Nyadran: Perbedaan antara revisi

Nyadran berasal dari tradisi [[Hindu]]-[[Budha]].<ref name="Warta Madani"/> Sejak abad ke-15 para [[Walisongo]] menggabungkan tradisi tersebut dengan dakwahnya, agar agama Islam dapat dengan mudah diterima.<ref name="Wd Asmara"/> Pada awalnya para wali berusaha meluruskan kepercayaan yang ada pada masyarakat Jawa saat itu tentang pemujaan roh yang dalam agamagama Islam yang dinilai musrikmusyrik.<ref name="Warta Madani"/> Agar tidak berbenturan dengan tradisi Jawa saat itu, maka para wali tidak menghapuskan adat tersebut, melainkan menyelaraskan dan mengisinya dengan ajaran Islam, yaitu dengan pembacaan ayat Al-Quran, tahlil, dan doa.<ref name="Warta Madani"/> Nyadran dipahami sebagai bentuk hubungan antara leluhur dengan sesama manusia dan dengan [[Tuhan]].<ref name="Wd Asmara"/>