|first=Dini Zahrotud|year=2016|title=VISUALISASI SPASIAL BAHASA DAN DIALEK DI KOTA CIREBON JAWA BARAT|url=http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/viewFile/854/827|journal=Jurnal Bumi Indonesia|volume=5|issue=4|pages=|doi=}}</ref> Peneliti
 
 
Menurut Bapak Nurdin M. Noer Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon, Bahasa Cirebon memiliki setidaknya ada beberapa dialek, yakni Bahasa Cirebon atau yang dikenal Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh) atau Bahasa Jawa Separuh, Bahasa Cirebon dialek Plered dan dialek Gegesik (Cirebon Barat wilayah Utara){{fact}}. Sedangkan menurut Dini Zahrotud Diniyah, bahasa Cirebon yang dituturkan di Kota Cirebon memiliki beberapa dialek, diantaranya Bahasa Cirebon dialek Arjawinangun, Bahasa Cirebon dialek Campuran, dan Bahasa Cirebon dialek Kuningan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Diniyah|first=Dini Zahrotud|year=2016|title=VISUALISASI SPASIAL BAHASA DAN DIALEK DI KOTA CIREBON JAWA BARAT|url=http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/viewFile/854/827|journal=Jurnal Bumi Indonesia|volume=5|issue=4|pages=|doi=}}</ref> Sebesar 59% masyarakat Kota Cirebon menggunakan Bahasa Cirebon dialek Arjawinangun, sebanyak 16% menggunakan Bahasa Cirebon dialek Campuran, sebanyak 6% menggunakan Bahasa Cirebon dialek Kuningan. Dari 47 penutur bahasa Cirebon, 32 diantaranya adalah pengguna dialek Arjawinangun. Selebihnya sebanyak 15 orang adalah penutur Bahasa Dermayon, Campuran dan Kuningan.
 
=== Bahasa Cirebon dialek Jawareh (Jawa Sawareh) ===
 
Dialek Jawareh atau disebut juga sebagai Jawa Sawareh (separuh) merupakan dialek dari Bahasa Cirebon{{fact}} yang berada disekitar perbatasan Kabupaten Cirebon dengan Brebes. Contohnya bagian utara yakni di Kecamatan Losari bagian utara dan Gebang bagian utara, merupakan gabungan dari separuh Bahasa Jawa Cirebon dan separuh bahasa Jawa Tegal. Sedangkan sekitar Perbatasan dengan Kabupaten Brebes bagian selatan seperti di Kecamatan Losari bagian selatan dan Kecamatan Ciledug, dan sekitar perbatasan Majalengka dan Kuningan merupakan gabungan dari Bahasa Jawa Cirebon dengan Bahasa Sunda. Dialek Jawareh .<ref name=nieza>Nieza. "Jalan-Jalan Ke Cirebon Sega Jamblang Sampai Batik Trusmian": PT Gramedia Pustaka Utama</ref>
 
=== Bahasa Cirebon dialek Arjawinagun ===
Baris 1.258 ⟶ 1.273:
Dialek Arjawinangun merupakan dialek yang dituturkan oleh masyarakat Cirebon di daerah sekitar Desa Arjawinangun, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Dialek ini cenderung masih asli dan tidak terpengaruh bahasa lain meskipun tidak bisa dikategorikan sebagai bahasa Cirebon yang baku. Dialek ini juga merupakan dialek yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Kota Cirebon.<ref name=":0" />
 
=== Bahasa Jawa Cirebon dialek Plered, Panguragan dan Cirebon Lor (Cirebon Barat dan Utara) ===
 
