Poniman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 65:
=== Tumbuh Menjadi Remaja ===
Seiring dengan berjalannya waktu, Poniman tumbuh menjadi seorang remaja yang lembut dengan mental yang kokoh, keras dan tegas yang semua itu adalah hikmah dari perjalanan hidup yang ia rasakan. Sebagai remaja, Poniman suka bergaul dengan remaja di lingkungannya dan setiap kali ada perkumpulan para pemuda, Poniman selalu dipilih oleh teman-temannya menjadi ketua. Hal yang sering dilakukan Poniman pada saat remaja adalah sering memperhatikan keadaan masyarakat disekitarnya terutama masalah tindakan sewenang-wenang atau kekekrasan yang dilakukan oleh Belanda atau penjajah Jepang yang menindas masyarakat kecil. Hal itu dilakukannya karena selalu terlintas didalam benak Poniman membayangkan saat sekolah dan pesan-pesan yang ia dapatkan dari orang tua atau gurunya bagaimana ia harus bertindak apabila adanya ketidak-adilan di masyarakat serta menjadi insan yang berguna, beriman dan bertaqwa, memiliki kepedulian dan kebersamaan terhadap penderitaan orang banyak.{{sfn|Dinas Sejarah TNI AD|2016|p=35-37}}
 
== Awal Karier Di Dunia Militer ==
=== Mewujudkan Cita-cita Menjadi Tentara ===
Semenjak kecil, Poiniman sudah terbiasa hidup dengan disiplin, kerja keras dan mandiri. Selain itu, dihadapkan pula pada kenyataan bahwa di [[Kota Surakarta|Surakarta]] maupun di [[Kabupaten Sukoharjo|Sukoharjo]] Poniman sering melihat serdadu [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] yang membuat dirinya tergugah untuk menjadi seorang tentara. Keinginan itu kian tampak dimana dengan secara nekat Poniman merantau seorang diri ke [[Kota Bandung|Bandung]] yang dimana kota tersebut merupakan pusat tentara [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] di Indonesia.
 
Pada saat itu sebenarnya ayah dan ibunya tidak merestui Poniman merantau ke Bandung. Namun entah bagaimana Poniman nekat pergi sendiri dengan uang saku hanya 1 (satu) ringgit atau 2,5 [[Gulden Hindia Belanda|gulden]]. Poniman pergi ke [[Stasiun Solo Balapan|Stasiun Balapan]] menggunakan sepeda milik ayahnya dan diantar oleh temannya. Karena diarasa uang bekal itu tidak cukup, maka dinamo yang terpasang di sepeda milik ayahnya itu dilepas dan dijual untuk membeli karcis kereta api. Kemudian temannya tersebut diminta untuk mengantarkan kembali sepeda milik ayah itu yang sudah tidak memiliki dinamo.{{sfn|Dinas Sejarah TNI AD|2016|p=37-38}}
 
==Pendidikan Militer==