'''Wangsa Isyana''' atau '''Dinasti Ishana''' adalah sebuah dinasti yang berkuasa dan memerintah di [[Kerajaan Medang]] '''(kaḍatwan mḍaŋ)''' ''Periodeperiode Jawa Timur'' pada abad ke-10 sampai masa akhir [[Kerajaan Kadiri]] '''(Paŋjalu)''' awal abad ke 12-11.
{{infobox royalty
|name = Wangsa Īśyāna
|image = [[Daftar]] [[Keluarga]] [[Raja]]
|royal house = [[Wangsa Isyana|Isyana]]
| reign = [[Jawa Timur]] [[Indonesia]]
|religion = [[Hindu]] [[Buddha]]
}}
{{More citations needed|date=November 2020}}
[[Berkas:Sailendra King and Queen, Borobudur.jpg|jmpl|360px|Adegan keluarga kerajaan Raja dan Ratu dengan segenap abdi pengiringnya di dalam istana [[Medang]].]]
{{Sejarah Indonesia}}
== Asal usul ==
Istilah ''Isyana'' berasal dari nama '''Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa''', yaitu gelar [[Mpu Sindok]] setelah menjadi raja Medang ([[929]]–[[947]]). Dinasti ini menganut agama [[Hindu]] aliran [[Siwa]].
Berdasarkan agama yang dianut, Mpu Sindok diduga merupakan keturunan [[Sanjaya]], pendiri [[Kerajaan Medang]] ''Periodeperiode Jawa Tengah''. Salah satu pendapat menyebutkan bahwa Mpu Sindok adalah cucu [[Mpu Daksa]] yang memerintah sekitar tahun [[910]]–an. Mpu Daksa sendiri memperkenalkan pemakaian ''Sanjayawarsa'' (kalender Sanjaya) untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah keturunan asli Sanjaya. Dengan demikian, Mpu Daksa dan Mpu Sindok dapat disebut sebagai anggota [[Wangsa Sanjaya]].
Kerajaan Medang di [[Jawa Tengah]] hancur akibat letusan [[Gunung Merapi]] menurut [[teori van Bammelen]]. Mpu Sindok kemudian memindahkan ibu kota Medang dari '''Mataram''' menuju '''Tamwlang'''. Beberapa tahun kemudian ibu kota dipindahkan lagi ke '''Watugaluh'''. Kedua istana baru itu terletak di daerah sekitar wilayah [[Jombang]] sekarang.
[[Mpu Sindok]] tidak hanya memindahkan istana Medang dari barat ke timur, tetapi ia juga dianggap telah mendirikan dinasti baru bernama Wangsa Isyana.
Namun terdapatada pulajuga pendapat yang menolak keberadaan [[Wangsa Sanjaya]] dan Wangsa Isyana, antara lain yang diajukan oleh ''Prof. Poerbatjaraka'', ''Pusponegoro'', dan ''Notosutanto''. Menurut versi ini, di dalam Kerajaan Medang hanya ada satu dinasti dan keluarga yang memerintahsaja, yaitu [[Wangsa Syailendra]], keluarga Syailendra yang semula beragama [[Hindu]]. LaluKemudian kemudianmuncul Wangsa Syailendra terpecah dengan munculnya anggota Syailendra lain yang beragama [[Buddha]].
Dengan kata lain, versi ini berpendapat bahwa [[Mpu Sindok]] adalah anggota [[Wangsa Syailendra]] yang beragama [[Hindu]] [[Siwa]], dan kemudianyang memindahkan istana Kerajaan Medang dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
== Silsilah keluarga ==
Cikal bakal Wangsa Isyana tentu saja ditempati oleh Mpu Sindok alias Maharaja Isyana. Ia memiliki putri bernama [[Sri Isyanatunggawijaya]] yang menikah dengan pangeran [[Bali]] bernama [[Sri Lokapala]]. Dari perkawinan itu lahir [[Makutawangsawardhana]], yang kemudian memiliki putri bernama [[Mahendradatta]], yaitu ibu dari Airlangga.
Ayah dari Airlangga adalah [[Udayana]] Warmadewa]] raja Bali. Dalam beberapa prasasti, nama Mahendradatta atau Gunapriya Dharmapatni disebut lebih dulu sebelum suaminya. Hal ini menunjukkan seolah-olah kedudukan Mahendradatta lebih tinggi daripada Udayana. Mungkin saat itu Bali merupakan negeri bawahan Jawa. Penaklukan Bali diperkirakan terjadi pada zaman pemerintahan [[Dyah Balitung]] (sekitar tahun [[890]]–[[900]]–an)
Prasasti Pucangan juga menyebutkan seorang raja bernama [[Dharmawangsa Teguh]], mertua sekaligus kerabat Airlangga. Para sejarawan cenderung sepakat bahwa Dharmawangsa adalah putra Makutawangsawardhana. Pendapat ini diperkuat oleh prasasti Sirah Keting yang menyebut Dharmawangsa dengan nama Sri Maharaja Isyana Dharmawangsa.
== Daftar raja-raja ==
Daftar raja-raja Wangsa Isyana dapat disusun sebagai berikut,
# [[Mpu Sindok]] alias Maharaja Isyana Wikramadharmottunggadewa
# [[Sri Isyanatunggawijaya]], memerintah bersama [[Sri Lokapala]]
# [[Makutawangsawardhana]]
# [[Dharmawangsa Teguh]] memerintah di Jawa, [[Mahendradatta]] memerintah di Bali.
# [[Airlangga]], putra [[Mahendradatta]] dan menantu dari [[Dharmawangsa Teguh]].
# Dilanjutkan garis keturunan oleh [[Kadiri]] dan [[Janggala]] dua kerajaan hasil pembelahan [[Airlangga]]
== Daftar pustaka ==
* Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara.
== Lihat pula ==
[[Kategori:Sejarah Nusantara]]
* [[Wangsa Syailendra]]
* [[Kategori:Kerajaan Medang]]
* [[Kerajaan Sriwijaya]]
* [[Sanjaya]]
* [[Rakai Panangkaran]]
* [[Rakai Pikatan]]
|