AirAsia Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 37:
Pada Desember 2012, pihak Centris Multipersada mengumumkan rencananya untuk masuk dalam bisnis [[pertambangan]] [[batu bara]] lewat anak usahanya yang baru dibentuk bernama PT Multi Mekar Lestari yang dimiliki sahamnya sebesar 55%. Bisnis batu bara yang dijalani adalah transportasi batu bara, baik dengan kapal [[tongkang]] maupun ''[[dump truck]]''.<ref>[https://ekonomi.bisnis.com/read/20121217/44/110089/cmpp-jajaki-masuk-ke-bisnis-tambang CMPP: Jajaki masuk ke bisnis tambang]</ref> Kemudian, di tanggal 3 Januari 2013, Andri lewat PT Centris Mekarlestari melepas 62,96% sahamnya di CMPP kepada PT Rimau Multi Investama. Rimau kemudian menaikkan sahamnya menjadi 80,26% setelah ''tender offer'' di tanggal 26 Februari 2013.<ref name=rimou/> Awalnya, pemilik baru masih mempertahankan bisnis taksi Centris. Namun, kemudian pada 17 Maret 2014, diakuisisilah sebuah perusahaan transportasi batu bara bernama PT Rimau Shipping sebanyak 65% seharga Rp 13,08 miliar.<ref name=rimou/> Tidak lama setelah itu, di bulan yang sama, pemilik baru Centris Multipersada kemudian melepas seluruh bisnis taksinya (pada anak usahanya Centris Wahana Taksi, Adhi Citra Sarana, Botabek Central Taksi, Varia Indoperkasa Pertama, Bogor Adi Pradana, serta unit-unit taksi di Semarang dan Yogyakarta) dengan total transaksi Rp 8,75 miliar. Pelepasan bisnis taksi ini diklaim karena prospeknya yang terus menurun, dari 2012 mencapai Rp 5,91 miliar menjadi Rp 1,63 miliar pada 2013 dan bisnis batu bara lewat PT Multi Mekar Lestari dirasa lebih menguntungkan.<Ref>[https://ykmfebui.org/2014/04/18/lepas-bisnis-taksi-centris-garap-batu-bara/ LEPAS BISNIS TAKSI, CENTRIS GARAP BATU BARA]</ref> Diharapkan, pasca-akuisisi (lebih tepatnya proses ''backdoor listing'' Rimau) tersebut, keuntungan perusahaan naik menjadi 30-68% di tahun 2014.<Ref>[https://industri.kontan.co.id/news/centris-menyetop-bisnis-jasa-taksi Centris menyetop bisnis jasa taksi]</ref><ref>[https://market.bisnis.com/read/20140617/192/236807/centris-multipersada-cmpp-targetkan-pendapatan-tumbuh-68 CENTRIS MULTIPERSADA (CMPP) Targetkan]</ref>
 
Anak-anak usaha dan bisnis taksi tersebut dilepas ke PT Catur Mandiri Sejati.<ref>[https://ir.aaid.co.id/misc/financial/Laporan_Keuangan_Konsolidasi_Desember_2013.pdf Lapkeu CMPP 2013]</ref> Kurang jelas sendiri bagaimana perkembangan bisnis taksi eks-CMPP pasca pelepasan tersebut, dengan tercatat hanya di Yogyakarta saja taksi tersebut beroperasi.<Ref>[https://impessa.id/read/1540/ekuin-bisnis/sambut-hut-75-ri-ambarrukmo-group-serahkan-bantuan-kepada-500-driver-taksi.html Sambut HUT 75 RI, Ambarrukmo Group Serahkan Bantuan Kepada 500 Driver Taksi]</ref><ref>[https://radarjogja.jawapos.com/sleman-bantul/2014/08/16/jajaki-pasar-taksi-kelas-premium/ Jajaki Pasar Taksi Kelas Premium]</ref> Sementara itu, pasca-pelepasan usaha taksi, nama PT Centris Multipersada Pratama Tbk resmi diganti menjadi '''PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk''' pada 20 Juni 2014. Pergantian nama ini juga diiringi dengan perubahan kantor pusat dan direksi.<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/centris-multipersada-ganti-nama-perusahaan Centris Multipersada ganti nama perusahaan]</ref> Tidak lama kemudian, perusahaan juga melakukan ''[[stock split]]'' sahamnya 1:4.<Ref>[https://market.bisnis.com/read/20140825/192/252287/centris-multipersada-cmpp-stock-split-14-simak-rincian-jadwalnya CENTRIS MULTIPERSADA (CMPP) Stock Split 1:4, Simak Rincian Jadwalnya]</ref> Meskipun bisa menaikkan pendapatannya menjadi Rp 33,82 miliar dan laba menjadi 3,52 miliar di kuartal pertama 2016,<Ref>[https://market.bisnis.com/read/20160517/192/548294/kinerja-cmpp-laba-bersih-rimau-multi-putri-pratama-naik-3006-di-kuartal-i2016 KINERJA CMPP: Laba Bersih Rimau Multi Putri Pratama Naik 30,06% di Kuartal I/2016]</ref> namun bisnis batu bara yang ditangani dua anak usahanya, PT Multi Mekar Lestari dan PT Rimau Shipping, tercatat harus terdampak penurunan harga komoditas dan kelesuan bisnis batu bara di pertengahan 2010-an. Kedua perusahaan itu menyalurkan 104.000 ton batu bara pada 2015 ke luar negeri (ke [[India]], [[Vietnam]], [[Tiongkok]]) dan dalam negeri (ke [[PLN]]). Untuk menunjang bisnisnya, perseroan berencana untuk terjun ke bisnis [[manufaktur]] dan [[pembangkit listrik]].<ref>[https://pemeriksaanpajak.com/2015/12/21/batubara-lesu-rimau-masuk-listrik/ Batubara Lesu, Rimau Masuk Listrik]</ref> Untuk memenuhi kewajiban saham publik 7,5%, sejak 28 Januari 2016, kepemilikan PT Rimau Multi Investama (induk usaha CMPP) telah menurun menjadi 76,23% seiring pelepasan sejumlah sahamnya ke publik.<Ref>[https://www.neraca.co.id/article/64926/rimau-penuhi-aturan-free-float-saham Rimau Penuhi Aturan Free Float Saham]</ref> Memasuki tahun 2017, tercatat perusahaan ini masih merugi Rp 10,98 miliar.<ref name=biznis>[https://industri.kontan.co.id/news/rimau-multi-rights-issue-demi-ubah-fokus-bisnis Rimau Multi rights issue demi ubah fokus bisnis]</ref>
 
