Gamelan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anonim679 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Anonim679 (bicara | kontrib)
Tag: kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 56:
 
Instrumen gamelan diperkenalkan menjadi bentuk seperangkat peranti musik lengkap dan berkembang pada zaman [[Kerajaan Majapahit]], dan menyebar keberbagai daerah seperti [[Bali]], [[Sunda]], dan [[Lombok]].<ref>butuh rujukan lengkap<!--ibid later--></ref> Menurut prasasti dan manuskrip yang bertanggal dari periode Majapahit, kerajaan bahkan memiliki balai seni yang bertugas mengawasi seni pertunjukan, termasuk gamelan. Balai seni mengawasi konstruksi alat musik, serta menjadwalkan pentas pertunjukan.<ref name="ThoughtCo-Gamelan"/>
[[File:Nagarakertagama.jpg|thumb|left|260px|''Gamelan'' adalah disebutkan dalam [[Kakawin]] [[Nagarakertagama]] dalam [[naskah lontar]] yang disebut [[naskah lontar | lontar]] yang ditulis oleh [[Mpu Prapanca]] pada tahun 1365 Masehi. Koleksi [[Perpustakaan Nasional Indonesia]] di [[Jakarta]]]] Di Bali, ada beberapa [[Gamelan selunding|gamelan selonding]] yang sudah ada sejak abad ke-9 pada masa [[Sri Kesari Warmadewa]] memerintah.<ref>{{Cite news|url=https://ubudcommunity.com/selonding-the-sacred-gamelan-from-ancient-village/|title=Selonding, Gamelan Suci dari Desa Kuno|work=Komunitas Ubud |access-date=5 Desember 2020}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://www.balimusicanddance.com/news/learn-ancient-gamelan-selonding-at-mekar-bhuana. html|title=Pelajari Gamelan Selonding Kuno di Mekar Bhuana|work=Mekar Bhuana|access-date=5 Desember 2020}}</ref> Beberapa kata yang merujuk pada gamelan selonding ditemukan dalam beberapa prasasti dan manuskrip Bali kuno. Saat ini, gamelan selonding disimpan dan dilestarikan dengan baik di pura-pura kuno di Bali. Dianggap sakral dan digunakan untuk keperluan upacara keagamaan, terutama saat upacara besar diadakan. Gamelan Selonding merupakan bagian dari kehidupan dan budaya sehari-hari bagi sebagian masyarakat adat di kampung-kampung kuno seperti Bungaya, [[Bugbug]], Seraya, [[Tenganan|Tenganan Pegringsingan]], Timbrah, Asak, Ngis, [[Bebandem]], [ [Besakih]], dan Selat di [[Kabupaten Karangasem]].
 
Pada proses penetrasi [[Islam]], [[Sunan Bonang]] menggubah gamelan yang waktu itu sangat kental dengan estetika [[Hindu]], juga memberi nuansa baru. Gubahannya waktu itu memberi nuansa [[transendental]] atau wirid yang mendorong kecintaan pada kehidupan, dan menambahkan instrumen [[bonang]] pada satu set gamelan.<ref name="sunan bonang">{{Cite news|url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Islam/Bonang.htm|title=Walisongo: Sunan Bonang}}</ref>