Pulau Sapudi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 8:
|jenisdati2=Kabupaten
|dati2=[[Kabupaten Sumenep|Sumenep]]
|luas=35 km²
|garispantai=
|populasi=
}}
'''Pulau Sapudi''' adalah sebuah [[pulau]] yang terletak diantara gugusan pulau-pulau di sebelah timur dari [[Pulau Madura]]. Secara administratif, pulau ini termasuk kedalam wilayah [[Kabupaten Sumenep]], [[Jawa Timur]]. Di antara gugusan pulau-pulau di sebelah timur Pulau Madura, Sapudi merupakan pulau terluas kedua setelah [[Pulau Kangean]] dan pulau dengan penduduk terbanyak. Pulau ini terbagi atas dua administrasi kecamatan, yakni [[Nonggunong, Sumenep|Nonggunong]] di bagian utara, dan [[Gayam, Sumenep|Gayam]] di bagian selatan.
 
==Sejarah==
Diceritakan, dahulu sekali Pulau Sapudi bermakna "Pulau Sapi", dengan raja yang beragama [[Hindu]], yang dianut pula oleh mayoritas masyarakatnya.<ref name=sahid>Athwa (Januari 1994). "Mencari Si Raja Sapi di Pulau Sapudi". ''[[Suara Hidayatullah]]''. '''6'''(9):68{{spaced ndash}}71. Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Pusat Balikpapan.</ref> Sunan Wirokromo Blingi dan Sunan Wirobroto Nyamplong yang berasal dari Sumenep kemudian mengadakan perubahan terhadap Pulau Sapudi, kedua Sunan ini yang menjadi sesepuh tertua di Pulau Sapudi, juga mengadakan dakwah di sana. Lambat laun, dakwah yang berlangsung di sana memakai metode kesenian [[ludruk]].<ref name=sahid/> Akibatnya terasa pada sejumlah nama desa yang diberi nama alat-alat musik ludruk, serupa desa Gendang, desa Tukong (dari kata "[[gong]]"), dan lain-lain. Instrumen-instrumen musik itu memberi arti bagi sejarah desa-desa tersebut.<ref name=sahid/> Sampai saat ini, makam dua sunan itu banyak didatangi penziarah, selain orang Sapudi sendiri yang berziarah, juga banyak orang-orang dari luar Sapudi. Makam keramat kedua sunan ini terletak di dua tempat terpisah yaitu, Sunan Wirokromo di desa Belingi, kecamatan Gayam dan Sunan Wirobroto di desa Nyamplong, kecamatan Gayam.