Dampak pandemi COVID-19 terhadap industri mode: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 19:
Industri mode merupakan salah satu industri paling boros dan paling banyak menyumbang sampah di dunia.<ref>{{Cite journal|date=2021-04-15|title=Closing the loop on take, make, waste: Investigating circular economy practices in the Swedish fashion industry|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652621004650|journal=Journal of Cleaner Production|language=en|volume=293|pages=126245|doi=10.1016/j.jclepro.2021.126245|issn=0959-6526}}</ref> Salah satu laporan menyebutkan bahwa sekitar 85% bahan tekstil berakhir di tempat sampah setiap tahunnya.<ref>{{Cite web|last=McFall-Johnsen|first=Morgan|title=The fashion industry emits more carbon than international flights and maritime shipping combined. Here are the biggest ways it impacts the planet.|url=https://www.businessinsider.com/fast-fashion-environmental-impact-pollution-emissions-waste-water-2019-10|website=Business Insider|access-date=2021-03-25}}</ref> [[Pandemi]] COVID-19 mendorong orang untuk tinggal dan bekerja dari rumah dan tidak berganti-ganti baju dalam sehari. Kondisi ini dapat membuat orang berpikir ulang saat akan berbelanja pakaian baru. Dewan Mode Inggris bersama Dewan Desainer Amerika dalam sebuah forum menyatakan bahwa pandemi membuka peluang untuk perombakan industri secara mendasar dan mengarah pada industri mode yang benar-benar baru dan lebih lambat.<ref name=":2" />
 
Beberapa pakar bidang keberlanjutan mengkaji dampak pandemi COVID-19 terhadap prospek pengembangan industri mode berkelanjutan.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Brydges|first=Taylor|last2=Retamal|first2=Monique|last3=Hanlon|first3=Mary|date=2020-12-10|title=Will COVID-19 support the transition to a more sustainable fashion industry?|url=https://doi.org/10.1080/15487733.2020.1829848|journal=Sustainability: Science, Practice and Policy|volume=16|issue=1|pages=298–308|doi=10.1080/15487733.2020.1829848}}</ref> Mereka juga membahas kemungkinan mendorong industri mode agar lebih berkelanjutan dan di saat yang sama, mampu berlaku etis dan mengurangi ketidaksetaraan di pihak buruh.<ref name=":1">{{Cite web|date=2020-12-28|title=Could the Covid pandemic make fashion more sustainable?|url=http://www.theguardian.com/world/2020/dec/28/could-the-covid-pandemic-make-fashion-more-sustainable|website=the Guardian|language=en|access-date=2021-03-25}}</ref> Tren yang muncul di saat pandemi dan diperkirakan akan bertahan adalah kenaikan konsumsi baju bekas dan membuat pakaian dan padu padan sendiri (DIY).<ref name=":1" /> Perbincangan juga menyentuh peluang penerapan [[ekonomi sirkular]] dalam industri mode. Beberapa bentuk penerapannya untuk kalangan produsen antara lain berupa reorientasi metode dari pembelian ke sewa, menjual garmen dengan cara berlangganan, dan mempromosikan perbaikan dan regenerasi pakaian, sehingga menciptakan pakaian dengan siklus hidup yang tidak terbatas.<ref>{{Cite journal|last=D’Adamo|first=Idiano|last2=Lupi|first2=Gianluca|date=2021/1|title=Sustainability and Resilience after COVID-19: A Circular Premium in the Fashion Industry|url=https://www.mdpi.com/2071-1050/13/4/1861|journal=Sustainability|language=en|volume=13|issue=4|pages=1861|doi=10.3390/su13041861}}</ref>
 
== Referensi ==