Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20220509)) #IABot (v2.0.8.7) (GreenC bot
Baris 313:
Perkembangan yang sangat pesat di Eropa kala itu adalah pembentukan [[negara bangsa|negara-negara bangsa]] selepas [[era Napoleon]]. Di seluruh negara Eropa, berbagai macam denominasi Kristen sadar sedang terlibat dalam kancah persaingan, pada taraf tinggi maupun rendah, antara satu sama lain maupun dengan negara. Variabel-variabel dalam persaingan ini adalah ukuran nisbi dari denominasi-denominasi serta orientasi keagamaan, politik, dan ideologi dari negara. Urs Altermatt dari [[Universitas Fribourg]], yang secara khusus mencermati agama Kristen katolik di Eropa, berhasil mengidentifikasi empat ragam kehidupan berbangsa di Eropa. Di negeri-negeri yang mayoritas warganya turun-temurun memeluk agama Kristen Katolik seperti [[Belgia]], [[Spanyol]], dan sampai taraf tertentu juga [[Austria]], komunitas-komunitas keagamaan dan kebangsaan kurang lebih identik. Simbiosis dan pemisahan budaya didapati di [[Polandia]], [[Republik Irlandia|Irlandia]], dan [[Swiss]], yakni negeri-negeri dengan denominasi-denominasi yang saling bersaing. Persaingan didapati di [[Jerman]], [[Belanda]], dan juga di [[Swiss]], yakni negara-negara dengan populasi Katolik minoritas yang kurang lebih bangga menjadi anak bangsa dari negeri yang ditinggalinya. Yang terakhir, pemisahan antara agama (khususnya agama Kristen Katolik) dan negara didapati dalam taraf yang tinggi di Prancis dan [[Italia]], yakni di negeri-negeri tempat negara secara aktif menentang kewenangan Gereja Katolik.<ref>{{cite book|last=Altermatt|first=Urs|title=Religion und Nation: Katholizismen im Europa des 19. und 20. Jahrhundert|year=2007|publisher=Kohlhammer|isbn=978-3-17-019977-4|pages=15–34|editor=Urs Altermatt, Franziska Metzger|language=German|chapter=Katholizismus und Nation: Vier Modelle in europäisch-vergleichender Perspektive}}</ref>
 
Gabungan faktor-faktor pembentukan negara-negara bangsa dan [[ultramontanisme]], khususnya di Jerman dan Belanda, juga di [[Inggris]] (dalam taraf yang jauh lebih rendah<ref>{{cite book|last=Heimann|first=Mary|title=Catholic Devotion in Victorian England|url=https://archive.org/details/catholicdevotion0000heim|year=1995|publisher=Clarendon Press|isbn=0-19-820597-X|pages=165–73[https://archive.org/details/catholicdevotion0000heim/page/165 165]–73}}</ref>), sering kali memaksa gereja-gereja, organisasi-organisasi, dan anggota-anggota jemaat Katolik untuk memilih antara tunduk pada tuntutan-tuntutan kebangsaan dari negara atau tunduk pada kewenangan Gereja, teristimewa pada kewenangan lembaga kepausan. Permasalahan ini mengemuka dalam [[Konsili Vatikan Pertama]], dan juga menjadi sebab langsung dari [[Kulturkampf]] (pergolakan budaya) di Jerman, manakala kubu liberal dan Protestan di bawah pimpinan [[Otto von Bismarck]] berhasil mengundangkan berbagai macam peraturan yang sungguh-sungguh membatasi keleluasaan Gereja Katolik dalam berekspresi dan berorganisasi.
 
Ketaatan beragama umat Kristen di Eropa merosot seiring munculnya modernitas dan sekularisme di benua itu,<ref>{{cite news| url=https://www.bbc.co.uk/news/science-environment-12811197 | work=BBC News | title=Religion may become extinct in nine nations, study says | date=22 Maret 2011}}</ref> khususnya di [[Republik Ceko]] dan [[Estonia]],<ref>{{cite web|url=http://www2.ttcn.ne.jp/~honkawa/9460.html |title=図録▽世界各国の宗教 |publisher=.ttcn.ne.jp |date= |accessdate=17 Agustus 2012}}</ref> sementara ketaatan beragama di Amerika pada umumnya tinggi jika dibandingkan dengan Eropa. Pada penghujung abad ke-20, terjadi peralihan jumlah umat Kristen yang taat beragama dari Eropa dan Amerika ke negara-negara [[Dunia Ketiga]], dan belahan bumi selatan pada umumnya. [[Budaya Barat|Peradaban Dunia Barat]] akhirnya tak lagi menjadi pengusung utama panji-panji agama Kristen.