Lasminingrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikey77 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dikey77 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 41:
Lasminingrat menikah dengan [[Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII]], yang merupakan [[Bupati Garut]]. Lasminingrat menghentikan aktivitas kepengarangannya. Ia lalu berkonsentrasi di bidang pendidikan bagi kaum perempuan Sunda. Selanjutnya tahun 1911 sekolah tersebut pindah ke Jalan Ranggalawe. Tidak disangka, pada 1911 sekolahnya berkembang. Jumlah muridnya mencapai 200 orang, dan lima kelas dibangun di sebelah pendopo. Sekolah ini akhirnya mendapatkan pengesahan dari pemerintah Hindia Belanda pada 1913 melalui akta nomor 12 tertanggal 12 Februari 1913. Pada 1934, cabang-cabang Keutamaan Istri dibangun di kota Wetan Garut, Bayongbong, dan Cikajang.<ref>{{cite web|url=http://regional.kompas.com/read/2009/12/19/11400322/RA.Lasminingrat.Tokoh.Perempuan.Intelektual.Pertama |last=Hutari|first=Fandy|title=RA Lasminingrat, Tokoh Perempuan Intelektual Pertama|publisher=Kompas.Com|date=Sabtu, 19 Desember 2009 11:40 WIB|accessdate=13 Juli 2015|archiveurl=https://archive.is/FyNXn|archivedate=13 Jul 2015 08:36:12 UTC}}</ref> Tahun 1912, Lasminingrat mendirikan kembali ''Sakola Istri'' untuk kaum perempuan dimana letak dan bangunannya sekarang dipakai SMA Negeri 1 Garut, sebelah timur alun-alun.
 
Pihak pemerintah kolonial menganggap jasa dan peranan Lasminingrat besar dalam membangun pendidikan untuk kaum bumiputera-bumiputeri oleh karenanya ia diberi penghargaan dan kompensasi tetap bulanan selama mengajar. seiring dengan pergantian nama Kabupaten Limbangan menjadi Kabupaten Garut Tahun 1913. Dua tahun setelah pergantian nama, R. A. A. WiaratanudatarWiratanudatar VIII pensiun, setelah menjadi bupati sejak tahun 1871. Jabatan Bupati Garut kemudian dipangku oleh R. A. A. Suria Kartalegawa, yang masih terhitung keponakannya.
 
Akhirnya Raden Ayu Lasmingrat pindah dari pendopo ke sebuah rumah di Regensweg (sekarang Jalan Siliwangi). Rumah yang besar ini sekarang menjadi Yogya Department Store. Hingga usia 80 tahun ia masih aktif, meskipun tidak langsung dalam dunia pendidikan. Pada masa pendudukan Jepang, Sakola Kautamaan Istri itu diganti namanya menjadi Sekolah Rakyat (SR) dan mulai menerima laki-laki. Sejak tahun 1950, SR tersebut berubah menjadi SDN Ranggalawe I dan IV yang dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Daerah Tingkat II Garut. Tahun 1990-an hingga kini berubah lagi menjadi SDN Regol VII dan X.