Kemandirian pangan di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 48:
Momentum pandemi Covid-19 yang membuka kemungkinan terjadinya krisis pangan semakin mendorong pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional secara mandiri. Pada tahun 2020 [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia|Kementan]] meluncurkan program ''[[Food Estate]]'' sebagai Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 (sebelumnya 2015-2019)''.'' Menurut Badan Litbang Pertanian (2011)'', food estate'' adalah sebuah konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi yang mencakup pertanian, [[perkebunan]], dan [[peternakan]] yang berada di suatu kawasan lahan yang sangat luas.<ref name=":6">{{Cite news|last=Sianturi|first=Freddy A. E.|date=18 Januari 2022|title=Antroposentrisme Proyek "Food Estate"|url=https://news.detik.com/kolom/d-5903037/antroposentrisme-proyek-food-estate|work=Detik.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref><ref name=":8">{{Cite news|date=9 Juli 2020|title=Mengenal Food Estate, Program Pemerintah yang Disebut Dapat Meningkatkan Ketahanan Pangan|url=https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/09/183800365/mengenal-food-estate-program-pemerintah-yang-disebut-dapat-meningkatkan?page=all|work=Kompas.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite web|date=2018|title=Food Estate: Pangan Melimpah, Harga Lebih Murah|url=https://indonesiabaik.id/infografis/food-estate|website=Indonesiabaik.co.id|access-date=27 Februari 2022}}</ref> Program yang memanfaatkan [[Gambut|lahan gambut]] di sejumlah lokasi ini diharapkan dapat meningkatkan cadangan dan menyediakan kebutuhan pangan secara melimpah dengan harga murah sekaligus dapat menyejahterakan petani. Luas lahan yang direncanakan sekitar 2 juta ha, yaitu: 1,2 juta ha di Papua (potensi 1,69 juta ha), 180 ribu ha di Kabupaten [[Kabupaten Kapuas|Kapuas]] dan [[Kabupaten Pulang Pisau|Pulang Pisau]], Kalimantan Tengah (prioritas),10 ribu ha di Kalimantan Timur, 120 ribu ha di Kalimantan Barat, 190 ribu ha di Maluku, 60 ribu ha di [[Kabupaten Humbang Hasundutan|Humbang Hasundutan]], Sumatra Utara (prioritas), 235 ribu ha di Sumatra Selatan (potensi 1,74 juta ha), dan 5 ribu ha di [[Kabupaten Sumba Tengah|Sumba Tengah]], Nusa Tenggara Timur (prioritas).<ref name=":6" /><ref>{{Cite news|date=9 Desember 2020|title=Pemerintah Paparkan Perkembangan Food Estate|url=https://republika.co.id/berita/ekonomi/pertanian/ql1xgb380/pemerintah-paparkan-perkembangan-food-estate|work=Republika.co.id|access-date=27 Februari 2022}}</ref><blockquote>Presiden Joko Widodo: "''Saya rasa kalau ini kita kerjakan (dengan baik), saya meyakini food estate yang ada di Kalimantan Tengah, food estate yang ada di Sumatera Utara dan food estate yang ada di NTT ini, maka bisa kita bangun ketahanan pangan yang baik untuk negara kita''."<ref>{{Cite web|date=23 Februari 2021|title=Jokowi: Jika Food Estate Dikerjakan dengan Baik, Kita Bisa Bangun Ketahanan Pangan|url=https://nasional.kompas.com/read/2021/02/23/12232371/jokowi-jika-food-estate-dikerjakan-dengan-baik-kita-bisa-bangun-ketahanan|website=Kompas.com|access-date=27 Februari 2022}}</ref></blockquote>Program ''food estate'' atau lumbung pangan sejatinya bukanlah hal yang baru. Sebelumnya program ini pernah dilakukan pada era Soeharto melalui Proyek Lahan Gambut (PLG) Kalteng (1996) dan era [[Susilo Bambang Yudhoyono]] di Bulungan, Kaltim (2011), ''Merauke Integrated Food and Energy Estate'' (MIFEE) di [[Kabupaten Merauke|Merauke]], Papua (2011), [[Ketapang (kota)|Ketapang]], Kalbar (2013), dan Lampung; yang berakhir dengan kegagalan.