Kota Malang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k {{Kota Malang}} |
rw |
||
Baris 1:
:''Artikel ini mengenai
{{dati2|nama=Kota Malang
|luas=124 km²
|penduduk=768.000 (2003)
|kepadatan=6.171
|kecamatan=5
|kelurahan=57
|kodearea=0341
|dau=Rp. -
▲| [[Jawa Timur]]
|lambang= [[Gambar:Lambang kota malang.gif|80px]]
|peta= [[Gambar:Locator_kota_malang.png]]
|dasar hukum=-
|tanggal=-
|motto=Malang Kucecwara
|kepala daerah=[[Walikota]]
|nama kepala daerah=-
|web=-
▲| 112,34'09" - 11,41'34" BT 7,54'52", 22 - 8,03'05", 11 LS
▲|}
'''Malang''' adalah sebuah [[Kotamadya|kota]] di [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Terletak 90 km di sebelah selatan [[Kota Surabaya]], wilayah Kota Malang dikelilingi oleh [[Kabupaten Malang]]. ▼
▲'''Kota Malang''', adalah sebuah [[
Kota Malang seperti halnya kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, Misalnya Ijen Boullevard dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga - keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumiharus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri dan seringkali mengundang keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim disana untuk bernostalgia.▼
==Sejarah==
Pada tahun 1879, di kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat pun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.▼
▲
▲Pada tahun [[1879]], di kota Malang mulai beroperasi [[kereta api]] dan sejak itu kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat pun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu diabaikan.
==Pembagian
Kota Malang terdiri atas 5
* [[Kedungkandang, Malang|Kedungkandang]]
* [[Sukun, Malang|Sukun]]
Baris 51 ⟶ 38:
* [[Lowokwaru, Malang|Lowokwaru]]
==Demografi==
Jumlah penduduk Kota Malang 768.000 (2003), dengan tingkat pertumbuhan 3,9% per tahun.
Sebagian besar adalah suku [[Suku Jawa|Jawa]], serta sejumlah suku-suku minoritas seperti [[Suku Madura|Madura]], [[Arab-Indonesia|Arab]], dan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]].
Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA). Komposisi penduduk asli berasal dari berbagai etnik (terutama suku Jawa, Madura, sebagian kecil keturunan Arab dan Cina)▼
▲Masyarakat Malang sebagian besar adalah pemeluk Islam kemudian Kristen, Katolik dan sebagian kecil Hindu dan Budha. Umat beragama di Kota Malang terkenal rukun dan saling bekerja sama dalam memajukan Kotanya. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak jaman kolonial antara lain Masjid Jami (Masjid Agung), Gereja (Alun2, Kayutangan dan Ijen) serta Klenteng di Kota Lama. Malang juga menjadi pusat pendidikan keagamaan dengan banyaknya Pesantren dan Seminari Alkitab yang sudah terkenal di seluruh Nusantara
[[Bahasa Jawa]]
Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Tari Topeng, namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan gaya kesenian Jawa Tengahan (Solo, Yogya), Jawa Timur-Selatan (Ponorogo, Tulungagung, Blitar) dan gaya kesenian Blambangan (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi).▼
==
Malang juga dikenal sebagai ''Kota Pendidikan'', karena memiliki sejumlah perguruan tinggi ternama. Perguruan tinggi negeri termasuk [[Universitas Brawijaya]], [[Universitas Malang]] (d/h IKIP Malang), [[STAIN Malang]], serta terdapat cabang Sekolah Tinggi Administrasi Negara ([[STAN]]). Beberapa perguruan tinggi swasta terkemuka diantaranya: [[Universitas Muhammadiyah Malang]], [[Universitas Merdeka]], [[Universitas Gajayana]], [[Universitas Islam Indonesia]], dan sebagainya. Sebagai kota pendidikan, banyak mahasiswa berasal dari luar Malang yang kemudian menetap di Malang, terutama dari wilayah Indonesia Timur seperti Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
▲[[Bahasa Jawa]] [[Bahasa Jawa#Dialek-Dialek Bahasa Jawa|dialek Jawa Timuran]] dan bahasa Madura adalah bahasa sehari-hari masyarakat Malang. Dikalangan generasi muda berlaku dialek khas Malang yang disebut 'boso walikan' yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, contohnya : seperti Malang menjadi Ngalam. Gaya bahasa di Malang terkenal kaku tanpa unggah-ungguh sebagaimana bahasa Jawa kasar umumnya. Hal menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas dan tidak mengenal basa-basi
==
▲Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Tari Topeng, namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan gaya kesenian Jawa Tengahan (Solo, Yogya), Jawa Timur-Selatan (Ponorogo, Tulungagung, Blitar) dan gaya kesenian Blambangan (Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi).
▲Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA).
==Julukan==
|