Melayu Riau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: gambar rusak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 17:
== Etimologi ==
''' Melayu '''([[Aksara Tionghoa Tradisional|Aksara Tionghoa]] {{zh|t=末羅瑜國|p=Mòluóyú Guó}}), berasal dari kata ''Malaya dvipa'' dari kitab Hindu ''Purana'' yang berarti ''tanah yang dikelilingi air'' yang merujuk pada sebuah [[Kerajaan Melayu|Kerajaan Melayu Kuno]] di [[Jambi]] pada abad ke-7.<ref>Munoz, Paul Michel(2007).''Early Kingdoms of Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula''. [[Singapore]]: Editions Didier Millet, Csi. ISBN 978-981-4155-67-0</ref><ref>M Surhone, L., T Tennoe, M., & F Henssonow, S. (2011). ''Tamil Place Names in Malaysia''. Betascript Publishing. ISBN 9786135287486</ref>
 
[[Berkas:Hindia Belanda 1930.gif|jmpl|Pantai timur Sumatra khususnya Riau termasuk dalam kawasan ''[[swapraja]]'' atau berkepemerintahan sendiri.]]
Nama ''riau'' sendiri ada tiga pendapat. Pertama, dari [[bahasa Portugis|kata Portugis]], ''[https://en.wiktionary.org/wiki/rio rio]'' berarti [[sungai]].<ref>Suwardi MS (1991). [http://www.worldcat.org/title/budaya-melayu-dalam-perjalanannya-menuju-masa-depan/oclc/29530430 ''Budaya Melayu dalam perjalanannya menuju masa depan'']. [[Pekanbaru]]: Yayasan Penerbit MSI-Riau.</ref><ref name="Kondisisosbud-setneg">[http://www.indonesia.go.id/in/provinsi-riau/sosial-budaya/6022-kondisi-sosial-budaya-riau "Kondisi Sosial Budaya Provinsi Riau"]. Sekretariat Negara, diakses 17 Oktober 2013.</ref> Pada tahun 1514, terdapat sebuah ekspedisi militer Portugis yang menelusuri [[Sungai Siak]], dengan tujuan mencari lokasi sebuah kerajaan yang diyakini mereka ada pada kawasan tersebut, sekaligus mengejar pengikut [[Mahmud Syah dari Malaka|Sultan Mahmud Syah]] yang mengundurkan diri menuju [[Kampar]] setelah kejatuhan [[Kesultanan Malaka]].<ref>Schnitger, F. M., Fürer-Haimendorf, C. ., & Tichelman, G. L. (1939). ''[http://books.google.co.id/books/about/Forgotten_Kingdoms_in_Sumatra.html?id=dcYUAAAAIAAJ&redir_esc=y Forgotten kingdoms in Sumatra]''. Leiden: E. J. Brill.</ref><ref>Abdul Samad Ahmad (1979), ''Sulalatus Salatin, Dewan Bahasa dan Pustaka,'' ISBN 983-62-5601-6.</ref> Pendapat kedua ''riau'' berasal dari kata ''riahi'' yang berarti air laut, yang diduga berasal dari kitab [[Seribu Satu Malam]].<ref name="Kondisisosbud-setneg"/>