Aseksualitas: Perbedaan antara revisi

Salah satu kriteria yang biasanya diambil untuk mendefinisikan orientasi seksual adalah kestabilan sepanjang waktu. Dalam sebuah analisis di tahun 2016 yang dimuat dalam ''[[Archives of Sexual Behavior]]'', Brotto et al. menemukan "hanya dukungan lemah" bagi kriteria ini ditemui di antara individu aseksual.<ref name="Brotto-2016">{{cite journal|journal=Archives of Sexual Behavior|year=2016|title=Asexuality: Sexual Orientation, Paraphilia, Sexual Dysfunction, or None of the Above?|last1=Brotto|first1=L. A.|last2=Yule|first2=M.|volume=46|issue=3|pages=619–627|doi=10.1007/s10508-016-0802-7|pmid=27542079|s2cid=207092428}}</ref> Sebuah analisis mengenai data dari [[National Longitudinal Study of Adolescent to Adult Health|Kajian Longitudinal Nasional terhadap Kesehatan Remaja hingga Dewasa]] oleh Stephen Cranney menemukan bahwa, dari 14{{efn|ThisPenyebut denominatorini issalah mistakenlydiberikan given assebagai 25 indalam theabstrak abstractkajian ofawal Cranney's initial study. TheJumlah numberindividu ofyang individualsdilaporkan whotidak reportedmemiliki noketertarikan sexualseksual attractiondalam in waveGelombang III wasadalah 14, accordingmenurut to TableTabel 2, theparagraf firstpertama paragraph of the sectionbagian "MultivariateAnalisis AnalysisMultivariat", anddan thekutipan followingselanjutnya quotedari fromkomentar Cranney's subsequent commentaryberikut: "SpecificallySecara khusus, of thedari 14 peopleorang whoyang indicatedterindikasi 'notanpa sexualketertarikan attractionseksual' indalam WaveGelombang III, only threehanya wenttiga onyang tomasih dotetap sodemikian indi WaveGelombang IV (TableTabel 2)."<ref name="Cranney-2"/>}} individu yang dilaporkan tidak memiliki ketertarikan seksual dalam gelombang ketiga kajian ini (ketika subjeknya berada dalam usia 18 hingga 26 tahun), hanya tiga yang terus teridentifikasi seperti ini pada gelombang keempat, enam tahun kemudian.<ref>{{cite journal|title=The Temporal Stability of Lack of Sexual Attraction across Young Adulthood|last=Cranney|first=Stephen|journal=Archives of Sexual Behavior|year=2016|volume=45|issue=3|pages=743–749|doi=10.1007/s10508-015-0583-4|pmid=26228992|pmc=5443108}}</ref> Namun, Cranney mencatat bahwa identifikasi aseksual dalam gelombang ketiga masih signifikan sebagai penelaah identifikasi seksual dalam gelombang berikutnya. Dalam penafsiran selanjutnya, Cranney menyatakan bahwa interpretasi data ini diperumit oleh ketiadaan "penetapan standar kuantitatif untuk berapa lama hasrat seksual berlangsung sebelum dianggap cukup stabil atau mendalam untuk dianggap sebagai orientasi".<ref name="Cranney-2">{{cite journal|last=Cranney|first=Stephen|journal=Archives of Sexual Behavior|year=2016|title=Does Asexuality Meet the Stability Criterion for a Sexual Orientation?|volume=46|issue=3|pages=637–638|doi=10.1007/s10508-016-0887-z|pmid=27815642|s2cid=40119928}}</ref>