Gangubai Kothewali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q85762673
k biografi gangubai
Baris 19:
== Hidup ==
Dia dijual ke pelacuran pada usia dini oleh [[pelamar]]-nya, Ramnik Lal, setelah melarikan diri dari rumah ke [[Bombay]]. Dia kemudian dikenal sebagai ''Nyonya [[Kamathipura]]'' karena menjadi germo berpengaruh di kota dengan koneksi dunia bawah, menjajakan obat-obatan, dan memerintahkan pembunuhan. Di kemudian hari, dia bertemu [[Jawaharlal Nehru]] untuk membahas penderitaan pekerja seks dan memperbaiki kondisi kehidupan mereka.<ref>{{Cite web|url=https://www.desimartini.com/news/martini-shots/trending-top-list/know-gangubai-kothewali-the-legendary-brothel-madam-alia-bhatt-will-be-playing-in-slbs-next-article120431.htm|title=Know Gangubai Kothewali, The Legendary Brothel Madam Alia Bhatt Will Be Playing In SLB's Next|date=2019-09-22|website=Desimartini|language=en|access-date=2020-01-21}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://hindi.thequint.com/entertainment/bollywood/gangubai-khothewali-sanjay-leela-bhansali-film-alia-bhatt|title=गंगूबाई कोठेवाली-पति ने ₹500 में बेचा था,भंसाली उनपर फिल्म बनाएंगे|date=2019-09-25|website=Quint Hindi|language=hi|access-date=2020-01-21}}</ref>
[[Berkas:Infografis Gangubai Kathiawadi, Muncikari Yang “Berbudi”.jpg|jmpl|Berprofesi sebagai pekerja seks komersial di sebuah red light district Kamathipura, India, Gangubai Kathiawadi aktif menyuarakan hak-hak perempuan yang berprofesi sebagai pekerja seks.]]
''[[Mafia Queens of Mumbai]]'' (2011) oleh [[Hussain Zaidi]] berisi informasi tentang kehidupan tiga belas wanita yang mempengaruhi Mumbai. Di dalamnya, Zaidi juga memberikan informasi tentang Gangubai. Menurut ini, Gangubai berasal dari keluarga berpendidikan tinggi dan terobsesi bekerja di Bollywood. Gangubai, 16, dan suaminya Ramanik Lal, 28, melarikan diri ke Mumbai dan menikah. Setibanya di Mumbai, ia merasa semakin dekat dengan mimpinya sebagai seorang aktris Bollywood. Bersama dengan Ramnik, mereka berkeliling Mumbai dan bersenang-senang menggunakan uang yang dicuri dari orang tuanya.
 
''[[MafiaSetelah Queens of Mumbai]]'' (2011) oleh [[Hussain Zaidi]] berisi informasi tentang kehidupan tiga belas wanita yang mempengaruhi Mumbai. Di dalamnya, Zaidi juga memberikan informasi tentang Gangubai. Menurut ini, Gangubai berasaluang dari keluarga berpendidikan tinggi dan terobsesi bekerja di film. Gangubai, 16, dan suaminya Ramanik Lal, 28, melarikan diri ke Mumbai dan menikah. Beberapa harihasil setelahmencuri pernikahanhabis, suaminya menjualnya di kuntankhana (rumah bordil) seharga {{INR|500}}. Dengan enggan, Gangubai mulai bekerja sebagai pelacur. Dalam waktu singkat, Gangubai menjadi kepala beberapa kuntankhana. Seorang penjahat bernama Shaukat Khan Pathan mulai mengeksploitasinya secara finansial dan fisik. Gangubai pergi ke dunia bawah saat itu don [[Karim Lala]] untuk mengeluh tentang Pathan. Lala meyakinkannya akan bantuan dan diikat [[wikt:rakhi|rakhi]] sebagai imbalannya. Setelah ini, Shaukat Khan diperingatkan dan dianiaya oleh Lala.
 
Sejak itu, reputasi Gangubai sebagai saudara perempuan Karim Lala tumbuh selama tahun 1960-an. Pada saat yang sama, SMA Putri St. Antonius didirikan di Kamathipura. Hal ini menyebabkan perintah untuk memindahkan rumah bordil. Gangubai dengan keras menentang hal ini dan secara efektif mengajukan kasusnya kepada Perdana Menteri Jawaharlal Nehru saat itu dan sebagai hasilnya, rumah bordil itu tidak dipindahkan. Kepada Nehru<ref>{{Cite web|title=Gangubai, Pembela Hak Pekerja Seks Di Tanah Anak Benua|url=https://www.validnews.id/kultura/gangubai-pembela-hak-pekerja-seks-di-tanah-anak-benua|website=www.validnews.id|language=id|access-date=2022-05-26}}</ref>, dia mengatakan pelacur bisa hidup dengan harga diri dan tidak dipandang rendah oleh masyarakat, demi kehidupan mereka yang lebih baik di masa depan.
 
Selama ini Gangubai juga bekerja untuk berbagai masalah anak yatim dan perempuan dalam bisnis prostitusi. Gangubai menasihati dan mengirim kembali ke rumahnya banyak wanita muda yang melarikan diri dari pekerjaan pembuatan film dan terjebak dalam prostitusi. Untuk alasan ini, semua orang biasa memanggil Gangubai Ganga dengan hormat "Maa" (ibu). Setelah kematiannya, foto-foto dan patung-patungnya didirikan di rumah-rumah bordil di daerah itu.