Pemanasan global: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jiaminglimjm (bicara | kontrib)
k perbaikan 1 referensi
Jiaminglimjm (bicara | kontrib)
k koma sebagai pecahan desimal, hapus pranala duplikat, penambahan pranala di bagian lihat juga
Baris 6:
'''Pemanasan global''' ({{lang-en|global warming}}) (juga disebut '''darurat iklim''' atau [[Krisis iklim|'''krisis iklim''']]<ref>{{cite web|last=Sindo|first=Koran|date=2019-08-14|title=Gas Rumah Kaca Capai Rekor Tertinggi|url=https://today.line.me/id/v2/article/Gas+Rumah+Kaca+Capai+Rekor+Tertinggi-MvprMw|website=today.line.me|archive-date=https://web.archive.org/web/20220413212038/https://today.line.me/id/v2/article/Gas+Rumah+Kaca+Capai+Rekor+Tertinggi-MvprMw|url-status=live|access-date=2022-04-14|}}</ref>) adalah suatu proses meningkatnya [[suhu]] rata-rata [[atmosfer]], [[laut]], dan [[daratan]] [[Bumi]].
 
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat {{ConvertNowrap|1,09| °C-change|F-change}} selama seratus tahun terakhir. [[Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim]] (IPCC) menyimpulkan bahwa "dengan ''tegas'' pengaruh manusia telah memanaskan atmosfer, laut dan tanah" dan "perubahan yang meluas dan cepat pada atmosfer, laut, [[kriosfer]] dan [[biosfer]] sedang terjadi".<ref name="IPCC2021">{{cite web|date=Oktober 2021|title=Summary for Policymakers|url=https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg1/downloads/report/IPCC_AR6_WGI_SPM_final.pdf|work=Climate Change 2021: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change|publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]]|trans-title=Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan|format=[[Portable Document Format|PDF]]|dead-url=no|accessdate=13-02-2022|language=en}}</ref> Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara [[G8]].
 
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat {{nowrap|1.,1 hingga 6.,4&nbsp;°C}} {{nowrap|(2.0 hingga 11.5&nbsp;°F)}} antara tahun [[1990]] dan [[2100]].<ref name="grida7">{{cite web | url=http://www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf | format=[[Portable Document Format|PDF]] | title=Summary for Policymakers | work=Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change | accessdate=02-02-2007 | date=05-02-2007 | publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] | archiveurl=https://web.archive.org/web/20070203164304/http://www.ipcc.ch/SPM2feb07.pdf | archivedate=2007-02-03 | dead-url=no }}</ref> Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]] pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi [[gas rumah kaca]] telah stabil.<ref name="grida7" /> Ini mencerminkan besarnya [[kapasitas kalor]] lautan.
 
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,<ref>[http://www.foxnews.com/story/0,2933,295272,00.html NASA: Global Warming to Cause More Severe Tornadoes, Storms], Fox News, August 31, 2007.</ref> serta perubahan jumlah dan pola [[presipitasi]]. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil [[pertanian]], hilangnya [[gletser]], dan [[punah]]<nowiki/>nya berbagai jenis [[hewan]].
Baris 17:
 
=== Efek rumah kaca ===
{{Utama|Efek rumah kaca}}
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari [[matahari]]. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk [[cahaya tampak]]. Ketika energi ini tiba permukaan [[Bumi]], ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan [[Bumi]]. [[Permukaan Bumi]], akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi [[infra merah]] gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di [[atmosfer]] [[Bumi]] akibat menumpuknya jumlah [[gas rumah kaca]] antara lain [[uap air]], [[karbon dioksida]], [[sulfur dioksida]] dan [[metana]] yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali [[radiasi]] gelombang yang dipancarkan [[Bumi]] dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di [[permukaan Bumi]]. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan [[suhu]] rata-rata tahunan [[bumi]] terus meningkat.
 
Baris 50 ⟶ 51:
[[Stasiun cuaca]] pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga pengukuran suhu akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang tepercaya (terletak jauh dari [[perkotaan]]), serta dari [[satelit]]. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya [[Permukaan bumi|permukaan Bumi]] benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi yang paling panas.
 
Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, ''[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] (IPCC)'' menyimpulkan bahwa suhu udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas manusia yang menambah [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]] ke [[atmosfer]]. [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] memprediksi peningkatan suhu rata-rata global akan meningkat {{nowrap|1.,1 hingga 6.,4&nbsp;°C}} {{nowrap|(2.0 hingga 11.5&nbsp;°F)}} antara tahun 1990 dan 2100.
 
[[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] panel juga memperingatkan, bahwa meskipun konsentrasi gas di [[atmosfer]] tidak bertambah lagi sejak tahun [[2100]], iklim tetap terus menghangat selama periode tertentu akibat emisi yang telah dilepaskan sebelumnya. [[Karbon dioksida]] akan tetap berada di [[atmosfer]] selama seratus tahun atau lebih sebelum alam mampu menyerapnya kembali.<ref>{{Cite web |url=http://www.ipcc.ch/ipccreports/ar4-syr.htm |title=Salinan arsip |access-date=2009-06-05 |archive-date=2008-12-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20081217013301/http://www.ipcc.ch/ipccreports/ar4-syr.htm |dead-url=yes }}</ref>
Baris 64 ⟶ 65:
Para [[ilmuwan]] telah mempelajari pemanasan global berdasarkan model-model computer berdasarkan prinsip-prinsip dasar [[dinamika fluida]], [[transfer]] [[radiasi]], dan proses-proses lainya, dengan beberapa penyederhanaan disebabkan keterbatasan kemampuan komputer. Model-model ini memprediksikan bahwa penambahan [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]] berefek pada iklim yang lebih hangat.<ref>{{cite web |url=http://books.google.com/books?id=sx6DFr8rbpIC&dq=robert+lanza&printsec=frontcover&source=web&ots=S7MXYzoDqR&sig=jfUo33FtVZ3PSUS2fcc_EtawEnQ |last = Hansen |first = James |title = Climatic Change: Understanding Global Warming |work = One World: The Health & Survival of the Human Species in the 21st Century |accessdate=2007-08-18 | date = 2000 |publisher= Health Press}}</ref> Walaupun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap konsentrasi [[gas rumah kaca]] pada masa depan, [[sensitivitas iklim]]nya masih akan berada pada suatu rentang tertentu.
 
Dengan memasukkan unsur-unsur ketidakpastian terhadap konsentrasi gas rumah kaca dan pemodelan iklim, [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] memperkirakan pemanasan sekitar {{nowrap|1.,1&nbsp;°C hingga 6.,4&nbsp;°C}} {{nowrap|(2.0&nbsp;°F hingga 11.5&nbsp;°F)}} antara tahun 1990 dan 2100.<ref name="grida7" /> Model-model iklim juga digunakan untuk menyelidiki penyebab-penyebab perubahan iklim yang terjadi saat ini dengan membandingkan perubahan yang teramati dengan hasil prediksi model terhadap berbagai penyebab, baik alami maupun aktivitas manusia.
 
Model iklim saat ini menghasilkan kemiripan yang cukup baik dengan perubahan suhu global hasil pengamatan selama seratus tahun terakhir, tetapi tidak mensimulasi semua aspek dari [[iklim]].<ref>{{cite web |url=http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/007.htm |title=Summary for Policymakers |work=Climate Change 2001: The Scientific Basis. Contribution of Working Group I to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change |accessdate=28-04-2007 |date=<nowiki>20-01-2001]]</nowiki> |publisher=[[Intergovernmental Panel on Climate Change]] |archive-date=2016-06-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160617020742/http://www.grida.no/climate/ipcc_tar/wg1/007.htm |dead-url=yes }}</ref> Model-model ini tidak secara pasti menyatakan bahwa pemanasan yang terjadi antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses alami atau aktivitas manusia; akan tetapi; mereka menunjukkan bahwa pemanasan sejak tahun 1975 didominasi oleh emisi gas-gas yang dihasilkan manusia.
Baris 75 ⟶ 76:
 
== Dampak pemanasan global ==
Para [[ilmuwan]] menggunakan model komputer dari [[suhu]], pola [[presipitasi]], dan sirkulasi [[atmosfer]] untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para [[ilmuwan]] telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap [[cuaca]], tinggi permukaan [[air laut]], [[pantai]], [[pertanian]], kehidupan hewan liar dan kesehatan [[manusia]].
 
