Suku Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Farhan Curious (bicara | kontrib)
Dikembalikan ke revisi 21035885 oleh Farhan Curious (bicara) (TW)
Tag: Pembatalan
Baris 1:
{{pp-vandalism}}
{{Infobox ethnic group
| group = {{PAGENAME}}<br/> سوكو ڤاليمبڠ
| native_name = {{Smallhlist|'''Wong Pelembang|Melayu Palembang''<br>ꥀꥋꥏ​​ꤶꤾꥉꤸ꥓ꤷꥏ​<br>ڤالیمباڠ‎ واڠ'}}
| native_name_lang = [[Bahasa Palembang|Palembang]]
| image = [[File:Suku Palembang.jpg|300px]]
Baris 12 ⟶ 11:
*'''Bahasa resmi di Indonesia''':<br>[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
}}
|rels= {{plainlist|
{{plainlist|
*[[File:Allah-green.svg|18px]] [[Islam]] (mayoritas [[Sunni]])
}}
Baris 19 ⟶ 17:
}}
 
'''{{PAGENAME}}'''<ref>{{cite web(disebut |url=juga https://travel.okezone.com/read/2017/03/14/406/1642096/yuk-kenali-suku-suku-di-sumatera-selatan-part-1|title=Yuk Kenali Suku-Suku di Sumatera Selatan (Part-1)|language=id|trans-title=Let's''Wong Get To Know About Ethnic Groups in South Sumatra|author=<!--Not stated--> |website=okezone.com}}</ref><ref>{{cite web |url=https://akurat.co/yuk-mengenal-12-suku-yang-mendiami-bumi-sriwijaya|title=Mari Mengenal 12 Suku yang Mendiami Bumi Sriwijaya|language=id|trans-title=LetPalembang'''s Get To Know About 12 Ethnic Groups Native To Srivijaya Land (South Sumatra)|author=<!--Not stated--> |date= |website=akurat.co|publisher=Akurat Sentra Media}}</ref><ref>{{citation|last=Badan Pusat Statistik|date=21 Januari 2021|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia (Hasil Sensus Penduduk 2020)|url=https://www.bps.go.id/pressrelease/download.html?nrbvfeve=MTg1NA%3D%3D&sdfs=ldjfdifsdjkfahi&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNy0xOSAxNzoyNzo0Ng%3D%3D|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|ref={{sfnref|BPS|2021b}}}}</ref> {{aka}}atau '''''WongMelayu Palembang''''')<ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=7Is8DwAAQBAJ&pg=PA24&lpg=PA24&dq=wong+palembang+suku+palembang&source=bl&ots=zITOhuXUbt&sig=ACfU3U3paKuqqtqZoABrQo7Cuq1O2hOkhg&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi8lPyQlvr1AhVLSGwGHdAJCoQ4ZBDoAXoECAIQAg#v=onepage&q=wong%20palembang%20suku%20palembang&f=false |title=Kacang Tidak Lupa Kulitnya |language=id |last=Sakai |first= Minako |date=2017 |publisher= Yayasan Pustaka Obor Indonesia|quote={{lang-id|Wong Palembang Asli atau orang Palembang asli adalah suku yang berasal dari Palembang [The indigenous Wong Palembang or the Palembang people are the indigenous or ethnic group native to Palembang]}}}}</ref> (terkadangmerupakan jugasuku '''''Wongbangsa Kitoyang Galo''''')<ref>{{cite web |url=https://www.molzania.com/beberapa-ciri-khas-ini-hanya-dimiliki/|title=Beberapa Ciri Khas Ini Hanya Dimiliki oleh Wong Asli Palembang|language=id|trans-title=These Characteristics Only Belongs To Indigenous Wong Palembang|author=<!--Not stated-->|website=molzania.com}}</ref> adalah etnismendiami [[pribumiPalembang]] aslidan yang berasal darijuga daerah [[Palembang]] diwilayah [[Sumatra Selatan]], [[Indonesia]]lainnya.<ref>[http://www.palembang.go.id/index.php/sosial-budaya-kota-pelembang Sosial Budaya Kota Palembang Dari Turun Temurun]</ref><ref>''Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003. {{ISBN|9812302123}}.''</ref> Berdasarkan statistik, penduduk beretnissuku Palembang berjumlah sekitar 3.800.000<ref name="Palembang pop"/> individualpopulasi yang hidup di [[Indonesia]].<ref>{{cite web |url= https://travel.okezone.com/read/2017/03/14/406/1642096/yuk-kenali-suku-suku-di-sumatera-selatan-part-1|title=Yuk Kenali Suku-Suku di Sumatera Selatan (Part-1)|language=id|trans-title=Let's Get To Know About Ethnic Groups in South Sumatra|author=<!--Not stated--> |website=okezone.com}}</ref><ref>{{cite web |url=https://akurat.co/yuk-mengenal-12-suku-yang-mendiami-bumi-sriwijaya|title=Mari Mengenal 12 Suku yang Mendiami Bumi Sriwijaya|language=id|trans-title=Let's Get To Know About 12 Ethnic Groups Native To Srivijaya Land (South Sumatra)|author=<!--Not stated--> |date= |website=akurat.co|publisher=Akurat Sentra Media}}</ref><ref>{{citation|last=Badan Pusat Statistik|date=21 Januari 2021|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia (Hasil Sensus Penduduk 2020)|url=https://www.bps.go.id/pressrelease/download.html?nrbvfeve=MTg1NA%3D%3D&sdfs=ldjfdifsdjkfahi&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wNy0xOSAxNzoyNzo0Ng%3D%3D|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|ref={{sfnref|BPS|2021b}}}}</ref>
 
