Shinto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Menghilangkan referensi VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Suntingan 114.5.253.133 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Symphonium264 Tag: Pengembalian |
||
Baris 1:
{{disambiginfo}}
{{Shintoisme}}
[[Berkas:Itsukushima_Gate.jpg|jmpl|280px|Gerbang [[torii]] menuju [[Kuil Itsukushima]] di Prefektur Hiroshima, Jepang, salah satu contoh torii paling terkenal di negara ini.{{sfn|Littleton|2002|pp=70, 72}} Torii menandai pintu masuk kuil Shinto dan merupakan simbol yang dapat dikenali dari agama tersebut.]]
{{nihongo|'''Shinto'''|神道|Shintō|secara harfiah bermakna "jalan ''kami''"}} adalah sebuah [[agama]] yang berasal dari [[Jepang]].<ref name="KBBID shinto">{{id}} Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia {{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode: shinto|WIKI}}|title=Arti kata shinto pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan|accessdate=2020-03-9}}</ref> Diklasifikasikan sebagai [[Agama Asia Timur]] oleh [[Studi agama|para cendekiawan keagamaan]], para praktisinya sering menganggapnya sebagai [[Kepercayaan asli|agama asli]] Jepang. Para cendekiawan terkadang menyebut para praktisinya sebagai 'penganut Shinto', meskipun para penganutnya sendiri jarang menggunakan istilah tersebut. Tidak ada otoritas pusat yang mengendalikan Shinto dan terdapat banyak keragaman di antara para praktisi.
Shinto merupakan [[politeisme|politeistik]] dan melibatkan ''{{lang|ja-Latn|[[Kami (mitologi)|kami]]}}'', entitas supernatural yang diyakini menghuni segala sesuatu. Hubungan antara ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan alam menyebabkan Shinto dianggap [[animisme|animistik]]. Penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dilakukan di altar rumah tangga ''{{lang|ja-Latn|[[kamidana]]}}'', kuil keluarga, dan [[kuil Shinto|kuil umum ''jinja'']]. Kuil umum dikelola oleh para pendeta, yang dikenal sebagai ''{{lang|ja-Latn|[[kannushi]]}}'', yang mengelola persembahan makanan dan minuman untuk ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' tertentu yang dipuja di lokasi tersebut. Hal itu dilakukan untuk menumbuhkan keharmonisan antara manusia dan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan untuk meminta berkah darinya. Ritual umum lainnya termasuk tari ''{{lang|ja-Latn|[[kagura]]}}'', [[ritus peralihan]], dan festival musiman. Kuil umum juga menyediakan perlengkapan keagamaan seperti [[jimat]] untuk para penganut agama tersebut dan memfasilitasi berbagai bentuk [[ramalan]]. Shinto menempatkan fokus konseptual utama untuk memastikan kesucian, sebagian besar dengan praktik pembersihan seperti ritual mandi dan basuh, terutama sebelum ibadah. Sedikit penekanan ditempatkan pada kode moral tertentu atau keyakinan kehidupan setelah kematian tertentu, meskipun orang yang meninggal dianggap mampu menjadi ''{{lang|ja-Latn|kami}}''. Agama tersebut tidak memiliki pencipta tunggal atau teks doktrinal tertentu, tetapi berada dalam bentuk keragaman lokal dan daerah.
Meskipun sejarawan memperdebatkan waktu yang tepat dalam sejarah untuk menyebut Shinto sebagai agama yang berbeda, penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dapat ditelusuri kembali pada [[Zaman Yayoi]] (300 SM-300 M) di Jepang. [[Buddhisme Tiongkok|Buddhisme]] masuk ke Jepang pada akhir [[Zaman Kofun]] (300-538 M) dan menyebar dengan cepat. [[Sinkretisme|Sinkretisasi agama]] membuat penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan Buddhisme tidak dapat dipisahkan secara fungsional, sebuah proses yang disebut ''[[shinbutsu-shūgō]]''. ''{{lang|ja-Latn|Kami}}'' mulai dilihat sebagai bagian dari [[kosmologi Buddha]] dan semakin digambarkan secara antropomorfik. Tradisi tertulis paling awal mengenai penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' tercatat dalam ''[[Kojiki]]'' dan ''[[Nihon Shoki]]'' dari abad ke-8. Pada abad-abad berikutnya, ''{{lang|ja-Latn|shinbutsu-shūgō}}'' diadopsi oleh keluarga Kekaisaran Jepang. Selama [[Zaman Meiji]] (1868-1912), kepemimpinan [[nasionalisme Jepang|nasionalis]] Jepang mengusir pengaruh Buddhis dari penyembahan ''{{lang|ja-Latn|kami}}'' dan membentuk [[Shinto negara]], yang dianggap banyak sejarawan sebagai asal usul Shinto sebagai agama yang berbeda. Kuil berada di bawah pengaruh pemerintah yang berkembang dan masyarakat didorong untuk menyembah [[Kaisar Jepang|kaisar]] sebagai ''{{lang|ja-Latn|kami}}''. Dengan terbentuknya [[Kekaisaran Jepang]] pada awal abad ke-20, Shinto diekspor ke wilayah lain di Asia Timur. Setelah kekalahan Jepang pada [[Perang Dunia II]], Shinto secara resmi [[negara sekuler|dipisahkan dari negara]].
Shinto terutama ditemukan di Jepang, yang terdapat sekitar 100.000 kuil umum, meskipun para praktisi juga ditemukan di luar negeri. Secara numerik, agama tersebut merupakan agama terbesar di Jepang, diikuti oleh Buddhisme. Sebagian besar penduduk negara tersebut mengambil bagian dalam kegiatan Shinto dan Buddha, terutama festival, yang mencerminkan pandangan umum dalam [[Budaya Jepang|budaya Jepang]] bahwa kepercayaan dan praktik berbagai agama tidak harus dilakukan secara eksklusif. Aspek-aspek dari Shinto juga dimasukkan ke dalam berbagai [[Shinshūkyō|gerakan agama baru di Jepang]].
== Definisi ==
|