Gerakan mahasiswa di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Farahfarce (bicara | kontrib)
k Menyunting artikel
Baris 2:
{{rapikan}}
 
'''Gerakan mahasiswa''' di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukankampus, untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
 
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa sering kali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Oleh sebab itu pertengahan tahun 1980 - 1990 gerakan mahasiswa dimulai dari pertemuan IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia) di Jakarta, kemudian berlanjut pertemuannya di Unsoed Purwokerto.nasiona Baru padaPada tahun 1987 diadakan aksi mahasiswa pertama di Institut Seni Indonesia dengan mengatasnamakan FKMY (Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta) yanguntuk menghadang Mendikbud Fuad Hasan saat membuka Pameran Purna Tugas mengajar Widayat. Adapun tuntutan mahasiswa adalah dicabutnya NKK/BKK. Adapun FKMY adalah gabungan dari mahasiswa ISI, UMY, Janabadra, UGM, UII dan IAIN Sunan Kalijaga. Itulah awal dari gerakan mahasiswa melalukan aksi demonstrasi setelah paska diberlakukannya NKK/BKK yang dibuat oleh Mendikbud Daud Joesoef. Setelah itu gerakan pada era itu menjadi tonggak ketika kaaus tanah menjadi perekat aktivis di berbagai daerah. Sehingga sampai pada puncaknya tahun 1993 dengan aksi FAMI (Front Aksi Mahasiswa Indonesia dengan spanduk "Seret Soeharto Ke Sidang Istimewa" dan kemudian ditangkap dan dijebloskan penjara sejumlah 21 mahasiswa dan diadili d .engan kurungan 9 bulan - 3 tahun.
 
FKMY adalah gabungan dari mahasiswa ISI, UMY, Janabadra, UGM, UII dan IAIN Sunan Kalijaga. Gerakan itu menjadi tonggak ketika kaaus tanah menjadi perekat aktivis di berbagai daerah. Sehingga pada ahun 1993 aksi FAMI (Front Aksi Mahasiswa Indonesia dengan spanduk "Seret Soeharto Ke Sidang Istimewa" kemudian ditangkap 21 mahasiswa dengan masa kurungan 9 bulan - 3 tahun.
Telinga penguasa benar-benar tuli
 
Hampir tak berkedip
 
Matai ini bergelimang Air mata
 
Menyaksikan derita yang tak usai
 
Hingga tangan ini tak mampu
 
Mengusap kesedihan sembari mendengar
 
Jeritan-jeritan kelaparan
 
Telinga penguasa benar-benar tuli
 
Mata mereka telah buta
 
Bahkan sering berjina dengan uang
 
Dan gemar bersenang-senang
 
Di atas penderitaan
 
Di atas kertas putih
 
Di atas meja yang mewah
 
Mereka bertukar
 
Antara nyawa dan kekuasaan
 
Mengadaikan tanah
 
Menimbun lautan
 
Hanya untuk kepuasan individu
 
Tangan besi menggarap keuntungan
 
Hutan-hutan di babat habis
 
Bahkan kehijauan berubah warna
 
Hewan-hewan kehilangan makanan dan rumah
 
Pribumi terusir dari rumah dengan paksa
 
Parah tikus berdasi
 
Hanya sibuk membesarkan perut
 
Berjalan-jalan mengunakan mobil mewah
 
Bepergian ke berbagai negara
 
Tapi lupa, kalau ada tangan yang merengek
 
Kehidupan yang lebih baik
 
_Moors☆
 
== SEJARAH ==
=== 1908 ===
[[Boedi Oetomo]], adalah suatu wadah perjuangan .yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern. Didirikandidirikan di Jakarta, pada [[20 Mei]] [[1908]] , oleh para pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.
 
Pada kongres yang pertama di [[Yogyakarta]], tanggal 5 Oktober 1908 menetapkan tujuan perkumpulan: Kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan.
 
Dalam 5 tahun permulaan Budi Oetomo sebagai perkumpulan, tempat keinginan-keinginan bergerak maju dapat dikeluarkan, tempat kebaktian terhadap bangsa dinyatakan, mempunyai kedudukan monopoli dan oleh karena itu BU maju pesat, tercatat akhir tahun 1909 telah mempunyai 40 cabang dengan lk.10.000 anggota.
Baris 83 ⟶ 23:
 
=== 1928 ===
PadaPertengahan pertengahantahun 1923, serombonganpara mahasiswa yang bergabung dalam ''Indonesische Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia)'' kembali ke tanah air. karena Kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, danoleh melihat situasi politik yang disebab hadapiitu, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama, adalah [[Kelompok Studi Indonesia]] (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya pada tanggal [[29 Oktober]] 1924 oleh [[Soetomo]]. Kedua, Kelompok Studi Umum ([[Algemeene Studie-club]]) direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa [[Sekolah Tinggi Teknik]] di Bandung yang dimotori oleh [[Soekarno]] pada tanggal 11 Juli 1925.
 
Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul kemudian [[Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia]] (PPPI), prototipe organisasi yang menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St. Bellarmius yang menjadi wadah mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV) bagi mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa Islam pada tahun 1930-an.
Baris 123 ⟶ 63:
Menyusul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas, pada 1970 pemuda dan mahasiswa kemudian mengambil inisiatif dengan membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai oleh [[Wilopo]]. Terbentuknya KAK ini dapat dilihat merupakan reaksi kekecewaan mahasiswa terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), Task Force UI sampai Komisi Empat.
 
Berbagai borok pembangunan dan demoralisasi perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara dalam bentuk rekayasa politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk perundang-undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik, dan MPR/DPR/DPRD.
 
Muncul berbagai pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa terhadap sembilan partai politik dan Golongan Karya sebagai pembawa aspirasi rakyat. Sebagai bentuk protes akibat kekecewaan, mereka mendorang munculnya Deklarasi Golongan Putih ([[Golput]]) pada tanggal [[28 Mei]] [[1971]] yang dimotori oleh Arif Budiman, [[Adnan Buyung Nasution]], [[Asmara Nababan]].
 
DalamDi tahun 1972, mahasiswa jtyangyang bernama aji uga telah melancarkan berbagai protes terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan untuk proyek-proyek eksklusif yang dinilai tidak mendesak dalam pembangunan,misalnya terhadap proyek pembangunan [[Taman Mini Indonesia Indah]] (TMII) pada saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri.
 
Protes terus berlanjut. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang [[Kakuei Tanaka]] yang datang ke Indonesia dan [[peristiwa Malari]] pada [[15 Januari]] [[1974]]. Gerakan mahasiswa di Jakarta meneriakan isu "ganyang korupsi" sebagai salah satu tuntutan "Tritura Baru" disamping dua tuntutan lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan Harga; sebuah versi terakhir Tritura yang muncul setelah versi koran Mahasiswa Indonesia di Bandung sebelumnya. Gerakan ini berbuntut dihapuskannya jabatan ''Asisten Pribadi'' Presiden.
 
=== 1977-1978 ===
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun disana-sini aksi protes kecil tetap ada.
 
Menjelang dan terutama saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Berbagai masalah penyimpangan politik diangkat sebagai isu, misalnya soal pemilu mulai dari pelaksanaan kampanye, sampai penusukan tanda gambar, pola rekruitmen anggota legislatif, pemilihan gubernur dan bupati di daerah-daerah, strategi dan hakikat pembangunan, sampai dengan tema-tema kecil lainnya yang bersifat lokal. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional.