Kota Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Dati2
| settlement_type = Ibu kota
| translit_lang1_type = [[Aksara Rejang|Rejang]]
| translit_lang1_info = ꤶꤾꥉꤸ꥓ꤷꥏ
| nama = Kota Palembang<br>
| translit_lang2_type = [[Aksara Palembang|Pegon Palembang]]
|
| nama = Palembang
| provinsi = [[Sumatra Selatan]]
Baris 10 ⟶ 12:
| motto = ''Palembang Djaja'' (Palembang Jaya)
| foto = {{multiple image
|border
|total_width
|image_style
|perrow
|image1=Ampera-baru.jpg
|image2=Suku Palembang.jpg
Baris 36 ⟶ 38:
{{plainlist|
*'''Bahasa resmi''':<br>[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
*'''Bahasa pribumi''':<br>[[Bahasa Palembang|
*'''Bahasa lainnya''':<br>[[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Musi|Musi]], [[Bahasa Ogan|Ogan]], [[Bahasa Penesak|Penesak]], [[Bahasa Komering|Komering]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Hokkien|Hokkien]], [[Bahasa Khek|Khek]]
}}
Baris 50 ⟶ 52:
| SNI = PLG
| dau = Rp 1.367.948.054 ([[2020]])
| dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum
| IPM = {{increase}} 78,72 <small><span style="background:Yellow;color:#000000"> Tinggi </span></small> ([[2021]])
| situs = {{URL|http://www.palembang.go.id/}}
}}
'''Palembang''' ([[
Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kemaharajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, [[Sriwijaya]], yang mendominasi [[Nusantara]] dan [[Semenanjung Malaya]] pada [[abad ke-9]] juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan [[prasasti Kedukan Bukit]] yang ditemukan di [[Bukit Siguntang]] sebelah barat Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal [[17 Juni|16 Juni]] [[683]] Masehi menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di [[Indonesia]]. Di [[dunia Barat]], kota Palembang juga dijuluki ''Venice of the East'' ("Venesia dari Timur").
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah Palembang}}
[[Berkas:Bird's eye view of Palembang.JPG|jmpl|kiri|250px|Gambar Palembang pada tahun 1659]]
Asal usul nama Palembang mempunyai beberapa versi. Salah satu versi adalah pada saat penguasa Sriwijaya mendirikan sebuah Wanua (kota) yang sekarang dikenal dengan Kota Palembang; Topografi kota Palembang dikelilingi oleh air bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber dari anak sugai maupun rawa bahkan menurut data statistik 1990, Palembang masih terdapat 50% tanah yang tergenang oleh air (rawa).
Berkemungkinan karena kondisi topografi inilah nenek moyang orang Palembang menamakan kota ini sebagai '''Pa-lembang''' yang bermakna '''Pa''' atau '''Pe''' sebagai suatu tempat atau keadaan dan '''Lembang''' atau '''Lembeng''' artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut [[bahasa
Salah satu versi yang lain juga mengaitkan Palembang dengan kata dalam [[bahasa Jawa]], "limbang", yang berarti membersihkan biji atau logam dari tanah atau benda-benda luar lain. Pemisahan dilakukan dengan bantuan alat berupa keranjang kecil untuk mengayak tanah berkandungan logam atau biji di aliran sungai. "Pa" adalah kata depan yang dipakai orang Jawa untuk menunjuk suatu tempat berlangsungnya usaha atau keadaan. Versi ini terkait erat dengan peran Palembang pada masa lalu sebagai tempat mencuci emas dan biji timah. Versi lain menghubungkan Palembang dengan kata "lemba", yang berarti tanah yang dihanyutkan air ke tepi.<ref>{{Cite book|title=Kesultanan Palembang Darussalam : Sejarah dan Warisan Budayanya|last=|first=Prof. Drs. Nawiyanto, M.A. Ph.D. et al|publisher=Jember University Press dan Penerbit Tarutama Nusantara|year=2016|isbn=978-602-9030-26-6|location=Jember|pages=|url-status=http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/75333}}</ref>
Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan [[Sriwijaya]],<ref name="Munoz">{{cite book|last=Munoz|first=Paul Michel|title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula|publisher=Editions Didier Millet|date=2006|location=Singapore|url=|doi=|id= ISBN 981-4155-67-5}}</ref> Serangan [[Rajendra Chola]] dari [[Kerajaan Chola]] pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing.<ref name="Munoz" />
