Benito Mussolini: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 304:
Mussolini juga menampilkan dirinya sebagai seorang atlit dan musisi berbakat. Semua guru di sekolah dan universitas harus bersumpah bahwa mereka akan membela rezim fasis. Para penyunting koran dipilih secara pribadi oleh Mussolini, dan hanya orang-orang yang memiliki sertifikat khusus dari Partai Fasis yang dapat menjadi wartawan. Sertifikat itu juga diterbitkan secara rahasia agar Mussolini dapat menciptakan ilusi keberadaan pers bebas. Serikat buruh juga tidak diberikan kebebasan dan diintegrasikan ke dalam badan yang disebut [[Negara korporasi|sistem korporatif]]. Tujuan sistem ini, yang terinspirasi oleh [[Gilda (perhimpunan)|gilda]] abad pertengahan, tidak pernah tercapai sepenuhnya. Tujuannya adalah menempatkan semua warga negara Italia di dalam berbagai organisasi atau ''korporasi'' profesional, yang seluruhnya berada di bawah kekuasaan rahasia negara.
Banyak uang dihabiskan untuk mendanai break break pekerjaan umum yang dapat terlihat masyarakat, serta proyek mercusuar yang dapat dibanggakan secara internasional. Antara lain, pendirian kapal [[Blue Riband]] bernama [[SS Rex|SS ''Rex'']]; pemecahan rekor aeronautika dengan [[Pesawat terbang laut|pesawat laut]] tercepat dunia, [[Macchi M.C.72]]; dan penerbangan balon udara transatlantik oleh [[Italo Balbo]], yang disambut dengan meriah ketika mendarat di Chicago, Amerika Serikat, pada tahun 1933.
Prinsip doktrin fasisme digelar dalam sebuah artikel yang ditulis oleh filsuf terkemuka [[Giovanni Gentile]] dan Mussolini sendiri. Artikel ini muncul dalam ''[[Enciclopedia Italiana]]'' edisi tahun 1932. Mussolini selalu menggambarkan dirinya sebagai seorang intelektual, dan beberapa sejarawan setuju dengan persepsi diri ini.<ref>Bosworth, ''Mussolini '' pp. 58–59</ref> Gunther menyebutnya "jelas-jelas diktator paling berpendidikan dan cerdas" dan satu-satunya pemimpin nasional tahun 1940 yang merupakan seorang intelektual.{{r|gunther1940}} Sejarawan Jerman, [[Ernst Nolte]], menyebut bahwa "Pengetahuannya tentang literatur filsafat dan politik kontemporer setidaknya sebaik pemimpin politik Eropa kontemporer lainnya."<ref>Ernst Nolte, ''Three Faces of Fascism: Action Française, Italian Fascism, National Socialism'' (1966) p. 200</ref>
|