Cho Man-sik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 109:
Pada bulan Agustus 1945, menjelang penyerahan Jepang, Cho didekati oleh gubernur Jepang di Pyongyang dan diminta untuk mengatur sebuah komite untuk mengambil kendali dan menjaga stabilitas selama periode kekosongan kekuasaan yang pasti akan datang.<ref>Kim, ''The History of Korea'', p142</ref> Ia setuju untuk bekerja sama, dan pada 17 Agustus 1945 dibentuklah Panitia Rakyat Sementara untuk Lima Provinsi. Panitia tersebut berfungsi untuk menentukan jumlah anggota, tugas, dan proses pemilihan untuk pembentukan Panitia Rakyat di tingkat provinsi, kota, negara, kotapraja, dan desa di Korea.<ref>Armstrong, "The North Korean Revolution", p68</ref> Cho juga ikut menggabungkan komite ini dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Korea (CPKI). Komite Rakyat Sementara untuk Lima Provinsi umumnya berisi tokoh-tokoh nasionalis [[sayap kanan]] yang menentang [[komunisme]].<ref>Lee, ''The Partition of Korea'', p133</ref>
 
Ketika pasukan Soviet tiba di [[Pyongyang]] setelah Jepang menyerah, mereka berharap dapat memengaruhi Cho Man-sik. Cho pada saat itu adalah tokoh paling populer di Pyongyang terutama karena perlawanannya yang konsisten terhadap Jepang dan pembentukan Masyarakat Promosi Produk Korea.<ref>Lankov, "From Stalin to Kim Il Sung", p14</ref><ref>Wells, "New God, New Nation", p137</ref> Perwira Soviet secara teratur bertemu dengan Cho dan mencoba meyakinkannya untuk memimpin pemerintahan Korea Utara yang akan dibentuk. Namun, Cho tidak menyukai komunisme dan tidak mempercayai iming-iming dari kekuatan asing.<ref>Lankov, "From Stalin to Kim Il Sung", p14</ref> Cho Man-sik setuju untuk bekerja sama dengan pihak berwenang Soviet dengan mengajukan beberapa syarat, seperti otonomi yang luas. Permintaan Cho tidak diterima oleh para pemimpin Soviet. Terlepas dari penolakannya terhadap permintaan Soviet, dia tetap menjabat sebagai ketua Komite Rakyat P'yŏngan Selatan.<ref>Lankov, "From Stalin to Kim Il Sung", p14</ref>
 
Pada 3 November 1945, Cho juga mendirikan partai politiknya sendiri: [[Partai Demokrat Sosial Korea|Partai Demokrat Korea]]. Pada awalnya, partai ini dimaksudkan untuk menjadi organisasi politik kaum nasionalis dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis usai pendudukan Jepang. Namun, Soviet tidak senang dengan Partai Demokrat Korea dan karena tekanan pihak sosialis, Choi Yong-kun terpilih sebagai wakil ketua pertama partai tersebut. Choi Yong-kun adalah seorang gerilyawan yang bertugas di brigadeBrigade 88 Uni Soviet, dan merupakan teman [[Kim Il-sung]]. Oleh karena itu, haluan partai tersebut mulai dipengaruhi oleh Soviet sejak awal pembentukannya.<ref>Lankov, "From Stalin to Kim Il Sung", p22</ref>
 
Harapan Soviet agar Cho Man-sik bisa menjadi pemimpin Korea Utara berangsur pudar dan mereka mulai mengalihkan perhatian pada tokoh komunis Korea Kim Il-sung. Kim Il-sung telah berlatih di Angkatan Darat Soviet selama sepuluh tahun, dan naik ke pangkat mayor. Di bawah tekanan Soviet, Cho diwajibkan untuk mengatur kembali Komite Rakyat Sementara untuk Lima Provinsi, dan menerima lebih banyak tokoh komunis ke dalam dewan.<ref>Lee, ''The Partition of Korea'', p135</ref> Ideologi Kim dan Cho yang bertentangan membuat keduanya berselisih, dan pembagian kekuasaan gagal diterima dengan baik oleh salah satu dari mereka.