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.<ref>Hirth, F. (1911). ''Chao Ju-kua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteen centuries, entitled Chu-fan-chi''. St Petersburg</ref><ref>Soekmono, R. (2002). ''Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2''. Kanisius. ISBN 979-413-290-X.</ref> Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan [[Babad Arya Tabanan]] disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama [[Arya Damar]] sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan [[Bali]] bersama dengan [[Gajah Mada]] Mahapatih [[Majapahit]] pada tahun 1343.<ref>Darta, A.A. Gde, A.A. Gde Geriya, A.A. Gde Alit Geria, (1996), ''Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan'', Denpasar: Upada Sastra</ref>
Pada awal abad ke-15, kota Palembang diduduki [[perompak]] [[Chen Zuyi]] yang berasal dari Tiongkok. Armada bajak laut Chen Zuyi kemudian ditumpas oleh Laksamana [[Cheng Ho]] pada tahun 1407.<ref>{{Cite book|title=Atlas Pelabuhan-Pelabuhan Bersejarah di Indonesia|last=Pradjoko|first=Didik|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|year=2013|isbn=|location=|pages=137}}</ref>
Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang [[apoteker]] [[Portugis]] menyebutkan Palembang,<ref>Cortesão, Armando, (1944), ''The Suma Oriental of Tomé Pires'', London: Hakluyt Society, 2 vols.</ref> telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada [[kesultanan Demak]] serta turut serta menyerang [[Kesultanan Malaka| Malaka]] yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis.
Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya.<ref>Bruun, M.C. (1822). ''Universal geography, or A description of all the parts of the world''. hlm. 441.</ref> Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah [[Hindia Belanda]].<ref>Ricklefs, M.C. (1993). ''A history of modern Indonesia since c. 1300''. California: Stanford University Press. ISBN 0-8047-2194-7.</ref> Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan permukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Pada tanggal 27 September 2005, Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI [[Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai "Kota Wisata Air" seperti [[Bangkok]] di [[Thailand]] dan [[Phnom Penh]] di [[Kamboja]]. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama "Visit Musi 2008". Palembang menjadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu [[SEA Games]] XXVII Tahun 2011. Pada tahun 2018, Palembang dan [[DKI Jakarta|Jakarta]] menjadi tuan rumah olimpiade se-Asia yaitu [[Pesta Olahraga Asia 2018|Asian Games 2018]].
== Keadaan geografis ==
=== Letak geografis ===
[[Berkas:Riversiderestaurant.jpg|jmpl|ka|250px|[[Jembatan Ampera]], ikon Kota Palembang.]]
Secara geografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 400,61 km², dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatra yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatra. Palembang sendiri dapat dicapai melalui penerbangan dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bandar Lampung, Bengkulu, Pangkal Pinang, Tanjung Pandan (via Pangkal Pinang), Jambi, Lubuk Linggau, Padang, Pekanbaru, Batam, Medan, dan Denpasar-Bali. Serta dari luar negeri yaitu Singapura, Kuala Lumpur, serta Jeddah (musim haji) Selain itu di Palembang juga terdapat [[Sungai Musi]] yang dilintasi [[Jembatan Ampera]] dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.
=== Iklim dan topografi ===
{{Palembang weatherbox}}
Iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembap nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4 - 31,7 derajat celsius. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 – 20 m dpl.
Pada tahun 2002 suhu minimum kota terjadi pada bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan Mei. Sedangkan suhu maksimum terendah 30,40C pada bulan Januari dan tertinggi pada bulan September 34,30C. Tanah dataran tidak tergenang air: 49 %, tanah tergenang musiman: 15 %, tanah tergenang terus menerus: 37 % dan jumlah sungai yang masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya 108) sisanya berfungsi sebagai saluran pembuangan primer.