=== Iklim mulai tidak stabil ===
Baris 86 ⟶ 87:
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi.
]]
Ketika [[atmosfer]] menghangat, lapisan permukaan [[lautan]] juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di [[kutub]], terutama sekitar [[Greenland]], yang lebih memperbanyak volume air di [[laut]]. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 2510–25&nbsp;cm (4 - 10 inchi) selama [[abad ke-20]], dan para ilmuwan [[Intergovernmental Panel on Climate Change|IPCC]] memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 889–88&nbsp;cm (4 - 35 inci) pada [[abad ke-21]].
 
Perubahan tinggi muka [[laut]] akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah [[pantai]]. Kenaikan 100&nbsp;cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah [[Belanda]], 17,5 persen daerah [[Bangladesh]], dan banyak pulau-pulau. [[Erosi]] dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi [[lautan]] mencapai [[muara sungai]], [[banjir]] akibat air pasang akan meningkat di [[daratan]]. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.
 
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50&nbsp;cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari [[rawa|rawa-rawa]] [[pantai]] di [[Amerika Serikat]]. [[Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur|Rawa-rawa]] baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari [[Everglades]], [[Florida]].
Baris 99 ⟶ 100:
 
=== Dampak sosial dan politik ===
'''Perubahan cuaca dan lautan''' dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (''[[heat stroke]]'') dan [[kematian]]. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal [[panen]] sehingga akan muncul kelaparan dan [[malagizi]]. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di [[kutub utara]] dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan [[bencana alam]] ([[banjir]], [[badai]] dan [[kebakaran]]) dan [[kematian]] akibat [[trauma]]. Timbulnya [[bencana alam]] biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian [[dimana]] sering muncul [[penyakit]], seperti: [[diare]], [[malagizi]], [[defisiensi mikronutrien]], [[trauma psikologis]], [[penyakit kulit]], dan lain-lain.
 
'''Pergeseran ekosistem''' dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (''[[waterborne diseases]]'') maupun penyebaran penyakit melalui [[vektor]] (''vector-borne diseases''). Seperti meningkatnya kejadian [[demam berdarah]] karena munculnya ruang ([[ekosistem]]) baru untuk [[nyamuk]] ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq [[aedes aegypti]]), [[virus]], [[bakteri]], [[plasmodium]] menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (c''limate change'') yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus [[penyakit]] tertentu seperti [[Infeksi saluran napas atas|ISPA]] ([[kemarau]] panjang/[[kebakaran hutan]], [[DBD]] Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)
Baris 110 ⟶ 111:
Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti [[Amerika Serikat]], dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) [[habitat]]<nowiki/>nya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.
 
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya [[gas rumah kaca]]. Pertama, mencegah [[karbon dioksida]] dilepas ke [[atmosfer]] dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut ''carbon sequestration'' (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi [[gas rumah kaca]].
 
=== Menghilangkan karbon ===
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan [[karbon dioksida]] di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam [[pohon]] lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap [[karbon dioksida]] yang sangat banyak, memecahnya melalui [[fotosintesis]], dan menyimpan karbon dalam [[kayu]]nya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan [[hutan]] telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya [[gas rumah kaca]].
 
