Kino Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
rapikan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 17:
 
==Perkembangan==
Harry Sanusi, seorang pria asal [[Pontianak]], memulai usahanya pada tahun 1991 dengan mendirikan perusahaan distribusi bernama PT Duta LestariDutalestari Sentratama. Distribusi produk yang pertama kali ditanganinya adalah produk larutan penyegar "Cap Kaki Tiga" (kini Cap Badak), yang saat itu masih menjajaki peruntungan di pasar minuman. Di bawah Harry, produk tersebut perlahan-lahan mulai dikenal publik, sehingga ia memutuskan untuk mencoba peruntungan mendistribusikan produk lain sebagai bagian diversifikasi usahanya pada akhir 1996. Akan tetapi, PT [[Sinde Budi Sentosa]] (produsen Cap Kaki Tiga) hanya ingin Harry mendistribusikan produk mereka, sehingga mereka pecah kongsi.<ref name=hari>[https://books.google.co.id/books?id=XqASjmIKdLoC&pg=PA36&dq=PT.+Dutalestari+Sentratama&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjzka2Cm9X3AhV3SGwGHSQlB684ChDoAXoECAIQAg#v=onepage&q=PT.%20Dutalestari%20Sentratama&f=false Launching for Marketer + Box]</ref> Meskipun demikian, Harry tetap mengembangkan bisnisnya ini, dengan saat ini Dutalestari Sentratama telah berkembang secara signifikan dengan 42 titik distribusi di seluruh Indonesia.
 
Harry lalu memutuskan untuk terjun ke industri [[permen]] dengan mendirikan PT Kinosentra Industrindo pada 1997. Ia lalu bereksperimen dengan menjual permen lunak rasa [[kopi]]. Produk baru tersebut menuai sukses yang cukup baik, terutama setelah ''market leader'' [[Kopiko]] sempat naik akibat krismon. Perusahaan ini kemudian mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi aneka penganan ''[[snack]]'', [[minuman berenergienergi]] dan minuman serbuk, dengan omset pada 2013 mencapai Rp 700 miliar, dan memiliki dua pabrik di Terboyo dan Sayung, Jawa Tengah.<ref name=hari/><reF>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20140310/257/209535/morinaga-kino-resmikan-usaha-patungan-rp490-miliar Morinaga-Kino Resmikan Usaha Patungan Rp490 Miliar]</ref> Produknya sendiri diedarkan baik secara lokal maupun ekspor, diperkirakan sebanyak 200 produk.<Ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20140310/12/209541/morinaga-kino-indonesia-bidik-pasar-asean-dan-timur-tengah Morinaga Kino Indonesia Bidik Pasar Asean dan Timur Tengah]</ref> Sejak 1 November 2013, bisnis dan aset dari perusahaan ini dialihkan ke PT Morinaga Kino Indonesia (didirikan 19 Juli 2013),<reF name=Kino>[https://cms.kino.co.id/storage/files/shares/document/Report/3.%20Prospectus/1.%20Prospektus%20KINO%202015%20-%20ind.pdf Prospektus KINO 2015]</ref> dengan Kinosentra memegang 49% dan [[Morinaga]] [[Jepang]] memegang 51%. Morinaga sendiri melepas sahamnya di perusahaan ini pada tahun 2019, dan namanya berubah menjadi PT Kino Food Indonesia.<Ref>[https://industri.kontan.co.id/news/usai-akuisisi-morinaga-kino-indonesia-kino-genjot-sektor-consumer-goodsnya Pasca beli saham Morinaga, Kino Indonesia (KINO) genjot sektor consumer goods]</ref> Dalam mengembangkan produk-produknya, Harry memiliki visi bahwa jika dalam 3-5 tahun produk tersebut tidak laku, maka akan dihentikan.<ref name=hari/>
 
Dua tahun kemudian, pada 8 Februari 1999, Harry mendirikan '''PT Kinocare Era Kosmetindo''',<reF name=Kino/> sebagai bagian dari upayanya mengembangkan usaha ''toiletries''. Dengan visi inovatif, ia mengembangkan produk-produk yang baru dan segera menjadi tren di pasar. Produk pertamanya adalah pembersih muka "Ovale", yang menyatukan pembersih dan penyegar wajah dalam satu kemasan, sehingga meraih pangsa pasar 16,5% dalam waktu dua tahun setelah diluncurkan pada September 1999.<reF>[https://books.google.co.id/books?id=p-VfxLSNeV4C&pg=PA183&dq=Kinocare&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjIgca8otX3AhXV4XMBHR3cAsEQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=Kinocare&f=false Advertising that sells: strategi sukses membawa merek anda menjadi pemimpin ...]</ref> Ada juga kemudian ''cologne gel'' dan pembersih kewanitaan, ditambah ''toiletries'' untuk anak bermerek "Eskulin".<reF name=Kino/> Dalam perkembangannya, Kinocare juga mengembangkan berbagai produk seperti Ellips, Eskulin, B&B, Master dan Sleek, yang mencakup produk-produk perawatan rambut, kebersihan pria dan pembersih rumah tangga. Dalam perkembangannya, sejak 2003, Harry mengekspor produknya ke negara luar, yang pertama ke [[Filipina]] dan [[Malaysia]] yang cukup berhasil menuai reaksi positif.<ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20120510/257/76610/pasar-ekspor-tujuh-perusahaan-konsumer-didorong-masuk-pasar-global PASAR EKSPORTujuh perusahaan konsumer didorong masuk pasar global]</ref><reF name=Kino/><reF>[https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_EREP/201605/035e3ea451_200762639f.pdf Presentasi KINO]</ref> Dalam perkembangannya, selain memproduksi produk kebersihan dan perawatan tubuh, Kinocare juga mulai memproduksi minuman bermerek "Cap Kaki Tiga" pada 2011 dari Wen Ken Drug Co. Pte. Ltd. (setelah produsennya yang lama, PT Sinde pecah kongsi dengan Wen Ken) dan tahun berikutnya mendapat hak lisensi produksi produk-produk Tampico Beverages Inc. Belakangan, PT Kinocare Era Kosmetindo dijadikan sebagai [[perusahaan induk]] dari perusahaan-perusahaan milik Harry, sehingga namanya diubah pada 3 September 2014 menjadi '''PT Kino Indonesia'''.<reF name=Kino/> Sesuai target yang dicanangkan Harry pada 2011,<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/355999/pt-kinocare-targetkan-listing-4-tahun-mendatang/full&view=ok PT Kinocare Targetkan Listing 4 Tahun Mendatang]</ref> PT Kino Indonesia akhirnya mencatatkan sahamnya di [[Bursa Efek Indonesia]] pada 11 Desember 2015 dengan melepas 16% sahamnya ke publik, dengan harga saham perlembar Rp 3.800. Dana hasil IPO tersebut direncanakan akan digunakan sebagai dana belanja modal, kerja dan akuisisi merek.<Ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/ipo-kino-dapat-harga-di-rentang-bawah IPO, Kino dapat harga di rentang bawah]</ref><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/726863/kiprah-pertama-di-lantai-bursa-saham-kino-sempat-melesat/full&view=ok Kiprah Pertama di Lantai Bursa, Saham Kino Sempat Melesat]</ref>