Tropis lembap nisbi, suhu antara 22,0-32,0 celcius, curah hujan 22–428 mm/tahun, pengaruh pasang surut antara 3-5 meter dan ketinggian tanah rata-rata 12 meter dpl. Jenis tanah kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi air, terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.
=== Batas wilayah ===
Kota Palembang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
{{Batas USBT
| utara
| selatan=[[Kabupaten Ogan Ilir]] dan [[Kabupaten Muara Enim]]
| timur
| barat
}}
== Lambang ==
[[Berkas:Coat of Arms of Palembang (1925).svg|250px|jmpl|Lambang Palembang pada zaman penjajahan Belanda]]
Pada zaman kolonial, lambang Kota Praja (''gemeente'') Palembang berupa singa kembar memegang perisai bermahkota benteng, dan di bawahnya pita bertuliskan "Palembang". Pada bagian perisai terdapat gambar Singa Nassau separuh, [[Tongkat Caduceus]], serta perahu layar di atas lautan.{{Butuh rujukan}}
Lambang daerah Kota Palembang modern dikukuhkan dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Besar Palembang No. 36/DPRDK/1956. Rd. Muhammad Ikhsan, sejarawan Kota Palembang memerinci desain lambang daerah Kota Palembang menjadi 3 bagian. Bagian-bagian tersebut diperinci sebagai berikut:<ref>{{cite news|title=Arti dan Penjelasan Rinci Lambang Kota Palembang, Digunakan Sejak Tahun 1956|url=https://sumsel.tribunnews.com/2019/08/13/arti-dan-penjelasan-rinci-lambang-kota-palembang-digunakan-sejak-tahun-1956.
Baris 117 ⟶ 119:
* Bukit Siguntang bersinar 17
* sembilan aliran sungai (empat melambangkan Sungai Musi, Ogan, Komering, dan Lematang)
* Motto daerah {{smallcaps|Palembang Djaja}} ("Palembang Jaya"). Ditulis dengan ejaan Soewandi, karena dibuat sebelum tahun 1972 (pemberlakuan EyD).
== Pemerintahan ==
=== Wali Kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Palembang}}
Wali Kota Palembang adalah pemimpin tertinggi di lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Wali kota Palembang bertanggungjawab kepada [[gubernur]] provinsi [[Sumatra Selatan]]. Saat ini, [[wali kota]] atau kepala daerah yang menjabat di Kota Palembang ialah [[Harnojoyo]], dengan wakil wali kota [[Fitriani Agustinda]]. Mereka menang pada [[Pemilihan umum Wali Kota Palembang 2018]]. Harnojoyo merupakan [[wali kota]] Palembang ke-12, sejak tahun 1945, dan menjabat untuk periode kedua. Harnojoyo dan Fitriani dilantik oleh gubernur [[Sumatra Selatan]], pada 18 September 2018 di Palembang, untuk periode [[2018]]-[[2023]].<ref name="WK">{{cite web|url=https://www.liputan6.com/regional/read/3647899/hadiah-ulang-tahun-terindah-harnojoyo-dilantik-jadi-wali-kota-palembang|title=Hadiah Ulang Tahun Terindah Harnojoyo Dilantik Jadi Wali Kota Palembang|first=Nefri|last=Inge|date=20 September 2018|website=www.liputan6.com|accessdate=13 Februari 2022}}</ref>
{|class="wikitable sortable" style="text-align:center;"
Baris 143 ⟶ 145:
|[[Berkas:Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda.png|100px]]
|[[Fitriani Agustinda]]
|}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palembang}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palembang}}
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palembang}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palembang}}
== Demografi ==
Baris 157 ⟶ 159:
{{utama|Daftar tokoh Sumatra Selatan}}
[[Berkas:Gadispalembang.jpg|250px|ka|jmpl|Tarian tradisional Gadis Palembang]]
Penduduk asli atau [[pribumi]] Kota Palembang adalah [[Suku
Selain penduduk pribumi asli Palembang, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari etnis [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Batak|Batak]] dan [[Suku Banjar|Banjar]]. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Arab-Indonesia|Arab]] dan [[India-Indonesia|India]]. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa serta Kampung Al Munawwar, Kampung Assegaf, Kampung Al Habsyi, Kuto Batu, 19 Ilir Kampung Jamalullail dan Kampung Alawiyyin Sungai Bayas 10 Ilir yang merupakan wilayah Komunitas Arab.