== Sejarah ==
{{main|Sejarah Palembang}}
Sejarah etnis Palembang erat kaitannya dengan sejarah [[Palembang]] itu sendiri sebagai tempat asal dan wilayah utama bagi etnis pribumi Palembang. Palembang merupakan salah satu kota yang telah ada sejak zaman kuno di Sumatra yang berperan penting utamanya dalam bidang perdagangan dalam kawasan [[Asia Tenggara]]. Pada awal abad ke-6, sebuah kemaharajaan bernama [[Sriwijaya]] lahir di Palembang yang mengindikasikan bahwa etnis Palembang merupakan masyarakat yang memiliki mutu peradaban yang tinggi.
 
Sejarah orang Palembang erat kaitannya dengan sejarah [[Palembang]] itu sendiri sebagai tempat asal dan wilayah utama bagi etnis pribumi Palembang. Palembang merupakan salah satu kota yang telah ada sejak zaman kuno di Sumatra yang berperan penting utamanya dalam bidang perdagangan dalam kawasan [[Asia Tenggara]]. Pada awal abad ke-6, sebuah kemaharajaan bernama [[Sriwijaya]] lahir di Palembang yang mengindikasikan bahwa masyarakat Palembang merupakan masyarakat yang memiliki mutu peradaban yang tinggi.
Namun secara historis, berdasarkan salah satu prasasti kuno yang ditemukan di Palembang menyebutkan bahwa [[Dapunta Hyang]] (sang pendiri dinasti kemaharajaan Sriwijaya) merupakan seorang tokoh yang berasal dari daerah [[Dataran Tinggi Minangkabau|Minang]] di belahan barat Sumatera:
 
