Albertus Soegijapranata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
masukkan ke kategori: daftar pahlawan Indonesia yang beragama Kristen + Katolik
Taylorbot (bicara | kontrib)
per BPA : "Tanjung Priok" -> "Tanjung Priok (disambiguasi)" | t=499 su=32 in=32 at=32 -- only 55 edits left of totally 88 possible edits | edr=000-0001(!!!) ovr=010-1111 aft=000-0001
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
Baris 4:
|name = Albertus Soegijapranata
|honorific-suffix = [[Yesuit|S.J.]]
|native_name =
|native_name_lang =
|title = [[Keuskupan Agung Semarang|Uskup Agung Semarang]]
|image = Albertus Soegijapranata, from "Mgr. A. Soegijapranata S.J., Apostolisch Vicaris van Semarang, ontving prof. mr., Bestanddeelnr 127-6-2".jpg
|image_size =
|alt =
|caption =Soegijapranata pada tahun 1946
|church =
|archdiocese = Semarang
<!--|province = Semarang
|metropolis = Semarang-->
|diocese =
|see =
|elected =
|appointed = 1 Agustus 1940
|term =
|term_start =
|quashed =
|term_end = 22 Juli 1963
|predecessor = Tidak ada, jabatan baru
|opposed =
|successor = [[Justinus Darmojuwono]]
|other_post =
<!---------- Orders ---------->
|ordination = 15&nbsp;Agustus 1931
Baris 32:
|consecration = 6&nbsp;Oktober 1940
|consecrated_by = [[Petrus Johannes Willekens]]
|cardinal =
|rank =
<!---------- Personal details ---------->
Baris 43:
|nationality = Indonesia
|religion = [[Katolik]]
|residence =
|parents = {{plainlist|
*Karijosoedarmo <small>(ayah)</small>
*Soepiah <small>(ibu)</small>
}}
|occupation =
|profession =
|previous_post =
|education =
|alma_mater =
|motto = "''In Nomine Jesu''" <br/> (Dalam nama Yesus)
|signature =
|signature_alt =
|coat_of_arms =
|coat_of_arms_alt =
<!---------- Other ---------->
|other =
}}
Mgr. '''Albertus Soegijapranata''', {{post-nominals|post-noms=[[Yesuit|S.J.]]}} ([[EYD|Ejaan Yang Disempurnakan]]: '''Albertus Sugiyapranata'''; {{lahirmati||25|11|1896||22|7|1963}}), lebih dikenal dengan nama lahir '''Soegija''', merupakan Vikaris Apostolik [[Semarang]], kemudian menjadi [[uskup agung]]. Ia merupakan [[uskup]] [[pribumi]] Indonesia pertama dan dikenal karena pendiriannya yang pro-nasionalis, yang sering disebut "100% Katolik, 100% Indonesia".
Baris 88:
== Jalan menuju imamat ==
[[Berkas:Velp (NB) Rijksmonument 514139 Mariëndaal (De Binckhof) keuken.jpg|jmpl|kiri|Soegija menyelesaikan periode novisiat di Mariëndaal, di [[Grave]], [[Belanda]].]]
Pada 1919 Soegija dan siswa lain pergi ke [[Uden]], Belanda, untuk meneruskan pendidikan mereka; mereka berangkat dari [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]] di [[Jakarta|Batavia]]. Di Uden Soegija menghabiskan satu tahun untuk mendalami bahasa Latin dan Yunani, sesuatu yang diperlukan untuk menjadi romo di Hindia Belanda. Ia dan rekan kelasnya juga harus beradaptasi dengan budaya Belanda.{{sfn|Subanar|2003|pp=61–64}} Pada tanggal 27&nbsp;September 1920 Soegija memulai periode novisiat untuk bergabung dengan Serikat Yesus; rekan-rekannya baru mulai pada tahun berikutnya.{{sfn|Subanar|2003|pp=65–67}} Selama menjalani novisiatnya di Mariëndaal di [[Grave]], Soegija dipisah dari dunia luar dan menghabiskan waktunya dengan meditasi. Ia menyelesaikan novisiat pada 22&nbsp;September 1922 dan dijadikan anggota Yesuit; Soegija bersumpah agar tetap miskin, murni, dan taat.{{sfn|Subanar|2003|pp=65–67}}
 
Setelah bergabung dengan Serikat Yesus Soegija menghabiskan satu tahun di Mariëndaal sebagai yuniorat. Mulai pada 1923 ia belajar filsafat di Kolese Berchmann di [[Oudenbosch]].{{sfn|Subanar|2003|p=69}} Dalam periode ini ia lebih mendalami ajaran Thomas Aquinas. Ia juga mulai menulis tentang agama Katolik. Dalam sebuah surat tertanggal 11&nbsp;Agustus 1923 ia menulis bahwa orang Jawa belum dapat membedakan antara orang Katolik dan Protestan, dan bahwa cara yang terbaik untuk menambahkan jumlah orang Katolik ialah dengan perilaku dan bukti nyata, bukan hanya janji. Ia juga menerjemahkan hasil Kongres Ekaristi ke-27, yang diadakan di [[Amsterdam]] pada 1924, untuk majalah [[bahasa Jawa|berbahasa Jawa]] ''Swaratama''; ada pula tulisan yang dimuat dalam ''St. Claverbond, Berichten uit Java''.{{sfn|Subanar|2003|pp=70–71}} Soegija lulus dari Berchmann pada 1926, lalu bersiap untuk kembali ke Hindia Belanda.{{sfn|Subanar|2003|p=69}}