=== Agama ===
[[Berkas:Masjid Agung Palembang.jpg|jmpl|250px|ka|[[Masjid Agung Palembang]].]]
[[Berkas:HKBP Palembang 02.jpg|jmpl|250px|ki|[[HKBP|HKBP Palembang]].]]
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Palembang, provinsi [[Sumatra Selatan]] tahun 2020, mencatat bahwa penduduk Kota Palembang mayoritas menganut agama Islam. Adapun besaran penduduk Kota Palembang menurut agama yang dianut yakni agama [[Islam]] sebanyak 93,21%, kemudian agama [[Buddha]] yang umumnya warga [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] sebanyak 3,50%. Warga Palembang yang menganut agama [[Kekristenan]] sebanyak 3,29%, dengan rincian [[Kristen Protestan]] sebanyak 2,02% dan [[Katolik]] 1,27%, yang umumnya dianut warga dari suku [[Suku Batak|Batak]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Nias|Nias]] dan dari Indonesia Timur. Penduduk yang beragama [[Hindu]] sebanyak 0,04%, [[Konghucu]] dan kepercayaan kurang dari 0,01%.<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://satudata.palembang.go.id/uploads/39959220210312071739.pdf|title=Data Kependudukan Kota Palembang Berdasarkan Agama Semester II Tahun 2020|date=[[2020]]|website=satudata.palembang.go.id|accessdate=12 Februari 2022|format=pdf}}</ref>
Agama Islam umumnya dianut warga dari suku [[Suku Palembang|Melayu Palembang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Sunda|Sunda]], dan sebagian orang [[Suku Batak Angkola|Batak Angkola]], [[Suku Batak Karo|Batak Karo]], [[Suku Batak Mandailing|Batak Mandailing]], [[Suku Batak Simalungun|Batak Simalungun]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Banjar|Banjar]], [[Suku Tionghoa-Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], [[Suku India-Indonesia|India-Indonesia]] dan [[Suku Arab-Indonesia| Arab-Indonesia]]. Agama Kristen Protestan dan Katolik, umumnya dianut warga dari suku [[Suku Batak Toba|Batak Toba]], [[Suku Batak Simalungun|Batak Simalungun]], [[Suku Batak Karo|Batak Karo]], [[Suku Nias|Nias]], dan sebagian [[Suku Batak Angkola|Batak Angkola]], [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Suku Tionghoa-Indonesia|Tionghoa-Indonesia]]. Sementara agama Buddha dan Konghucu umumnya dianut warga [[Suku Tionghoa-Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], kemudian agama [[Hindu]] umumnya dianut orang [[Suku Bali|Bali]] dan [[Suku India-Indonesia|India-Indonesia]].<ref>''Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape.'' Institute of Southeast Asian Studies. 2003.</ref>
=== Bahasa ===
{{main article|Bahasa Palembang}}
Bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari kota Palembang adalah [[Bahasa Palembang|Bahasa
== Pariwisata ==
Baris 178 ⟶ 180:
[[Berkas:DSC 0016.jpg|200px|ka|jmpl|Air mancur di Kambang Iwak.]]
[[Berkas:Jembatan Ampera palembang II.jpg|200px|jmpl|Tampak Sungai Musi diatas Jembatan Ampera]]
[[Berkas:Viewpalembang.jpg|200px|jmpl|Waktu Senja Panorama Kota Palembang.]]
* Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750 km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatra. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatra Selatan.<ref>[http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3087&Itemid=1484/ Portal Nasional Republik Indonesia]</ref> Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll.
* Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.
* Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang, terletak di pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatra Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah.<ref>[http://www.epalembang.com/lang/id/travel-tourism/landmarks/masjid-agung-palembang/ ePalembang]</ref>
* Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.<ref>[http://www.sumselprov.go.id/index.php?module=content&id=21/ Situs web resmi Pemerintahan Provinsi Sumatra Selatan]</ref>
* Gedung Kantor Wali kota, terletak di pusat kota, pada awalnya bangunan ini berfungsi sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan air keseluruh kota sehingga juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat ini gedung ini berfungsi sebagai Kantor Wali kota Palembang dan terdapat lampu sorot di puncak gedung yang mempercantik wajah kota di malam hari.
* Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota, dekat dengan tempat tinggal wali kota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam.
* Hutan Wisata [[Punti Kayu]], sebuah hutan wisata kota yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung. Di dalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian sekelompok monyet lokal.
* Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah site peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah prasasti batu peninggalan Kerajaan di area ini.
* Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat Kota Palembang. Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kuno Kerajaan Sriwijaya.
* Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya di dalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
* Museum Negeri Balaputradewa, sebuah museum yang menyimpan banyak benda - benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
* Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan Keraton Palembang Darussalam. Di dalamnya terdapat banyak benda - benda bersejarah Kota Palembang.
* Museum Tekstil, terletak di Jl. Merdeka museum ini menyimpan benda - benda tekstil dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatra Selatan.
Baris 223 ⟶ 225:
* Rumah Mak Bani Montok
* Lorong Asia
{{EndDiv}}
=== Seni dan budaya ===
[[Berkas:Bidarlomdr3.jpg|225px|ka|jmpl|Festival perahu hias dan lomba bidar di [[Sungai Musi]].]]
Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:
Baris 233 ⟶ 235:
* Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para saudagar Arab dulu, dan menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S. Abdullah bin Alwi Jamalullail
* Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang
* Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket Palembang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di antara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh China pada masa lampau. Material yang dipakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia.
Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda dengan batik asli di Jawa, batik Palembang memiliki ragam warna yang cenderung cerah dan menggambarkan motif-motif tradisional khas Palembang. Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi.
=== Makanan khas ===
[[Berkas:Pempek-campur!.jpg|200px|ka|jmpl|[[Pempek]] merupakan makanan khas Palembang.]]
Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti [[pempek]] atau [[tekwan]] yang terbuat dari ikan.
* Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).
Baris 264 ⟶ 266:
* Kue Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang sering kali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan saat hari raya.
* Kue Delapan Jam dengan adonan mirip kue maksubah, kue ini sesuai dengan namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu delapan jam. Kue khas Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan dan sering disajikan pada hari raya.
* Kue Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan legit.
=== Olahraga ===
[[Berkas:Stadion Gelora Sriwijaya.jpg|250px|ka|jmpl|[[Stadion Gelora Sriwijaya]].]]
[[Stadion Gelora Sriwijaya]] dibangun dalam rangka penyelenggaraan [[Pekan Olahraga Nasional XVI]] pada tahun 2004. Stadion ini terletak di daerah Jakabaring, di bagian selatan Palembang. Bentuk dari stadion diilhami dari bentuk layar perahu terkembang dan diberi nama berdasarkan kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang pada masa lampau. Di stadion berkapasitas 40.000 tempat duduk ini pernah digelar dua pertandingan dalam lanjutan [[Piala Asia AFC 2007]], yaitu babak penyisihan grup D antara {{timnas|Arab Saudi}} dan {{timnas|Bahrain}} serta perebutan tempat ke-tiga antara {{timnas|Korea Selatan}} dengan {{timnas|Jepang}}.
