Bogasari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 21:
== Sejarah ==
===Perkembangan hingga akhir Orde Baru===
Kelahiran Bogasari sendiri tidak bisa dilepaskan dari era [[Orde Baru]]. Secara tradisional, Indonesia tidak terlalu mengenal terigu dalam penganan sehari-hari. Akan tetapi, keadaan berubah ketika Orde Baru lahir dan menjalin hubungan baik dengan [[Amerika Serikat]]. AS yang merasa perlu untuk membantu [[Soeharto]] mendapat dukungan, lalu memberikan bantuan lewat Public Law 480 berupa [[gandum]] ke Indonesia. Akan tetapi, gandum tersebut masih harus diprosesdigiling menjadi terigu di [[Singapura]], dan penanganannya yang buruk membuat terigu impor itu cepat rusak. Maka muncullah ide untuk membuat pabrik penggilingan gandum di Indonesia, dan [[Sudono Salim]] (Liem Sioe Liong), seorang rekan terdekat Soeharto kemudian ditunjuk sebagai pelaksana pengolahanpembangunan pabrik tersebut. Ia dipilih karena selain kroni [[Presiden Indonesia|Presiden]], juga memiliki lahan yang pas dan koneksi internasional, dengan [[Robert Kuok]]. Maka, PT Boga Sari (kemudian menjadi Bogasari Flour Mills) didirikan pada Mei 1969 dengan modal Rp 500 juta. Liem dan rekan-rekannya (seperti [[Sudwikatmono]]) bersama yayasan [[ABRI]], yaitu Yayasan Dharma Putra dan Yayasan Harapan Kita menjadi pemegang saham di perusahaan terigu ini. Dengan bantuan modal dari Kuok dan pinjaman pemerintah, pabrik Bogasari pun dibangun di dua tempat.<ref name=Lim>[https://books.google.co.id/books?id=6hxqDwAAQBAJ&pg=PT150&dq=flour+bogasari&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwizue-N1un3AhUHSWwGHQ8_A9IQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=flour%20bogasari&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group]</ref>
 
Pabrik Bogasari di [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] mulai beroperasi pada tanggal 29 November 1971 setelah diresmikan Presiden Soeharto. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1972, dilakukan peresmian Pabrik Bogasari di [[Pelabuhan Tanjung Perak|Tanjung Perak]], [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Kapasitas pabrik Jakarta adalah 650 ton saat awal beroperasi, dan penggilingannya yang pertama adalah 8.000 ton gandum bantuan dari [[Australia]]. Kedekatan dengan Presiden akhirnya membuat Bogasari memonopoli penggilingan gandum di Indonesia. Walaupun yang mengendalikan impor dan ekspor gandum adalah [[Bulog]] (karena saat itu dianggap "komoditas strategis"), namun Bulog menunjuk Bogasari sebagai penggiling tunggal dari gandum-gandum yang telah diimpor negara.<ref name=Lim/> Pemerintah juga mensubsidi gandum yang digiling oleh Bogasari, meskipun kemudian justru Bogasari kembali menjualnya ke Bulog dengan harga yang lebih mahal.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=AJVLDwAAQBAJ&pg=PT162&dq=flour+bogasari&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwid8Jyd1un3AhXCSmwGHQL1BAo4ChDoAXoECAoQAg#v=onepage&q=flour%20bogasari&f=false A Nation In Waiting: Indonesia's Search For Stability]</reF>