Lokomotif B50: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Berat Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Perbaikan kata Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 29:
Pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) memulai pembangunan konstruksi pertama jalan rel dengan rute Surabaya Kota – Sidoarjo – Pasuruan (63 km) dan diresmikan pada tahun 1878. Pembangunan jalan rel ini diteruskan ke arah barat dengan rute Sidoarjo – Tarik – Kertosono – Madiun (141 km) yang selesai dibangun pada tahun 1882 dan Madiun – Solo Balapan (97 km) yang selesai dibangun pada tahun 1884. Jalur ini dianggap penting karena melalui wilayah dengan kondisi tanah yang subur yang kemudian menjadi tulang punggung industri gula. Selain terdapat perkebunan tebu dan pabrik gula, jalur ini juga melalui perkebunan teh, kopi, tembakau dan lain-lain.<ref>{{cite book |last1=Bagus Prayogo |first1=Yoga |author-link1= |last2=Yohanes Sapto |first2=Prabowo |author-link2= |last3=Radityo |first3=Diaz|date=2017 |title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. |url= |location=Yogyakarta |publisher=Jogja Bangkit Publisher |page=52|isbn=978-602-0818-55-9 |author-link=}}</ref>
Untuk melayani rute ini, SS membeli 14 lokomotif uap B50 dari pabrik Sharp Stewart (Inggris). 14 lokomotif B50 didatangkan pada tahun 1880 – 1886. Lokomotif ini digunakan untuk menarik rangkaian kereta yang mengangkut hasil perkebunan dan penumpang. Pembangunan jalan rel kemudian dilanjutkan pada rute Madiun –
Lokomotif uap B50 memiliki roda utama dengan diameter 1412 mm. Dengan konstruksi ini, lokomotif mampu mencapai kecepatan maksimum 60 km/jam dengan tetap memberikan kestabilan pada lokomotif. Lokomotif B50 menggunakan bahan bakar kayu jati atau batubara. Lokomotif B50 memiliki daya 330 HP (horse power) dan digunakan untuk menarik rangkaian kereta pada rute jarak menengah. Lokomotif ini memiliki susunan roda 2-4-0 dan berat 20,25 ton.
|