Harmoko: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Karier jurnalistik: Paper = koran
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 69:
Setelah lulus dari Sekolah Jurnalistik di [[Jakarta]], ia bekerja sebagai jurnalis dan kartunis di surat kabar ''Harian Merdeka'', hingga tahun 1962, ketika ia pindah bekerja untuk ''Berita Merdeka''. Pada tahun 1964, ia meninggalkan ''Berita Merdeka'', dan bekerja di ''Harian Angkatan Bersenjata''. Ia melanjutkan karir jurnalistiknya di Harian API pada tahun 1965, sebelum menjabat sebagai [[pemimpin redaksi]] majalah [[bahasa Jawa]], ''Merdiko''. Pada tahun berikutnya, ia menjadi kepala surat kabar ''Harian Mimbar Kita''.<ref>{{cite web | url = https://news.detik.com/berita/d-5631089/mengenang-sosok-harmoko-wartawan-menteri-penerangan-ketua-dewan | url-access = | title = Mengenang Sosok Harmoko: Wartawan, Menteri Penerangan, Ketua Dewan | last = Permana | first = Rakhmad Hidayatulloh | author = | author-link = | date = 4 July 2021 | website = news.detik.com | publisher = Detik News | language = id | type = Website | access-date = 12 November 2021 | url-status = live | archive-url = | archive-date = }}</ref>
 
Pada tahun 1970, ia bersama beberapa temannya mendirikan surat kabarnya sendiri, ''[[Pos Kota]]''. Koran tersebut dirancang sebagai sebuah surat kabar harian, dengan perspektif masyarakat, yaitu untuk melaporkan peristiwa yang dialami oleh "orang kecil". Usaha itu sangat berisiko, karena "orang kecil" (audiens target koran), memiliki sedikit [[daya beli]]. Namun, bisnis itu terbukti berhasil, dan Harmoko menghasilkan banyak uang dari kertaskoran itu. Isi ''Pos Kota'' membahas berbagai aspek kehidupan masyarakat di ibu kota [[Jakarta]], mulai dari [[politik]], [[sosial]], dan [[kriminal]]. Ciri khas lain dari ''Pos Kota'' adalah lampirannya, yang berisi gambar-gambar kehidupan kota yang disajikan dalam bentuk [[kartun]], yang menyampaikan kritik sosial Harmoko terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat.{{sfn|Gayatri| 2009| p = 167}} Ia juga bertanggung jawab atas pembuatan surat kabar ''Terbit''.{{sfn|Sekretariat Jenderal DPR RI|1999| p = 141}}
 
Keberhasilan makalahnyakorannya membuatnya menjadi figur di [[Media di Indonesia|pers Indonesia]]. Pada tahun 1970, ia terpilih sebagai Ketua Umum [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (PWI) cabang [[Jakarta]]. Ia menjabat sebagai ketua cabang dari tahun 1970 sampai 1972, ketika ia terpilih sebagai Ketua Umum PWI Pusat pada tahun 1973. Ia menjabat sebagai Ketua Umum PWI dari tahun 1973 sampai 1983, menjadi ketua terlama di PWI.{{sfn|Gayatri|2009| p = 167}}
 
== Karier politik ==