Palembang bersama [[Jakarta]] menjadi tuan rumah [[SEA Games 2011]], yang diselenggarakan pada [[11 November|11]]-[[22 November]] [[2011]]. Dengan merehabilitasi venue eks [[Pekan Olahraga Nasional XVI]] dan membangun Wisma Atlet, Venue tambahan seperti lapangan Atletik, Aquatic Center, Volley Beach, Ski Air, Panjat Tebing dan Lapangan Tembak terbesar se-Asia yang digunakan untuk [[SEA Games 2011]].
Pada tahun 2018, hanya kota [[Palembang]] yang terpilih sebagai kota pendukung [[DKI Jakarta|Jakarta]] dalam menyelenggarakan [[Pesta Olahraga Asia 2018|Asian Games 2018]]. Terpilihnya Palembang sebagai tuan rumah pendamping karena pengalaman Palembang dalam menyelenggarakan pesta Olahraga baik tingkat nasional maupun internasional dan juga adanya fasilitas kompleks olahraga [[Kompleks Olahraga Jakabaring|Jakabaring Sport City]] yang sering digunakan dalam perhelatan pesta olahraga.<ref>{{cite news|last=Rachman|first=Ali|title=Tiga Alasan Sumsel jadi Tuan Rumah Asian Games 2018|url=https://indopos.co.id/read/2018/05/05/136989/tiga-alasan-sumsel-jadi-tuan-rumah-asian-games-2018/|accessdate=10 November 2020|newspaper=Indopos|date=5 Mei 2018}}</ref> Pada 2021, Palembang dan lima kota lainnya akan menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan [[Piala Dunia U-20 FIFA 2021]];<ref>{{cite news|last=Sofuroh|first=Umu, Faidah|title=Keppres & Inpres Putuskan Sumsel Jadi Tuan Rumah FIFA U-20 World Cup|url=https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-5178564/keppres--inpres-putuskan-sumsel-jadi-tuan-rumah-fifa-u-20-world-cup|accessdate=10 November 2020|newspaper=Detik Sport|date=18 September 2020}}</ref> renovasi stadion Jakabaring dan stadion pendukung lainnya dilakukan untuk mempersiapkan Piala Dunia U-20.<ref>{{cite news|last=Ardhi|first=Yoga|title=In Picture: Renovasi Stadion Jakabaring Sambut Piala Dunia U-20|url=https://republika.co.id/berita/qjdwkd314/renovasi-stadion-jakabaring-sambut-piala-dunia-u20|accessdate=10 November 2020|newspaper=Republika|date=7 November 2020}}</ref>
Selain itu, stadion ini merupakan ''homebase'' bagi klub sepak bola Palembang, Sriwijaya Football Club [[Sriwijaya FC]] yang merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat Palembang. Kota Palembang juga memiliki sebuah klub bola voli bernama Palembang Bank SUMSELBABEL, yang mewakili Indonesia dalam Men's Club Asian Volleyball Championship 2011 di GOR PSCC Palembang.
=== Pusat-pusat perbelanjaan ===
[[Berkas:Pasar16ilir.JPG|250px|ka|jmpl|Keramaian Pasar 16 Ilir Palembang pada pagi hari.]]
Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Palembang;
Baris 312 ⟶ 314:
* Ilir Barat Permai
* Pasar Tradisional seperti [[Pasar 16 Ilir]]
{{EndDiv}}
=== Hotel ===
[[Berkas:Hotelaryadutapalembang.jpg|200px|ka|jmpl|Hotel Aryaduta Palembang]]
[[Berkas:Palembangmall.jpg|200px|ka|jmpl|Palembang Indah Mall]]
Hotel-hotel berbintang di Palembang antara lain:
Baris 356 ⟶ 358:
* Home Inn Hotel Palembang
* Hotel Alam Sutra
{{EndDiv}}
== Pendidikan ==
Baris 362 ⟶ 364:
Kota Palembang memiliki beberapa perguruan tinggi yang terdiri dari universitas, politeknik, dsb. Berikut beberapa daftar perguruan tinggi di Kota Palembang:
{{col|3}}
* [http://www.rade
|