Dialek Plered dan Lor merupakan dialek Bahasa Cirebon yang digunakan di wilayah sebelah barat dan utara [[Kabupaten Cirebon]], serta [[Krangkeng, Indramayu]]. Dialek ini dikenal dengan cirinya yaitu penggunaan huruf "o" yang kental, misalkan pada Bahasa Cirebon standar menggunakan kata "Sira", dialek Kabupaten Cirebon bagian Barat dan Utara ([[Kapetakan, Cirebon|Kapetakan]],[[Suranenggala, Cirebon|Suranenggala]]) dan [[Krangkeng, Indramayu]] ini menggunakan kata "Siro" untuk mengartikan "Kamu", kata "Apa" menjadi "Apo", Ora menjadi "Oro", Gawa (membawa) menjadi "Gawo", Sapa menjadi "Sapo", dan Jendela menjadi "Jendelo". Penutur dialek yang menempati kawasan barat dan Utara [[Kabupaten Cirebon]] ini lebih mengekspresikan dirinya dengan sebutan '''''"Wong Cirebon"''''', berbeda dengan Penduduk Kota Cirebon yang menggunakan Bahasa Cirebon standar (Sira) yang menyebut diri mereka sebagai '''''"Tiang Grage"''''', walaupun antara "Wong Cirebon" dan "Tiang Grage" memiliki arti yang sama, yaitu "Orang Cirebon"<ref name=nieza />
 
==== Parikan Cirebon dialek Plered (Pantun Cirebon) ====
Baris 1.321 ⟶ 1.336:
Dialek Gegesik merupakan dialek yang digunakan di wilayah Cirebon Barat wilayah Utara disekitar Kecamatan Gegesik, Bahasa Cirebon dialek Gegesik sering digunakan dalam bahasa pengantar Pewayangan oleh Dalang dari Cirebon dan kemungkinan dialek ini lebih halus ketimbang dialeknya "wong cirebon" sendiri.<ref>Noer, Nurdin M. "Wayang Kulit Di Mata Matthew Isaac Cohen": Pikiran Rakyat</ref>
 
=== Perbandingan Dialek Bahasa Cirebon ===
 
{| class="wikitable sortable"
|-
! Bahasa Cirebon Baku
!Dialek Arjawinangun!! Dialek Indramayu !! Dialek Plered !!Dialek Gegesik!!Dialek Pekaleran*!!Indonesia
|-
|Ana (Bagongan)
|Ana||Ana||Ano||Ana||Ana||Ada
|-
|Apa (Bagongan)
|Apa||Apa||Apo||Apa||Apa||Apa
|-
|Bapak (Bagongan)
|Bapa/Mama||Bapak||Mama||Bapa / Mama||Bapak ||Bapak
|-
|Bli (Bagongan)
|Bli|| Ora |Bli||Bli / Oro||Bli/ora||Tidak
|Tidak
|-
|Dulang (Bagongan)
|Dulang||Dulang||Dulang||Muluk||Suap||Suap (Makan)
|-
|Elok (Bagongan)
|Lok|| Sokat|| Lok||Sok||Ilok ||Pernah
|-
|Isun (Bagongan)
|Isun/Kita||Reang||Isun/Kito||Isun / Kita||Nyong / Kita||Saya
|-
|Kula (Bebasan)
|Kula||Kula||Kulo||Kula||Kula||Saya
|-
|Lagi apa? (Bagongan)
|Lagi apa?||Lagi apa?||Lagi apo?||Lagi Apa||Lagi Apa||Sedang apa?
|-
|Laka (Bagongan)
|Laka/Langka||Laka||Langko||Laka||Laka / langka ||Tidak ada
|-
|Mamang (Bagongan)
|Mamang||Mamang||Mang|| Mang ||Mamang ||Paman
|-
|Salah (Bagongan)
|Salah||Salah||Salo|| Salah||Salah ||Salah
|-
|Sewang (Bagongan)
|Sewong||Sewong||Sewong||-||Sewang / Ewang ||Seorang (Masing-masing)
|-
|Sokiki (Bagongan)
|Kiki/Sokiki
| -
|Kiki/Sokiki
|Mengke
| -
|Besok
|}
 
* Dialek Pekaleran digunakan di wilayah Kabupaten Majalengka wilayah Utara, oleh karenanya disebut Pekaleran (Sebelah Utara), wilayah utama penggunanya ada di Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, sementara wilayah sekitarnya seperti Kecamatan Leuwimunding, Palasah, Jatiwangi, Dawuan, Kasokandel, Sukahaji dan Sindang merupakan wilayah percampuran antara Bahasa Sunda dialek Majalengka dengan Bahasa Cirebon dan Banyumasan yang dikenal dengan Bahasa Jawareh (Jawa Sewareh) atau Jawa Setengah.{{fact}}