Keuskupan Timika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Sejarah |
|||
Baris 85:
== Sejarah ==
Kontak pertama para imam dengan sejumlah warga di Keuskupan Timika terjadi pada Mei 1896. Mula-mula, Imam Cornelius Johannes Franciscus Le Cocq d'Armandville, [[Yesuit|S.J.]],<ref>{{cite book |last1=Mulyadi |date=Agustus 2019 |title=Etnografi Pembangunan Papua |pp=45 |language={{id}} |publisher=Deepublish |publication-place=[[Sleman]] |isbn=9786232099678}}</ref><ref>{{cite web |title = Who (Jesuits) |website = Perpustakaan [[:en:Boston College|Boston College]] |url = https://jesuitonlinebibliography.bc.edu/catalog?f[jesuits_facet][]=Le%20Cocq%20d%27Armandville,%20Cornelius%20Johannes%20Franciscus,%201846%E2%80%931896 |access-date = 17 Januari 2022}}</ref> bersama dengan dua siswa dari Daerah Kapaur, [[Kabupaten Fakfak|Fakfak]], berkunjung ke [[Kipia, Mimika Barat Tengah, Mimika|Kipia]],<ref>{{cite news |last1 = Tukan |first1 = Ben | title = Titus Pekei: Sejarah Misi Katolik di Tanah Papua Dimulai dari Pater Cornelis Le Cocq d’Armanville | url = https://tiffanews.com/titus-pekei-sejarah-misi-katolik-di-tanah-papua-dimulai-dari-pater-cornelis-le-cocq-darmanville | website = Tiffa News | date = 2021 | access-date = 17 Januari 2022}}</ref><ref>Catatan lain menyebutkan bahwa Le Cocq d'Armandville dibunuh di kapal dan jenazahnya ditenggelamkan.{{citation needed}}</ref> [[Kabupaten Mimika|Mimika]], selama 10 hari dan kemudian berencana kembali ke Daerah Kapaur pada 27 Mei. Namun, kapal yang ditumpanginya menghadapi cuaca buruk dan Le Cocq d'Armandville tewas tenggelam.<ref name="buku-steenbrink-2007-hal-233">{{citation |last1 = Steenbrink |first1 = Karel |year = 2007 |title = Catholics in Indonesia, 1903-1942 : A Documented History, |volume = 2 |publisher = [[Brill Publishers|Brill]] |pp = 233 |language = {{en}} |isbn = 978-90-67-18260-7}}</ref>
Selanjutnya, perluasan wilayah keuskupan dilakukan oleh [[Herman Tillemans]], [[Misionaris Hati Kudus|M.S.C.]], pada tahun 1929 manakala ia mengunjungi [[Kokonao, Mimika Barat, Mimika|Kokonao]] sebagai persiapan dalam mengunjungi sejumlah daerah di [[:nl:Wisselmeren|Wisselmeren]], [[Kabupaten Paniai|Paniai]].<ref>{{cite web |last1=Hanggu |first1= Felicia Permata | title = Jalan Misi Gereja Papua | website = [[Majalah Hidup]] | url = https://www.hidupkatolik.com/2018/06/25/22606/jalan-misi-gereja-papua.php | date = 25 Juni 2018 |access-date = 17 Januari 2022}}</ref> Sesudah Paniai, misi Tillemans kemudian berlanjut ke Kamu, Mapia, Moni, dan Dogiyai pada tahun 1935. Perjalanan Tillemans ini dibantu oleh [[Auki Tekege]]. Auki Tekege mempertemukan antara Mgr Tillemans dengan tokoh-tokoh adat dari Kamu, Mapia, Moni/Migani, maupun Dogiyai<ref name=jubi-tekege>https://jubi.co.id/auki-tekege-dijadikan-tokoh-gereja-meepago-ini-dukungan-pemda-dogiyai</ref> Hingga 1989, Keuskupan Timika merupakan bagian dari [[Keuskupan Jayapura]]. Setelah [[1 Januari]] [[1989]], [[Herman Ferdinandus Maria Münninghoff]], [[Ordo Fratrum Minorum|O.F.M.]] membentuk suatu vikar episkopal baru di sebelah barat Keuskupan Jayapura. Pada [[15 Januari]] [[2001]], peserta sidang [[Konferensi Waligereja Indonesia]] mengusulkan satu kevikepan di sebelah barat dari Keuskupan Jayapura dipisah dari Keuskupan. Pada [[15 November]] [[2003]], [[Paus Yohanes Paulus II]] meresmikan pembentukan Keuskupan Timika dan menetapkan Gereja Tiga Raja sebagai pusat keuskupan.<ref>{{cite book |first1 = Benyamin |last1 = Magay |date = September 2020 |chapter = Problem Perdamaian di Keuskupan Timika |title = Problematika Perdamaian dan Pastoral Kemanusiaan di Keuskupan Timika |location = [[Denpasar]] |publisher = Pustaka Larasan |pp = 15 |isbn = 9786025401855}}</ref>
|