Goro (perusahaan): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 10:
 
===Perubahan kepemilikan===
Pada 4 Mei 1998, INKUD kemudian mengakuisisi seluruh saham PT Goro Batara Sakti (Tommy dan Ricardo) di PT Goro Yudhistira Utama senilai Rp 140 miliar.<ref name=GORO1/> Penjualan ini terjadi setelah [[IMF]] meminta Tommy dan Ricardo agar melepas sahamnya itu, karena dianggap mendapat kredit murah untuk koperasi dari pemerintah sehingga menghalang-halangi reformasi IMF. Mulanya, Tommy dan Ricardo berusaha menawarkannya pada investor asing, namun tidak ada yang berminat. Pemerintah, melalui Menkop Subiakto membujuk agar INKUD mau membeli saham tersebut, dan Ricardo kemudian menemui pimpinan INKUD untuk bernegosiasi. Negosiasi antara INKUD (lewat sebuah tim khusus pimpinan H. M. Rapi'i, ketua INKUD) dan Tommy-Ricardo awalnya cukup rumit, karena INKUD meminta adanya audit oleh auditor dan biaya Rp 115 miliar, namun Ricardo menolak. Tawar-menawar terjadi dengan Ricardo mengusulkan Rp 250 miliar, 192 miliar, 150 miliar dan INKUD Rp 128 miliar, yang akhirnya keduanya bersepakat seperti angka diatas, ditambah penjualannya telah disetujui IMF.<ref name=GORO11>[https://books.google.co.id/books?id=OyLtAAAAMAAJ&q=goro+4+mei1998+inkud&dq=goro+4+mei1998+inkud&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjPtMyev8r3AhXt4jgGHVAqCmEQ6AF6BAgDEAI H.A.M. Nurdin Halid, di timur matahari: langkah besar anak guru]</ref><ref name=GORO12/> Pada saat yang sama, saham Tommy dan Ricardo di PT Goro Batara Sakti juga dilepaskan kepada INKUD (52%) dan PUSKUD (48%),<ref name=GORO12/><ref name=GORO11/> yang kemudian juga mengoperasikan Goro selain PT Goro Yudhistira.<ref>[https://www.facebook.com/photo/?fbid=1638114916216068&set=g.63187778918 BUKU PERATURAN PERUSAHAAN PT GORO BATARA SAKTI]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=h10uAAAAMAAJ&dq=33Goro+inkud&focus=searchwithinvolume&q=goro Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 11,Masalah 21-22]</ref> Pihak INKUD beralasan pembelian itu dilakukan karena mereka sudah menjadi pemegang saham sebelumnya, memang membutuhkan pusat grosir tersebut untuk koperasi dan keuntungannya yang mencapai Rp 700 juta-1 miliar untuk satu gerai/hari.<ref name=GORO22>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=_pMTAQAAMAAJ&dq=1995+inkud+goro+14+mei+apes&focus=searchwithinvolume&q=1995 Tempo interaktif, Volume 8]</ref>
 
Sayangnya, tidak lama setelah penjualan itu, Goro mengalami tekanan yang hebat dengan munculnya [[Kerusuhan Mei 1998]]. Dalam kerusuhan 3 hari itu, gerai pertama Goro di Pasar Minggu ludes dan hancur dijarah dan dibakar, sedangkan gerai lainnya di Bekasi habis dirampas isinya oleh perusuh.<ref name=GORO11/> Diperkirakan, kerugian dari kerusuhan yang membuat Goro hanya menyisakan 1 gerai utama di Kelapa Gading ini mencapai Rp 81,2 miliar. Ketua INKUD, [[Nurdin Halid]] yang kemudian didapuk menjadi Presiden Direktur PT Goro Yudhistira Utama pasca penjualan saham oleh Tommy dan Ricardo (Ricardo sebelumnya adalah Dirut), melihat kerusuhan itu juga merugikan petani yang menyuplai barang dan masyarakat, sehingga rencananya Goro yang rusak dibangun lagi. Tidak hanya itu, Goro juga menjanjikan bahwa perkulakan miliknya yang sedang dibangun di [[Margonda, Depok|Margonda]], [[Depok]] akan tetap dilanjutkan dengan investasi Rp 30 miliar. Selain itu, Goro pun juga harus menghadapi hal-hal seperti tagihan dari pemasok dan pembangun gedung yang mencapai Rp 50 miliar rupiah,<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=FQ5YAAAAMAAJ&dq=goro+pasar+minggu+81+miliar&focus=searchwithinvolume&q=depok Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 10,Masalah 1-10]</ref><ref name=GORO11/> dan tercatat merugi (meskipun menurut pengelola barunya tidak apa-apa karena mereka lebih mengutamakan jaringan kerjasama Goro bersama koperasi).<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=McLXAAAAMAAJ&dq=PT+Goro+Batara+Sakti+PT+Goro+Yudhistira&focus=searchwithinvolume&q=Batara+Sakti Ummat, Volume 3,Masalah 41-50]</ref> Akan tetapi, kemudian Goro berhasil menyelesaikan gedung di Depok yang diresmikan oleh Menkop (baru) [[Adi Sasono]] pada 17 September 1999 dan memperbaiki gerai Goro di Bekasi, sehingga Goro kembali memiliki 3 gerai (kecuali Pasar Minggu yang ditutup permanen) dan 1 toko lainnya di Ujungpandang (Makassar).<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=aItwAAAAMAAJ&dq=GoroDepok&focus=searchwithinvolume&q=Depok Suara muhammadiyah, Volume 88,Masalah 13-24]</ref> Tidak hanya itu, nama Goro kemudian diubah menjadi '''Perkulakan 33 Goro''', yang bisa dikatakan berbau politik karena angka 33 adalah nomor urut [[Golkar]] di [[Pemilu 1999]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=KcsuAAAAMAAJ&q=goro+perkulakan+33&dq=goro+perkulakan+33&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj9hPDCx8r3AhW67HMBHcAQA8IQ6AF6BAgJEAI Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 12,Masalah 17-18]</ref><ref name=GORO11/> Perubahan nama ini diharapkan mampu membersihkan citra Goro dari nama Tommy.<ref name=GORO12/> Goro kemudian juga berusaha merintis [[toko kelontong|minimarket]] bernama Go's Mart,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=TB1YAAAAMAAJ&q=GORO+BEKASI+DEPOK&dq=GORO+BEKASI+DEPOK&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiM45bhycr3AhXV8XMBHT70A-sQ6AF6BAgCEAI Eksekutif, Masalah 287-292]</ref> dan kemitraan bersama perusahaan ritel lainnya.<Ref>[https://123dok.com/document/qok0j55y-pengaruh-kepemimpinan-disiplin-produktivitas-karyawan-assalaam-hypermarket-kartasura.html PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA ASSALAAM HYPERMARKET KARTASURA]</ref>