Abdullah bin Umar bin Abdul Aziz: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 3:
Setelah kematian Yazid, [[Marwan bin Muhammad]] ({{reign|744|750}}), yang kemudian berhasil merebut kekhalifahan, menunjuk seorang pendukungnya sendiri dari anggota [[Qais]] Nadhr bin Sa'id al-Harasyi, sebagai gubernur Irak, tetapi Abdullah bin Umar tetap mempertahankan loyalitas mayoritas suku [[Banu Kalb]] dari garnisun Suriah di Irak. Ibnu Umar tetap di [[Al-Hirah]], sementara Nadhr dan para pendukungnya menempatkan diri mereka di pinggiran kota Dair Hind, dan selama beberapa bulan kedua gubernur yang saling bersaing dan pasukan mereka saling berhadapan dan bertempur di sekitar Al-Hirah.{{sfn|Hawting|2000|pp=99–100}}
 
Konflik antara Ibnu Umar dan an-Nadhr tiba-tiba berakhir dengan munculnya pemberontakan [[Khawarij]] yang dimulai di antara suku [[Rabi'ah bin Nizar|Bani Rabi'ah]] di [[al-Jazirah|Mesopotamia Atas]]. Kelompok Khawarij menentang kekhalifahan Marwan bin Muhammad dan pendukungnya yang berasal dari suku [[Mudhar]] dan Qais, dan mereka memilih [[Adh-Dhahhak bin Qais asy-Syaibani]] sebagai khalifah mereka. Pada awal 745 mereka menginvasi Irak dan mengalahkan kedua gubernur Umayyah yang bersaing.{{sfn|Hawting|2000|p=100}} Nadhr melarikan diri kembali ke Suriah untuk bergabung dengan Marwan, tetapi Ibnu Umar dan para pendukungnya mundur ke [[Wasith, Irak|Wasith]]. Namun pada musim panas 745 Ibnu Umar dan para pendukungnya menyerah dan mendukung Khawarij dan Dhahhak—yang bahkan bukan berasal dari suku [[Quraisy]], suku Nabi [[Muhammad]]— sebagai khalifah mereka. Ibnu Umar diangkat sebagai gubernur Dhahhak untuk Wasith, Irak timur, dan Persia barat, sedangkan Dhahhak memerintah Irak barat dari Kufah.{{sfn|Hawting|2000|p=100}} Setelah Dhahhak dibunuh oleh tentara Marwan di Kafartuta, Yazid bin Hubairah dikirim untuk menegakkan kekuasaan Umayyah di Irak. Ibnu Hubairah mengalahkan Khawarij di Kufah dan kemudian pergi ke Wasith, di mana dia menangkap Ibnu Umar.{{sfn|Hawting|2000|pp=100–101}} Ibnu Umar kemudian meninggal di penjara Marwan di [[Harran]] bersama kerabatnya [[Al-Abbas bin Al-Walid]] dan seorang anggota Abbasiyah [[Ibrahim al-Imam|Ibrahim bin Muhammad]] karena wabah di kota.{{sfn|Williams|1985|p=167}}
 
== Referensi ==