Globalisasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
rv 2 suntingan Tag: Pengembalian manual halaman dengan galat kutipan |
Sources in journal format added Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
||
Baris 563:
Tenaga kerja global atau tenaga kerja internasional mencerminkan pembagian tenaga kerja internasional baru yang sudah muncul sejak akhir 1970-an pasca gelombang globalisasi yang lain. aktor ekonomi global yang mendorong bangkitnya perusahaan multinasional, yaitu perpindahan [[barang (ekonomi)|barang]], [[sektor ekonomi tersier|jasa]], [[teknologi]], dan [[modal (ekonomi)|modal]] lintas perbatasan, terus mengubah cara pandang kita tentang tenaga kerja dan strukturnya saat ini. Berangkat dari proses sosial yang mendorong [[standardisasi]] dan [[industrialisasi]], [[masyarakat pasca-industri]] di dunia Barat ditopang oleh industrialisasi di belahan dunia lain, terutama di Asia. Ketika industrialisasi berlangsung di seluruh dunia dan banyak kebudayaan beralih dari praktik kerja [[masyarakat tradisional|tradisional]], cara [[majikan]] (''employer'') memandang dan memanfaatkan tenaga kerja ikut berubah.
Tenaga kerja global bersifat kompetitif dan disebut-sebut sebagai "perang pencarian bakat."<ref>Marin, Dalia and Theirry Verdier (2012). Globalization and the empowerment of talent. ''Journal of International Economics'' 86(2): 209–223.</ref> Persaingan ini sebagian disebabkan oleh teknologi komunikasi yang membantu berbagai perusahaan mendapatkan status multinasional. Teknologi komunikasi juga memungkinkan perusahaan mencari pekerja tanpa perlu membatasi pencariannya secara lokal; proses seperti ini disebut [[arbitrase tenaga kerja global]]. Salah satu contoh perang pencarian bakat adalah pengangkatan kepala eksekutif asing di markas perusahaan loka.<ref name="Arp, F., Hutchings, K., & Smith, W.A. (2013). Foreign executives in local organisations: An exploration of differences to other types of expatriates. Journal of Global Mobility: The Home of Expatriate Management Research, 1(3), 312–335; {{ISSN|2049-8799}}; DOI:10.1108/JGM-01-2013-0006">{{Cite web|
Meski begitu, pekerja produksi dan jasa di negara-negara maju gagal bersaing secara langsung dengan pekerja berupah rendah di negara-negara berkembang.<ref name="ReferenceA">Reich, Robert. (1992). ''The Work of the Nations, Preparing Ourselves for 21st century Capitalism''. Toronto: Alfred A. Knopf,</ref> Negara yang menerapkan upah rendah mendapatkan elemen kerja bernilai tambah rendah yang sebelumnya ada di negara maju, sedangkan pekerjaan bernilai tingginya masih bertahan. Misalnya, jumlah total orang yang bekerja di pabrik di Amerika Serikat berkurang, namun nilai tambah per pekerjanya meningkat.<ref>{{cite news|url=http://www.economist.com/node/18484080|accessdate=16 April 2011|title=Economics focus: Cash machines | The Economist|date=16 April 2011}}</ref>
|