Astra International: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 140.213.142.143 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Lukas2312
Tag: Pengembalian
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 53:
Lebih lanjut dari penunjukkan Astra sebagai distributor kendaraan bermotor Toyota, Astra kemduian mendirikan ventura bersama dengan [[Toyota Motor Corporation]] di Jepang, yaitu perusahaan PT Toyota-Astra Motor (TAM) pada tahun 1971, yang menjadi perusahaan distribusi kendaraan bermerek Toyota di Indonesia. TAM kemudian meluncurkan mobil [[Toyota Kijang]] pertama pada tahun 1977, salah satu tipe mobil keluarga pionir di Indonesia.<ref name=":3" />
 
Pada tahun 1990, Astra melalukan penawaran umum perdana atas 30 juta lembar sahamnya di Bursa Efek Jakarta (kini [[Bursa Efek Indonesia]]). Kepemilikan keluarga Soeryadjaya dalam perusahaan miliknya ini, sayangnya tidak berlangsung lama pasca-IPO. Beberapa saat setelah IPO, bisnis keuangan anak Wiliam, [[Edward Soeryadjaya]] bernama [[Bank Summa]], mengalami krisis yang hebat akibat terlalu banyak meminjamkan kredit pada pihak berelasi dan [[properti]], sehingga kredit macetnya mencapai 70%. Pada tahun 1992, kredit macet Bank Summa sudah mencapai Rp 1,2 triliun dan utangnya sebesar Rp 500 miliar (dari aset Rp 1,6 triliun).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=wXtfwKzHA2EC&pg=PA73&dq=Bank+Summa&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjBvOrmqMb3AhWQRmwGHQkVB9IQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=Bank%20Summa&f=false The Politics of Economic Liberalization in Indonesia: State, Market and Power]</ref> Akhirnya, Summa pun tidak terselamatkan dan dilikuidasi pemerintah pada 14 Desember 1992.<reF>[https://katadata.co.id/intannirmala/ekonopedia/61529c70503f0/kisah-william-soeryadjaya-bangun-astra-tumbang-terseret-bank-summa Kisah William Soeryadjaya Bangun Astra, Tumbang Terseret Bank Summa]</ref> Meskipun Summa adalah bisnis anaknya, justru William yang tampil di depan memenuhi kewajibannya;<Ref>[https://tirto.id/sejarah-jatuh-bangun-pt-astra-bersama-william-soeryadjaya-cvcj Sejarah Jatuh Bangun PT Astra Bersama William Soeryadjaya]</ref> ia menjual seluruh saham Astra (100 juta lembar) milik keluarganya kepada konsorsium yang terdiri dari badan-badan pemerintah dan sejumlah konglomerat, seperti [[Eka Tjipta Widjaja]], [[Prajogo Pangestu]], [[Bob Hasan]] dan [[Salim Group]] pada 15 Januari 1993.<ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=2PcwAgAAQBAJ&pg=PA108&dq=astra+bob+salim&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwizy-6iq8b3AhW67HMBHV_eCnoQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=astra%20bob%20salim&f=false Asian Development Experience Vol. 2: The Role of Governance in Asia]</ref><ref name=Salim15>[https://books.google.co.id/books?id=6hxqDwAAQBAJ&pg=PT202&dq=PT+Central+SolE+Agency+Volvo&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjRk4Kp58X3AhVOR2wGHUFjByIQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=PT%20Central%20SolE%20Agency%20Volvo&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group]</ref>
Pada tahun 1990, Astra melalukan penawaran umum perdana atas 30 juta lembar sahamnya di Bursa Efek Jakarta (kini [[Bursa Efek Indonesia]]).
 
Kepemilikan oleh para konglomerat itu tetap berlangsung hingga 1998, saat mereka semua diterjang [[krisis finansial Asia 1997|krisis moneter hebat yang melanda Indonesia]]. Banyak saham Astra seperti dari Salim, Prajogo dan Bob Hasan diserahkan ke [[BPPN]], mencapai 40% dari total saham Astra.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20200917/192/1292912/historia-bisnis-jatuhnya-saham-astra-asii-ke-bppn Historia Bisnis: Jatuhnya Saham Astra (ASII) ke BPPN ]</ref> Tidak lama setelah penyerahan saham itu, pada 1999 pemerintah segera memerintahkan BPPN untuk menjual sahamnya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=CMtGDwAAQBAJ&pg=PA158&dq=astra+BPPN&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjRlevlrMb3AhUYzDgGHVt_BlUQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=astra%20BPPN&f=false Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas (SC)]</ref> Penjualan itu dilakukan dengan skema tender, yang diikuti oleh beberapa calon seperti [[Jardine Cycle & Carriage]] (bersama Batavia Investment Management Ltd., Lazard Asia Fund, PT [[Bhakti Investama]] and the [[GIC|Government of Singapore Investment Corp]]) dan Newbridge Capital (bersama Chase Asia Equity Partners, PT Nusantara Investment Fund, Batavia Investment Fund dan [[PT Saratoga Investama Sedaya]]). Namun, pada akhirnya, Newbridge yang sudah menggandeng perusahaan anak William (Saratoga) gagal dan Jardine menjadi pemenang pada 25 Maret 2000 senilai US$ 506 juta,<ref>[https://jawawa.id/newsitem/singapores-ccl-wins-astra-stake-1447893297 JP/Singapore's CCL wins Astra stake]</ref> yang menandai berubahnya kepemilikan Astra ke tangan asing sampai saat ini.
 
Pada tahun 2004, Astra bekerja sama dengan [[Standard Chartered Bank]] melakukan pengambilalihan atas Bank Permata, sebuah bank hasil merger dari lima bank yang berada di bawah pengawasan [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN), yaitu PT [[Bank Bali]] Tbk, PT [[Bank Universal]] Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot. Kepemilikan gabungan Astra bersama dengan Standard Chartered Bank mencapai 89,12% sejak 2006 hingga 2020.<ref name=":5">{{Cite web|url=https://www.permatabank.com/TentangKami/ProfilKorporasi/Sekilas-PermataBank/#.W37CSegza00|title=Sekilas PermataBank|last=Pasific|first=Bullseye Asia|website=www.permatabank.com|access-date=2018-08-23}}</ref>