Secara historis, berdasarkan salah satu prasasti kuno yang ditemukan di Palembang menyebutkan bahwa [[Dapunta Hyang]] (sang pendiri dinasti kemaharajaan Sriwijaya) merupakan seorang tokoh yang berasal dari daerah [[Minanga]] di belahan barat Sumatera:
{{cquote|"...''marlapas dari Minānga''..."
— [[Prasasti Kedukan Bukit]]}}
Namun beberapa sejarawan, menyatakan bahwa Sriwijaya lahir dari peradaban tanah Sumatra Selatan itu sendiri, sejarawan menyebutkan bahwa Minanga berada di muara Sungai Komering Purba.<ref>{{cite book|last= Ismail|first= H.M Arian|author-link= |title= Periodisasi sejarah Sriwijaya bermula di Menanga Komereng Ulu Sumatra Selatan berjaya di Palembang berakhir di Jambi
Hal ini menjadikan salah satu faktor yang menjadikan etnis Palembang memiliki unsur-unsur khas etnis Minangkabau khususnya dalam bidang linguistik.
|year= 2002|publisher= Unanti Press}}</ref>
Memasuki masa abad selanjutnya, kira-kira pada pertengahan abad ke-9, budaya etnis Jawa juga masuk ke Palembang dikarenakan faktor penguasaan dinasti Jawa keatas Sumatra. [[George Coedes]] menuturkan bahwa: "pada paruh kedua abad ke-9, [[Jawa]] dan [[Sumatera]] dipersatukan di bawah kekuasaan dinasti [[Sailendra]] yang memerintah di Jawa... dengan pusatnya yang berlokasi di Palembang."<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}}
Memasuki masa abad selanjutnya, kira-kira pada pertengahan abad ke-9, [[Jawa]] dan [[Sumatera]] (termasuk juga Palembang) dipersatukan di bawah kekuasaan dinasti [[Sailendra]] yang memerintah di Jawa, dengan pusatnya yang berlokasi di Palembang.<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}}
 
Memasuki abad ke-14, Palembang berada dalam kekuasaan Kerajaan di Jawa [[Majapahit]] yang tercantum dalam [[Sumpah Palapa]] sebagai taklukan dari [[Majapahit]]. Memasuki awal abad ke-17, Palembang menjadi pusat pemerintahan yang bernuansa Islam dengan pendirinya [[Ki Gede ing Suro]], bangsawan pelarian dari [[Kesultanan Demak]] akibat kemelut politik setelah mangkatnya [[Sultan Trenggana]]. Hal ini jugalah yang menjadi salah satu faktor utama mengapa etnismasyarakat Palembang memiliki begitu banyak unsur Jawa terutama dalam hal linguistik, kebudayaan, sistem kebangsawanan, norma, dan lain sebagainya. {{cn}}
 
== Arsitektur ==
Baris 47:
Aspek arsitektur Rumah Bari digambarkan pada lambang provinsi [[Sumatra Selatan]] untuk menggambarkan Palembang sebagai ibu kota Sumatra Selatan yang juga sebagai bentuk simbolisasi keharmonisan dan keamanan kota Palembang dan provinsi Sumatra Selatan secara umum yang telah terjaga dengan baik sejak zaman dahulu. Pada tahun 2021, Rumah Bari secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Bari|lang=id|trans-title=Bari house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=10744|access-date=5 Februari 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
 
==== Rumah ''Caro Godang'' {{aka}} Cara Gudang ====
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mensen luisteren voor het residentiehuis in Palembang naar een toespraak tijdens de viering van het regeringsjubileum van Koningin Wilhelmina TMnr 10030158.jpg|250px|thumb|ka|Rumah Cara Gudang pada zaman kolonial dijadikan sebagai kantor residen Belanda]]
 
Secara etimologi, kata ''godang'' mungkin mengacu pada [[gudang]] (bangsal tempat menyimpan barang) karena bentuknya yang memanjang seperti gudang, akan tapi mungkin juga berasal dari perkataan ''gadang'' dalam [[bahasa Minangkabau]] yang berarti 'besar'. Tapi bagaimanapun juga, Rumah Cara Gudang ({{aka}} Cara Gudang) tidak serupa dengan [[Rumah Gadang]] khas Minangkabau yang terkenal.
 