Gas [[karbon dioksida]] juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat ''[[Enhanced Oil Recovery]]''). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan [[batubara]] atau ''aquifer''. Hal ini telah dilakukan di salah satu [[anjungan pengeboran lepas pantai]] [[Norwegia]], di mana [[karbon dioksida]] yang terbawa ke permukaan bersama [[gas alam]] ditangkap dan diinjeksikan kembali ke ''aquifer'' sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
 
Salah satu sumber penyumbang [[karbon dioksida]] adalah pembakaran [[bahan bakar fosil]]. Penggunaan [[bahan bakar fosil]] mulai meningkat pesat sejak [[revolusi industri]] pada [[abad ke-18]]. Pada saat itu, [[batubara]] menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh [[minyak bumi]] pada pertengahan [[abad ke-19]]. Pada [[abad ke-20]], energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan [[bahan bakar fosil]] ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan [[energi terbaharui]] dan [[daya nuklir|energi nuklir]] lebih mengurangi pelepasan [[karbon dioksida]] ke udara. [[Energi nuklir di Prancis|Energi nuklir]], walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, tetapi tidak melepas [[karbon dioksida]] sama sekali.<!--
=== Peternakan (konsumsi daging) ===
{{sub-rapikan}}
Baris 217 ⟶ 218:
=== Persetujuan internasional ===
{{utama|Protokol Kyoto}}
Kerja sama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]]. Pada tahun 1992, pada ''[[Earth Summit]]'' di [[Rio de Janeiro]], [[Brasil]], 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah [[gas rumah kaca]] dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di [[Jepang]], 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan [[Protokol Kyoto]].
 
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, [[Amerika Serikat]] mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; [[Uni Eropa]], yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan [[Jepang]] 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar [[negara berkembang]], tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.
 
Akan tetapi, pada tahun 2001, [[Presiden Amerika Serikat]] yang baru terpilih, [[George W. Bush]] mengumumkan bahwa perjanjian untuk pengurangan [[karbon dioksida]] tersebut menelan biaya yang sangat besar. Ia juga menyangkal dengan menyatakan bahwa negara-negara berkembang tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan [[emisi karbon dioksida]] ini. [[Protokol Kyoto]] tidak berpengaruh apabila negara-negara industri yang bertanggung jawab menyumbang 55 persen dari emisi [[gas rumah kaca]] pada tahun 1990 tidak meratifikasinya. Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika tahun 2004, [[Presiden]] [[Rusia]] [[Vladimir Putin]] meratifikasi perjanjian ini, memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini mulai [[16 Februari]] 2005.
 
Banyak orang mengkritik [[Protokol Kyoto]] terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini dilaksanakan segera, ia hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya konsentrasi [[Gas rumah kaca|gas-gas rumah kaca]] di [[atmosfer]]. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama karena negara-negara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh dari emisi gas rumah kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di [[Amerika Serikat]] terutama dikemukakan oleh industri minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim bahwa biaya [[ekonomi]] yang diperlukan untuk melaksanakan [[Protokol Kyoto]] dapat menjapai 300 miliar [[dollar AS]], terutama disebabkan oleh biaya energi. Sebaliknya pendukung [[Protokol Kyoto]] percaya bahwa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 miliar [[dollar AS]] dan dapat lebih kurang lagi serta dikembalikan dalam bentuk penghematan uang setelah mengubah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri yang lebih efisien.
 
Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi [[karbon dioksida]] terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, [[Belanda]], negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi [[karbon dioksida]].
 
Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan [[Protokol Kyoto]] bertemu secara reguler untuk menegoisasikan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan penalti yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. Para negoisator merancang sistem [[dimana]] suatu negara yang memiliki program pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut [[perdagangan karbon]]. Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti [[Belanda]], dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih rendah. [[Rusia]], merupakan negara yang memperoleh keuntungan bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia sangat payah dan emisi gas rumah kacanya sangat tinggi. Karena kemudian [[Rusia]] berhasil memotong emisinya lebih dari 5 persen di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk menjual kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di [[Uni Eropa]].
 
== Lihat pulajuga ==
* [[Perubahan iklim di Indonesia]]
* [[Perubahan iklim dan gender]]
* [[Gas rumah kaca]]
* [[ProtokolBencana Kyotoalam]]
* [[Antroposen]]
* [[Globalisasi]]