Citra Allah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 50:
Para teolog sudah berusaha menelaah perbedaan konsep "citra Allah" dan konsep "rupa Allah" di dalam kodrat manusia. Origenes misalnya menganggap citra Allah sebagai sesuatu yang dikaruniakan pada waktu penciptaan, dan rupa Allah sebagai sesuatu yang dikaruniakan kepada seseorang kemudian hari.
Meskipun "citra dan rupa" adalah salah satu contoh [[Hebraisme|keistimewaan bahasa Ibrani]], yang gemar mengungkapkan satu gagasan dengan menggunakan dua kata berlainan, muncul pandangan bahwa "citra dan rupa" adalah dua hal terpisah. Citra adalah keserupaan alami manusia dengan Allah, yakni keberdayaan untuk menalar dan berkehendak, sementara rupa adalah suatu ''donum superadditum'', anugerah tambahan kepada fitrah manusia. Rupa terdiri atas kualitas-kualitas moral Allah, sementara gambar mencakup sifat-sifat hakiki Allah. Saat
Bagaimanapun juga, pembedaan "citra" dari "rupa" yang berasal dari Abad Pertengahan itu sudah banyak ditinggalkan para mufasir modern. Menurut C. John Collins, "sejak sekitar zaman Reformasi, sarjana-sarjana sudah mengakui bahwa hal ini [pembedaan citra dari rupa] tidak selaras dengan nas itu sendiri. Pertama-tama, tidak ada kata "dan" yang menghubungkan "menurut gambar" dengan "rupa Kita." Yang kedua, di dalam Kejadian 1:27 hanya ada "menurut gambar Allah"; dan yang terakhir, di dalam Kejadian 5:1, Allah menjadikan manusia "menurut rupa Allah." Penjelasan terbaik untuk semua data ini adalah "menurut gambar" dan "menurut rupa" merujuk kepada hal yang sama, keduanya saling memperjelas."<ref>Collins, C. John, ''Genesis 1–4: A Linguistic, Literary, and Theological Commentary'' (Phillipsburg, NJ: P&R Publishing, 2006), 62.</ref>
|