Bentuk rumah ini seperti panggung dan memanjang dengan tiang setinggi 2 [[meter]]. Bahan utama untuk membangun rumah adat ini adalah kayu. Kayu yang digunakan berasal dari jenis kayu tembesu, unglen, dan petanang. Kayu ini digunakan karena selain kuat juga kokoh. Rumah Cara Gudang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian belakang, bagian tengah, dan bagian depan. Bagian belakang memiliki ruangan yang berfungsi sebagai ruangan indoor, dapur, atau kamar tidur. Bagian tengah terdapat ruangan yang berfungsi sebagai ruangan untuk tamu terhormat ataupun tetua adat. Sedangkan bagian depan memiliki ruangan yang difungsikan sebagai tempat beristirahat, berkumpul, atau digunakan sebagai tempat mengadakan pesta.
 
Pada tahun 2010, Rumah ''Caro Godang'' {{aka}} Cara Gudang secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Gudang|lang=id|trans-title=Gudang house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=510|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
 
==== Rumah Limas ====
Baris 72:
{{main|Bahasa Palembang}}
[[File:Pedoman Ejaan Bahasa Palembang 2007.jpg|jmpl|250px|Pedoman Ejaan Bahasa Palembang oleh Balai Bahasa Palembang terbitan 2007<ref>{{Cite book|last=Trisman|first=Bambang|url=|title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|date=2007|publisher=Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|editor-last1=Twilovita|editor-first1=Nursis|location=Palembang|trans-title=Palembang Spelling System Guidelines|oclc=697282757|url-status=live|lang=id}}</ref>]]
Bahasa etnis pribumiorang Palembang ialah [https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Palembang bahasa Palembang] (dikenal sebagai ''Baso Palembang''),<ref>{{citation|title=Bahasa Palembang|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Palembang|work=Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref> yang merupakan sebuah bentuk amalgamasi linguistik antara [[bahasa MinangkabauMelayu|Melayu Pesisir]] (''Baso Minangkabau'') dan [[bahasa Jawa]] (''Basa Jawa'') yang lahir disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Sumatra (yang termasuk juga Palembang di Sumatra Selatan) pernah berada di bawah kekuasaan langsung Jawa untuk masa yang cukup lama khususnya selama era dinasti [[Syailendra]]<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} dan kemaharajaan [[Majapahit]], yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Palembang dan bahasa-bahasa daerah di sekitarnya sangat dipengaruhi oleh [[bahasa Jawa]], yang merasuk hingga ke kosakata intinya.<ref name="tadmor">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang|conference=5th International Symposium on Indonesian Linguistics|location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref> Pernyataan tersebut didukung oleh McDonnell (2016), yang menyebutkan bahwa bahasa Palembang adalah sebuah ''[[:en:Koiné language|koiné language]]'' ({{trans}} 'bahasa campuran') yang lahir di Palembang dan wilayah sekitarnya.{{sfn|McDonnell|2016|p=35}}
[[File:Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang 1981.jpg|jmpl|250px|Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang terbitan 1981<ref>{{cite book|last=Arif|first=R. M.|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/a97da629b098b75c294dffdc3e463904|title=Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang|language=id|year=1981|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|volume=74|ref=harv}}</ref>]]
Penggunaan bahasa Palembang diakui secara resmi oleh pemerintah Provinsi Sumatra Selatan sebagai salah satu bahasa pribumiasli Sumatra Selatan yang wajib dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu upaya penggiatan sosialisasi dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yang didukung oleh [[Kementerian Agama Republik Indonesia]] mengadakan peluncuran [[Al-Qur'an]] (kitab suci [[Muslim|umat Islam]]) dengan terjemahan bahasa Palembang Alus yang dirilis oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan<ref>{{cite web |url=https://www.idxchannel.com/foto-1/foto/alquran-dengan-terjemahan-bahasa-palembang |title=Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang |author=<!--Not stated--> |date=2022 |website=IDXchannel.com}}</ref> pada tahun [[2019]].<ref>{{cite web |url=https://m.antaranews.com/video/1207780/al-quran-terjemahan-bahasa-palembang-dan-sunda|title=Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda|author=<!--Not stated--> |date=2019}}</ref><ref>{{cite web |url=https://m.liputan6.com/regional/read/4152870/alquran-terjemahan-bahasa-palembang-hanya-dicetak-100-eksemplar?|title=Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar|language=id|author=<!--Not stated--> |date=2020|website=liputan6.com}}</ref><ref>{{cite web |url= https://sumeks.co/uin-raden-fatah-serahkan-alquran-terjemahan-bahasa-palembang-ke-sumeks-co/|title= UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co|author=<!--Not stated--> |date= 2022|website=sumeks.co|publisher=Sumatera Ekspres}}</ref>
Bahasa Palembang [[Bahasa Palembang#Klasifikasi|tingkatan ''Palembang Jegho'']] ({{aka}} ''Palembang Alus'') juga masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang sejak [[2021]].<ref>{{cite web |url= https://psikologi.radenfatah.ac.id/berita/detail/alhamdulillah-bahasa-palembang-jegho-alus-masuk-muatan-lokal-pada-sekolah-dasar-di-kota-palembang|title=Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang |author=<!--Not stated--> |date= 2021|publisher= Pustipd UIN Raden Fatah}}</ref>
 
