Ja'far Umar Thalib: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
LTA Alkhidr? |
||
Baris 45:
Ja'far dididik sebagai seorang santri di Pondok Pesantren [[Persatuan Islam|Persis]] di Bangil dan di sekolah Perguruan Al-Irsyad Al-Islamiyah, hingga kemudian pada tahun 1983 ia menjadi seorang mahasiswa di [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab]] (LIPIA) di Jakarta, yang merupakan cabang dari [[Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud]] di [[Riyadh]], [[Arab Saudi]].<ref>{{Cite web |url=https://www.jurnalportal.com/index.php/2017/02/10/raja-salman-menyetujui-pengembangan-kampus-lipia/ |title=Salman Menyetujui Pengembangan Kampus LIPIA" |access-date=2018-04-23 |archive-date=2018-04-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180423170643/https://www.jurnalportal.com/index.php/2017/02/10/raja-salman-menyetujui-pengembangan-kampus-lipia/ |dead-url=yes }}</ref>
Pada 1986 sebelum kelulusannya, karena beberapa perselisihan dengan salah satu gurunya, Muhammad Yasin al-Khattib,<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=cTHqqDr61dMC&pg=PA69&dq=bangil&hl=en&sa=X&ei=TcGQU86IM7KqsQT-_YGYAQ&ved=0CD8Q6AEwBA#v=onepage&q=bangil&f=false|title=Laskar Jihad|first=Noorhaidi |last=Hasan| publisher=SEAP Publications|year=2006| page=70|isbn=9780877277408}}</ref> ia meninggalkan LIPIA. Dengan bantuan direktur LIPIA, ia melanjutkan studinya di Maudoodi Institute di Lahore, Pakistan pada tahun 1986 dengan beasiswa dari pemerintah Saudi. Setelah satu tahun, ia bertengkar lagi dengan salah satu dosennya dan memutuskan untuk meninggalkan institusi sebelum menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1987.<ref name="umam">{{cite paper| url=http://scholarspace.manoa.hawaii.edu/bitstream/handle/10125/2255/Exp6n1-1%20Umam.pdf?sequence=1| title=Radical Muslims in Indonesia: The case of Ja’far Umar Thalib and the Laskar Jihad |first=Umam|last=Saiful|publisher=Center for Southeast Asian Studies, University of Hawai'i at Manoa|year=2006|volume=6|issue=1|accessdate=October 16, 2014}}</ref>
Dia juga mempelajari ajaran manhaj Salafi dari Syekh [[Nashiruddin Al-Albani]] dan Syekh [[Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz|Bin Baz]].<ref name="umam" />
Baris 90 ⟶ 88:
Selain menyayangi umat Islam, Syekh Ja'far juga menginginkan [[NKRI]] tetap utuh, dia tidak menginginkan [[Republik Maluku Selatan|RMS]] memisahkan [[Maluku]] dari [[NKRI]] sebagaimana [[Timor Timur]] telah pisah dari [[NKRI]]<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2002-04-24|title=Laskar Jihad Siap Menangkap Tokoh RMS|url=https://www.liputan6.com/news/read/33014/laskar-jihad-siap-menangkap-tokoh-rms|website=liputan6.com|language=id|access-date=2022-04-27}}</ref>. Dia memimpin laskar jihadnya siap untuk memerangi [[Republik Maluku Selatan|RMS]] dan berangkatnya ke [[Maluku]] untuk jihad sebagai bukti kecintaannya terhadap [[NKRI]]. Oleh sebab itu Jenderal Polisi Prof. Drs. H. [[Muhammad Tito Karnavian]], M.A., Ph.D menyebutkan bahwa Syeikh Ja'far sebagai sosok yang cinta [[NKRI]] dan cinta [[umat Islam]]<ref>{{Cite web|title=Sisi Lain (Yang belum Terungkap) dari Ustadz Ja’far Umar Thalib|url=https://indonesiainside.id/narasi/2019/08/29/sisi-lain-yang-belum-terungkap-dari-ustadz-jafar-umar-thalib|website=Indonesiainside.id|language=id-ID|access-date=2022-04-27}}</ref>.