<ref name=":7">{{Cite web|last=Napitupulu|first=Lucentezza, et al.|date=30 Januari 2021|title=3 Alasan 'Food Estate' Belum Menjawab Agenda Ketahanan Pangan dan Gizi|url=https://wri-indonesia.org/id/blog/3-alasan-food-estate-belum-menjawab-agenda-ketahanan-pangan-dan-gizi|website=WRI Indonesia|access-date=27 Februari 2022}}</ref><ref name=":8" />Selain dibayangi kegagalan pada proyek sebelumnya, sejumlah kritik dilayangkan pengamat terkait eksploitasi lahan yang mengancam [[Konservasi sumber daya alam|kelestarian hutan]], risiko ekonomi terkait anggaran dan kalkulasi bisnis, risiko kesehatan terkait potensi [[Kebakaran bawah|kebakaran lahan gambut]], risiko [[kekeringan]] dan [[banjir]], pengabaian keberlanjutan fungsi lahan, dan potensi tekanan terhadap warga dengan adanya pelibatan [[Kementerian Pertahanan Republik Indonesia|Kemenhan]] sebagai ''leading sector''.<ref name=":7" /><ref name=":8" /><ref name=":6" />Kritikan lain yang menyangkut terlibatnya investor swasta pernah disampaikan pada tahun 2014 yaitu adanya potensi bias kepentingan pemodal, kejelasan regulasi distribusi komoditas, kesenjangan kepemilikan lahan, jebakan [[Pertanaman tunggal|monokultur]] tanaman yang mengancam [[keanekaragaman genetik]], dan skeptisme kesejahteraan petani.<ref name=":10">{{Cite web|date=5 Maret 2014|title=Food Estate: Pembangunan Pertanian yang Salah Arah|url=https://binadesa.org/food-estate-pembangunan-pertanian-yang-salah-arah/|website=Binadesa.org|access-date=27 Februari 2022}}</ref>
 
Saran dan evaluasi terhadap pelaksanaan program ''food estate'' yang diajukan sejumlah kalangan antara lain yaitu agar pemerintah menghindari kebijakan [[Antroposentrisme|antroposentris]] menyangkut perubahan [[Ekosistem pertanian|ekosistem]], memprioritaskan [[Diversifikasi pangan|diversifikasi]], memperbaiki rantai [[Distribusidistribusi (bisnis)|distribusipangan]] pangan, dan memberdayakan [[Petani|petani kecil]].<ref name=":6" /><ref name=":7" /><ref name=":10" /> Selain itu pemerintah juga diminta mengkaji ulang pertanian di lahan gambut sub-optimal ([[Kesuburan tanah|kesuburan]] rendah), menyesuaikan jenis komoditas dengan karakteristik tanah dan kondisi sosial masyarakat, [[Pertanian intensif|intensifikasi]] lahan, dan mengembangkan program ketahanan pangan alternatif yang berbasis [[kampung]].<ref name=":8" /><ref>{{Cite news|date=21 Juni 2021|title=Pemerintah Diminta Evaluasi Total Program "Food Estate"|url=https://money.kompas.com/read/2021/06/21/193354026/pemerintah-diminta-evaluasi-total-program-food-estate?page=all|work=Kompas.com|access-date=28 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite news|date=22 Juli 2021|title=Pemerintah diminta evaluasi menyeluruh soal pelaksanaan program food estate|url=https://nasional.kontan.co.id/news/pemerintah-diminta-evaluasi-menyeluruh-soal-pelaksanaan-program-food-estate?page=2|work=Kontan.co.id|access-date=28 Februari 2022}}</ref>
 
== Potensi sumber pangan dan pengembangannya ==