===Serapan dari bahasa Palembang ke bahasa Indonesia===
[[File:Baso Palembang in Rejang script.png|jmpl|275px|‘''Baso Palembang''’ ditulis dalam [[aksara Rejang]]]]
[https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Palembang Bahasa Palembang] merupakan [[Daftar bahasa di Indonesia|salah satu bahasa di Indonesia]] yang terdaftar secara resmi dengan kode bahasa <font color="#099">'''''[ Plb ]'''''</font> dalam sistem kode linguistik Republik Indonesia.
Beberapa [[kosakata]] ataupun [[terminologi]] dalam bahasa Palembang menjadi salah satu unsur linguistik dalam bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:
 
{| class="wikitable"
! Bahasa Palembang
! Arti dalam [[bahasa Indonesia]]<ref>{{cite web |url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/|author=<!--Not stated-->|title=KBBI Daring|website=kbbi.kemdikbud.go.id |publisher= Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref>
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/betam Betam]
| Menghitam
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bontet Bontet]
| Gemuk dan pendek (tentang tubuh)
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/brengkes Brengkes]
| Pepes ikan
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/buntel%20kadut Buntel kadut]
| Adat perkawinan etnis Palembang (serupa dengan konsep mahar)
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/burgo Burgo]
| Penganan tradisional khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cacap-cacapan Cacap-cacapan]
| Upacara adat etnis Palembang saat perayaan pernikahan
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cengek Cengek]
| Sambal khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cung Cung]
| Terong
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dadar%20jiwo Dadar jiwo]
| Makanan tradisional khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/engkak Engkak]
| Penganan tradisional khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gangan%20ikan Gangan ikan]
| Masakan tradisional khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gelenak Gelenak]
| Penganan tradisional (seperti dodol) khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gelumpai Gelumpai]
| Bilah bambu tempat menuliskan naskah
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/guguk Guguk]
| Kelompok masyarakat (etnis Palembang) berdasarkan kesamaan keturunan ataupun gelar kebangsawanan
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ibung Ibung]
| Tante
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kekas Kekas]
| Sebidang tanah
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/klisar Klisar]
| Daun nipah kering
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ladas Ladas]
|
* Senang
* Puas
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/laksan Laksan]
| Irisan pempek berkuah santan
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/lapan%20jam Lapan jam]
| Penganan tradisional khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/limar Limar]
| Motif songket khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/limas Limas]
| Rumah adat Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/madik Madik]
| Utusan dalam upacara lamaran adat Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/masagus Masagus]
| Gelar bangsawan lelaki etnis Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/masayu Masayu]
| Gelar bangsawan wanita etnis Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/merenggang%20gawai Merenggang Gawai]
| Pemerkosaan (terhadap wanita)
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mi%20celor Mi celor]
| Mi tradisional khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/model Model]
| Pempek berisi tahu
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/munggah Munggah]
| Pesta adat perkawinan Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/paksangko Paksangko]
| Pakaian adat etnis Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pecah%20bulu Pecah bulu]
| Pubertas dini
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pempek Pempek]
| Penganan tradisional khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penganggon Penganggon]
| Pakaian adat etnis Palembang (biasanya dikenakan ketika prosesi adat Munggah)
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ragit Ragit]
| Makanan tradisional khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rumah%20rakit Rumah Rakit]
| Salah satu rumah adat Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rusip Rusip]
| Makanan tradisional khas Palembang
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/senantu Senantu]
| Beberapa hari yang lalu
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/songket Songket]
| Tenun bersulam
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tajung Tajung]
| Tenun khas etnis Palembang yang biasanya dikenakan lelaki
|-
| [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tekwan Tekwan]
| Makanan tradisional khas Palembang
|-
|}
 