Salah satu bentuk kecintaan Syekh Ja'far kepada [[NKRI]] adalah siap berjuang dan rela berdakwah di [[Papua]], dia prihatin dengan adanya hasutan supaya orang-orang [[Papua]] merdeka dan lepas dari [[NKRI]]<ref>{{Cite web|title=Sisi Lain (Yang belum Terungkap) dari Ustadz Ja’far Umar Thalib|url=https://indonesiainside.id/narasi/2019/08/29/sisi-lain-yang-belum-terungkap-dari-ustadz-jafar-umar-thalib|website=Indonesiainside.id|language=id-ID
== Kasus di Papua ==
Baris 102 ⟶ 100:
== Harapan Sebelum Kematian ==
Ja'far Umar Thalib di saat sudah merasa bahwa dia telah jatuh ke banyak kesalahan dalam dakwah [[Salafiyah|salafiyyah]] dan dia merasa bahwa nama dia sudah tidak harum lagi di mata guru-gurunya yang masih pada hidup seperti Syaikh [[Rabi' bin Hadi al-Madkhali|Rabi' bin Hadi Al-Madkhali]], maka Ja'far Umar Thalib berdoa dengan penuh harapan: "''Semoga Allah memberi kesempatan kepada saya untuk bertemu Syaikh [[Rabi' bin Hadi al-Madkhali|Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali]] sebelum saya mati ataupun sebelum Syaikh [[Rabi' bin Hadi al-Madkhali|Rabi’]] wafat''." Allah mengabulkan doanya hingga dia dapat bertemu dengannya, dengan sebab itu dia merujuk dan kembali ke dakwah [[Salafiyah|salafiyyah]]<ref>{{Cite web|last=Today|first=Moslem|title=Kisah Ruju’nya Ustadz Ja’far Umar Thalib ke Manhaj Salaf {{!}} Moslem Today|url=https://www.moslemtoday.com/kisah-rujunya-ustadz-jafar-umar-thalib-ke-manhaj-salaf/|language=en-US|access-date=2022-04-21}}</ref>.
== Pujian Tokoh-tokoh Besar ==
'''Imam [[Muqbil bin Hadi al-Wadi'i|Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i]]''' berkata pula: “''Saudara yang mulia Syaikh Ja’far bin Umar Thalib dan saudara-saudaranya yang mulia adalah dari saudara-saudara kita [[Ahlus sunnah|Ahlus Sunnah]] dan Syaikh Ja’far dan sebagian saudara-saudaranya adalah dari kalangan murid-murid kita''."
'''Jend. Pol. (Purn) Prof. Drs. H. [[Tito Karnavian]] M.A, Ph.D''' berkata saat menjenguk jenazah dia: "''Saya secara pribadi merasa amat berduka sedalamnya karena mengenal secara pribadi dengan dia sudah cukup lama. Dia adalah sosok yang sangat cinta [[Indonesia|NKRI]], dan sangat cinta kepada [[Muslim|umat Islam]]''."
'''Jend. Pol. (Purn) Prof. Drs. H. [[Tito Karnavian]] M.A, Ph.D''' berkata pula: "''Banyak yang mungkin berpandangan negatif kepada dia, ada stigma yang mengatakan teroris, saya membela karena saya tau persis bagaimana keterlibatan dia pada saat di [[Pulau Ambon|Ambon]] dan di [[Poso (kota)|Poso]]''.<ref>{{Cite web|last=Today|first=Moslem|title=Kapolri Tito : Ustadz Ja’far adalah Sahabat Kita, Pejuang Islam dan Pejuang NKRI {{!}} Moslem Today|url=http://www.moslemtoday.com/kapolri-tito-ustadz-jafar-adalah-sahabat-kita-pejuang-islam-dan-pejuang-nkri/|language=en-US|access-date=2022-04-21}}</ref>"
'''Dr. H. [[M. Busyro Muqoddas]], SH. M.Hum''' berkata saat prosesi pemakaman dia: "''Saya sudah lama kenal dia, sejak 1995. Dia tokoh [[muballigh]]. Konsen di aktivitas keislaman, di masjid-masjid''."
Baris 127 ⟶ 114:
'''Brigjen. Pol. [[Karyoto]]''' berkata tentang Syaikh Ja'far Umar Thalib: "''Secara pribadi, dia sebagai [[ulama]], aktivis pendidikan, apalagi saya [[muslim]], salut sama dia, kami merasa kehilangan.''<ref>{{Cite web|title=Ja'far Umar Thalib Wafat, Pesantren Ihya As-Sunnah Dipadati Pelayat|url=https://indonesiainside.id/news/nasional/2019/08/26/jafar-umar-thalib-wafat-pesantren-ihya-as-sunnah-dipadati-pelayat|website=Indonesiainside.id|language=id-ID|access-date=2022-04-24}}</ref>"
'''Dr. H. [[Hamzah Haz]] MA, Ph.D''' berkata kepada Syaikh Ja'far Umar Thalib soal penuntasan [[Kerusuhan Ambon 2011|kerusuhan Ambon]]: "''Saya [[santri]], saya yang ikut [[Ustaz|Ustadz]]''.<ref>{{Cite web|title=Laskar Jihad: Diplomasi Hamzah Haz Tangani Rusuh Ambon {{!}} Republika Online Mobile|url=https://m-republika-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/m.republika.co.id/amp/pwtrsj385?amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw==#amp_tf=Dari%20%251$s&aoh=16507924411405&csi=1&referrer=https://www.google.com&share=https://www.republika.co.id/berita/pwtrsj385/laskar-jihad-diplomasi-hamzah-haz-tangani-rusuh-ambon|website=m-republika-co-id.cdn.ampproject.org|access-date=2022-04-24}}</ref>"
|