===Induk usaha [[Indonesia AirAsia]]===
Hanya tiga tahun setelah berganti bisnis dan kepemilikan, CMPP kembali dijadikan alat ''backdoor listing'' oleh perusahaan tertutup lainnya. Sebuah perusahaan penerbangan yaitu [[Indonesia AirAsia]], sebelumnya merencanakan akan melakukan [[penawaran umum perdana]] di bursa saham pada 2016. Rencana ini merupakan ide langsung dari pemilik [[AirAsia]] di [[Malaysia]], [[Tony Fernandes]] dan direncanakan sebesar 30% saham maskapai itu akan dilepas ke publik.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20150609/192/441818/airasia-tetap-berencana-ipo-di-indonesia AirAsia Tetap Berencana IPO di Indonesia]</ref> Rencana IPO sebesar US$ 300 miliar tersebut, kemudian tertunda setelah sempat direncanakan pada awal 2016.<ref name=reu>[https://www.reuters.com/article/indonesia-airasia-idUSL4N1MT3JF Indonesia's transport group Rimau to raise money to buy AirAsia unit]</ref> Barulah pada Oktober 2017, pihak Rimau Multi Putra Pratama mengumumkan rencana ''[[rights issue]]'' sebesar Rp 3,4 triliun, dimana hak ''rights issue'' itu akan dibeli oleh dua pemegang saham pengendali Indonesia AirAsia, PT Fersindo Nusantara and AirAsia Investment Ltd. Selanjutnya, sebanyak Rp 2,6 triliun hasil proses tersebut akan digunakan untuk membeli Indonesia AirAsia dari dua pemilik sebelumnya lewat skema konversi ''prepetual securities'', sedangkan sisanya untuk belanja modal.<ref name=reu/> Perubahan itu diklaim sebagai upaya memperbaiki kinerja perseroan di tengah minat masyarakat akan transportasi udara yang meningkat.<ref name=biznis/> Nantinya, CMPP akan memiliki 57,25% saham di Indonesia AirAsia, sedangkan bisnis batu baranya akan dilepas.<ref>[https://investor.id/market-and-corporate/164711/fokus-ke-airasia-rimau-multi-lepas-bisnis-batubara Fokus ke AirAsia, Rimau Multi Lepas Bisnis Batubara]</ref><ref>[https://www.industry.co.id/read/18209/rimau-multi-putra-pratama-berniat-lakukan-put-senilai-rp34-triliun Rimau Multi Putra Pratama Berniat Lakukan PUT Senilai Rp3,4 Triliun]</ref> Pasca transaksi yang tuntas pada Desember 2017 tersebut, mulai 21 Desember 2017, nama perusahaan diganti menjadi '''PT AirAsia Indonesia Tbk'''. Pada saat yang sama, juga dilakukan perubahan bisnis perusahaan dan manajemen.<Ref>[https://economy.okezone.com/read/2017/12/21/278/1834113/rimau-multi-putra-pratama-ganti-nama-jadi-airasia-indonesia Rimau Multi Putra Pratama Ganti Nama Jadi AirAsia Indonesia]</ref>
 
== Manajemen ==