== Gelar ==
[[File:Gilded copper crown Indonesia Palembang region Sumatra 1880-1930 CE (2482527031).jpg|thumb|250px|ka|Mahkota tembaga bermotif khas Palembang dipamerkan di Museum Seni Asia (San Francisco) di [[California]], salah satu pusaka ini berkemungkinan dicuri atau diambil dari etnis pribumi Palembang pada masa {{circa}} 1880-1930 M]]
 
Menurut peranannya yang menonjol, etnis pribumimasyarakat Palembang digolongkan kedalam dua kelompok utama, yakni ''Wong Jero'' {{aka}} ''Wong Jeroo'' ({{lit}} 'golongan bangsawan') dan ''Wong Jabo'' ({{lit}} 'golongan masyarakat umum'). Gelar-gelar kebangsawanan etnismasyarakat Palembang sangat dipengaruhi oleh sistem kebangsawanan atau ningrat etnis Jawa karena hubungan erat antar kedua entitas kebangsawanan yang dipengaruhi faktor penguasanhubungan JawaPalembang terhadapdan PalembangJawa di masa lampau. terkhusus pada masa [[Kesultanan Palembang]].
 
=== Pria ===
* '''''Ki''''', '''''Kie''''', '''''Ke''''', atau '''''Kyai'''''
** '''''Kimas/Ki Mas''''', '''''Kiemas/Kie Mas''''', '''''Kemas''''', atau '''''Kyai Mas''''', gelar kebangsawanan lelaki yang bersusur galur utama dari Kemas Anom Dipati.
** '''''Ki Gede''''' atau '''''Kyai Gede''''', termasuk salah satu gelar kebangsawanan paling awal yang digunakan oleh etnismasyarakat Palembang yang dipengaruhi oleh sistem ningrat atau kebangsawanan etnis Jawa. Dalam struktur masyarakat etnis Jawa, gelar ''Ki'' atau ''Kyai'' merupakan gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang dianggap bijaksana ataupun juga memiliki asal usul aristokrat.
** '''''Kiagus''''' atau '''''Kyai Agus'''''.
* '''''Mas'''''
Baris 247 ⟶ 114:
** '''''Ratu Sepuh'''''
*** '''''Ratu Sepuh Asma'''''
** '''''Ratu Ulu'''''
 
== Hidangan ==
{{main|Hidangan Palembang}}
 
== Pakaian Adat dan budaya ==
[[File:Aesan Gede Songket Palembang.jpg|thumb|250px|right|''Aesan Gede'' merupakan salah satu pakaian adat Palembang yang paling tersohor]]
 
Baris 258 ⟶ 125:
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een bruidspaar uit Palembang en Banjuasin Zuid-Sumatra TMnr 10002986.jpg|thumb|250px|ki|Pasangan pribumi Palembang mengenakan pakaian adat Palembang yang bernama ''Aesan'', {{circa}} 1850an-1900an]]
 
