Kota Tangerang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Raizan1 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Raizan1 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 66:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Villa van de heer Oei Dji San bij Tangerang West-Java. TMnr 60007621.jpg|jmpl|Kediaman Tuan Oei Dji San, seorang tokoh Tionghoa di Tangerang, pada tahun 1920-1922]]
 
Menurut sumber berita tidak tertulis Tangerang berasal dari kata "Tangeran", dalam bahasa Sunda memiliki arti "tanda" Tangeran di sini berupa tugu yang didirikan sebagai tanda batas wilayah kekuasaan Banten dan VOC, pada Tangeran tersebut berlokasi di bagian barat Sungai Cisadane ([[Kampung Grendeng]] atau tepatnya di ujung [[jalan Otto İskandar Dinata]] sekarang).{{Sfn|Juliadi|2014|p=88-89}} Pangeran Soegini adalah orang yang membangun tugu tersebut, salah satu putra Sultan Ageng Tirtayasa Tugu itu disebut masyarakat waktu itu dengan Tangerang [bahasa Sunda - tanda] memuat prasasti dalam bahasa Arab Gundul Jawa Kuno berbunyi:
 
" Bismillah peget Ingkang Gusti Diningsun juput parenah kala Sabtu Ping Gangsal Sapar Tahun Wau Rengsenaperang netek Nangeran Bungas wetan Cipamugas kilen Cidurian / Sakabeh Angraksa Sitingsun Parahyang"
Artinya : " Dengan nama Allah tetap Yang Maha Kuasa Dari kami mengambil kesempatan pada hari Sabtu / Tanggal 5 Sapar Tahun Wau Sesudah perang kita memancangkan tugu Untuk mempertahankan batas timur Cipamugas [ Cisadane ] dan barat Ciduriani Semua menjaga tanah kaum Parahyang.
Perubahan " kata " Tangeran menjadi " Tangerang " disebabkan olehh adanya pengaruh ucapan dan dialek dari tentara kompeni yang berasal dari Makasar Orang-orang Makasar yang tidak mengenal huruf mati, akhirnya kata " Tangeran " berubah menjadi "Tangerang" dulu adalah nama dari sebuah pelabuhan atau bandar Kerajaan Sunda . Tom Pires menggambarkan kerajaan Sunda memiliki Bandar - bandar yang sangat strategis sebagai sentra perniagaan. salah satunya adalah Tangerang. {{Sfn|Juliadi|2014|p=88-89reflist}}
 
Untuk mengungkapkan asal usul Tangerang sebagai Kota Benteng, diperlukan catatan yang menyangkut perjuangan. Menurut tulisan F. de Haan yang diambil dari arsip [[VOC]], resolusi tanggal 1 Juni 1660 melaporkan bahwa [[Sultan Banten]] telah membuat negeri besar yang terletak di sebelah barat Sungai Untung Jawa, dan untuk mengisi negeri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5.000 sampai 6.000 penduduk.