Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 69:
|}
Hasil muktamar di Bukittinggi menyepakati untuk mengubah PMTI menjadi organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah disingkat PTI. Dalam struktur pengurus, [[Sulthani Abdullah]] sebagai ketua pertama dan Ghazali P. Tanjung sebagai sekretaris. PTI saat itu berkantor pusat di Bukittinggi. Pada 1931, dalam rapat di [[Batuhampar, Akabiluru, Lima Puluh Kota|Batuhampar]], dilakukan pengalihan jabatan ketua dari Sulthani kepada Syekh Abdul Madjid Koto Nan Gadang dan jabatan sekretaris dari Ghazali kepada Syahruddin Marajo Dunia. Pada tahun berikutnya, berlangsung kongres di [[Koto Nan IV, Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Koto Nan Ampek]] yang melahirkan keputusan untuk merubah nama organisasi menjadi Persatuan Pendidikan Islam Indonesia (PPII). Perubahan nama ini ditolak oleh ulama-ulama tua Persatuan Tarbiyah Islamiyah sehingga sempat menimbulkan fiksi di tubuh organisasi ditambah lagi karena memakai nama [[Indonesia]], PPII dicurigai oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] berubah menjadi [[partai politik]], bahkan beberapa pengurusnya dibuang ke [[Boven Digoel]] oleh [[pemerintah]] [[kolonial Belanda]].<ref>{{Cite web|last=el-Badri|first=Muhammad Yusuf|date=10 November 2020|title=Narasi Sejarah Persatuan Tarbiyah Islamiyah|url=https://tarbiyahislamiyah.id/narasi-sejarah-persatuan-tarbiyah-islamiyah/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id-ID|access-date=11 Mei 2022}}</ref> Peristiwa ini menyebabkan ''stagnasi'' organisasi hingga tahun 1934.{{sfn|Koto|2012|p=33-34}}
Kongres di Bukittinggi pada 11–16 Februari 1935 menetapkan Buya [[Sirajuddin Abbas]] sebagai Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Bersamaan dengan itu dirumuskan juga anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Sebelumnya, Buya [[Rusli Abdul Wahid]] mengusulkan singkatan Persatuan Tarbiyah Islamiyah menjadi PERTI<ref name=":0">{{Cite web|date=(31 Juli 2021)|title=Sejarah Tarbiyah-Perti|url=https://tarbiyahpertiabdya.wordpress.com/sejarah/|website=PC Tarbiyah-Perti Abdya|language=id-ID|access-date=10 Mei 2022}}</ref> yang kemudian disepakati dan ditetapkan dalam anggaran dasar. Setelah itu, PERTI menerbitkan majalah ''[[Soearti]] (Soeara Tarbijah Islamijah'') sebagai kelanjutan dari majalah ''[[Al-Mizan (majalah)|Al-Mizan]]''.<ref name="per2">{{Cite web|last=Nawafil|first=Rozal|date=24 Februari 2021|title=Pasang-Surut PERTI di Pusaran Situasi Sosial-Politik|url=https://tarbiyahislamiyah.id/pasang-surut-perti-di-pusaran-situasi-sosial-politik/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id-ID|access-date=24 Maret 2022}}</ref>
|