''Aesan'' adalah pakaian adat etnis pribumi Palembang. ''Aesan'' memiliki beberapa macam jenis, yang paling populer adalah ''Aesan Gede'' dan ''Aesan Paksangko'' {{aka}} ''Aesan Pasangkong''. Pada zaman dahulu, ''Aesan'' hanya dikenakan oleh para bangsawan atau anggota keluarga kerajaan Palembang (''Wong Jero/Wong Jeroo''), namun pada masa kini masyarakat umum Palembang (''Wong Jabo'') juga dapat mengenakannya sebagai simbol budaya etnis Palembang. ''Aesan'' juga kerap dikenakan pada acara-acara adat budaya etnis Palembang, termasuk juga upacara pernikahan adat Palembang. Pada tahun 2021, ''Aesan'' secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek pakaian adat etnis pribumi oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Aesan|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?cari=Aesan&provinsi=&domain=|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
 
=== Pertunjukan Tradisional ===
==== Gadis Palembang ====
[[File:KITLV A218 - Dansuitvoering door vrouwen uit Palembang, KITLV 37098.tiff|thumb|250px|ki|Pertunjukan Tari Gadis Palembang di Sumatra Selatan, {{circa}} 1860an]]
Gadis Palembang adalah merupakan tarian tradisional masyarakat etnis Palembang yang biasanya dibawakan oleh para remaja putri dengan mengenakan pakaian adat Palembang dan diiringi oleh lantunan musik tradisional khas Palembang.
 
==== Gending Sriwijaya ====
{{main|Gending Sriwijaya}}
{{multiple image | width = 180 | image1 = Stamp of Indonesia - 1992 - Colnect 252822 - Traditional Dances.jpeg | alt1 = Tari Gending Sriwijaya pada perangko Republik Indonesia tahun edisi 1992 | image2 = Stamp of Indonesia - 1993 - Colnect 252647 - Tari Gending Sriwijaya.jpeg | alt2 = Tari Gending Sriwijaya pada perangko Republik Indonesia tahun edisi 1993| footer = Tari Gending Sriwijaya pada perangko Republik Indonesia}}
 
[[Gending Sriwijaya]] umumnya mengacu pada pertunjukan tradisional etnis Palembang (dengan unsur pengaruh budaya etnis Jawa) baik itu berupa lagu, gaya musik, maupun pertunjukan tari. Secara historis, [[Palembang]] adalah pusat kemaharajaan [[Sriwijaya]] ([[bahasa Palembang|Palembang]]: ''Kadatuan Sriwijaya''), pertunjukan tari Gending Sriwijaya yang diciptakan oleh etnis Palembang ini secara khusus mempunyai makna filosofis untuk menggambarkan kemegahan, kemurnian budaya, kejayaan, dan kemegahan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya dalam menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara. Pada tahun 2010, Gending Sriwijaya secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Gending Sriwijaya|lang=id|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=614|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
 
==== Pagar Pengantin ====
[[File:PAGAR PENGANTIN.jpg|thumb|250px|ki|Tari Pagar Pengantin biasanya dibawakan dalam acara-acara yang mengusung nuadat Palembang, salah satunya yakni dalam upacara pernikahan]]
 
Pagar Pengantin adalah tarian tradisional etnis Palembang yang biasanya dibawakan oleh para penari wanita dalam acara-acara sakral adat Palembang, salah satu contohnya yakni dalam upacara pernikahan adat budaya Palembang. Tarian ini dipercaya oleh masyarakat etnis Palembang dapat membawa keberuntungan atau rejeki yang baik bagi pasangan yang baru menikah. Ini adalah salah satu tarian tradisional Palembang yang paling umum dilakukan dalam pernikahan Palembang.
 
== Lihat Juga ==