'''Radin IntanInten II''' ([[Lampung]], [[1834]] - [[Lampung]], [[5 Oktober]] [[1858]]) adalah seorang [[Pahlawan Nasional Indonesia|pahlawan nasional]] [[Indonesia]]. Namanya diabadikan sebagai sebuah [[Bandara Radin IntanInten II]] di [[Lampung]].
Berdasarkan penelitian, Radin IntanInten II gelar Kesuma Ratu masih keturunan [[Fatahillah]] yang dikenal sebagai [[Sunan Gunung Jati]] dari perkawinannya dengan Putri Sinar Alam, seorang putri dari Minak Raja Jalan Ratu dari [[Keratuan MelintingPugung]] yang pemerintahannya berpusat di Pugung, beliau merupakan cikal-bakal pemegang kekuasaan di keratuan tersebut. Belakangan Keratuan Melinting berkembang lagi menjadi [[Keratuan Darah Putih]].
Radin IntanInten II adalah putra tunggal Radin Imba II gelar Kesuma Ratu (1828-1834). Radin Imba II sendiri putra sulung Radin Inten I gelar Dalam Kesuma Ratu IV (1751-1828). Dengan demikian, Radin Inten II cucu dari Radin Inten I.
Radin IntanInten II berjuang memimpin rakyat di daerah Lampung untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayahnya. Perjuangannya didukung secara luas oleh rakyat daerah Lampung dan mendapatkan bantuan dari daerah lain seperti dari Banten.