Dosni Roha Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 8:
Pada awal 2000-an, meskipun diwarnai banyak pesaing baru, Zebra tetap mempertahankan posisinya sebagai ''market leader'' taksi di Surabaya dengan pangsa pasar 20-23%. Seiring peremajaan armada, armada taksinya yang berjumlah 1.500 unit mayoritas juga menjadi berbahan bakar BBG (lebih spesifiknya [[CNG]]), sebagai bentuk efisiensi.<Ref name=market/> Di tahun 2003, perusahaan mencatatkan 1.318 unit taksi.<ref name=armadx>[https://text-id.123dok.com/document/4zpx5610q-sejarah-pt-zebra-nusantara-tbk-sejarah-pt-mitra-rajasa-tbk-sejarah-pt-rig-tenders-indonesia-tbk.html Sejarah PT Zebra Nusantara, Tbk Sejarah PT Mitra Rajasa, Tbk Sejarah PT Rig Tenders Indonesia, Tbk]</ref> Pada tahun-tahun ini, Zebra mulai mencanangkan beberapa ekspansi. Di tanggal 1 Agustus 2003, dari tangan Ismail Sarif, perusahaan membeli 96% saham PT Surabaya Artautama Bersama yang mengoperasikan taksi Garuda di Surabaya sejak pertengahan 1996,<ref name=sarif>[https://idnfinancials.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/financial-statements/ZBRA/2011/1Q_2011_ZBRA_Zebra+Nusantara+Tbk.pdf Lapkeu ZBRA Q1 2011]</ref> awalnya dengan modal 40 unit taksi.<ref name=warte/> Kemudian, pada 10 Agustus 2005, sebagai pengembangan bisnisnya di bidang perdagangan dan jasa, khususnya BBG.<ref name=sarif/><ref name=teksi/> Ditargetkan, bisnis BBG perusahaan dapat berkembang ke pihak lain, seperti [[Transjakarta]]. Tidak hanya itu, perusahaan yang sejak 14 Juni 2005 sudah mendapatkan [[ISO 9001]]:2000 ini<ref name=armadx/> mencanangkan untuk meningkatkan armadanya di tahun tersebut menjadi 1.500-2.000 unit ([[Hyundai Excel]]), dengan harapan akhir menjadi 6.000 unit dari saat itu memiliki 600 unit. Untuk memuluskan hal ini, manajemen menargetkan dapat mengundang investor baru dari [[Malaysia]], [[Singapura]] dan [[Australia]].<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-383609/zebra-taxi-gandeng-investor-asing-untuk-ekspansi-usaha Zebra Taxi Gandeng Investor Asing Untuk Ekspansi Usaha]</ref>
===Penurunan usaha dan perubahan fokus bisnis===
Akan tetapi, dalam perkembangannya memasuki pertengahan 2000-an, perusahaan ini mulai mengalami tekanan pada bisnis taksinya. Tercatat, pasca kenaikan harga bahan bakar di tahun 2005, kinerja perusahaan mulai menurun. Penurunan ini direfleksikan dalam harga sahamnya yang merosot sampai Rp 47, dan ancaman BEJ bahwa sahamnya bisa di-''delisting'' pada tahun 2010 jika tidak kunjung memperbaiki keadaannya. Sempat juga perusahaan ini disuspensi perdagangannya akibat tidak membayar biaya pencatatan reguler.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-798821/duh-nasib-emiten-di-bawah-gocap Duh! Nasib Emiten di Bawah Gocap]</ref> Belum lagi dengan adanya kasus [[lumpur Lapindo]] di [[Sidoarjo]], diakui manajemen membuat kinerjanya menurun, karena harga BBG, adanya penutupan jalan sehingga waktu tempuh lebih lama, dan menurunnya produktivitas karyawan. Tekanan ini membuat perusahaan merugi, dari Rp 9,4 miliar pada 2006 dan Rp 8,2 miliar pada 2007 serta pendapatan menurun dari Rp 39,3 miliar menjadi Rp 27,4 miliar pada periode yang sama. Untuk mengatasinya, perusahaan mulai melakukan efisiensi, tidak melakukan penambahan armada baru dan berusaha memaksimalkan sarana yang ada demi menciptakan keuntungan.<Ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/02/19/21/84952/zebra-nusantara-targetkan-pendapatan-rp30-m Zebra Nusantara Targetkan Pendapatan Rp30 M]</reF><ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/02/19/21/84890/akibat-lumpur-lapindo-pendapatan-zebra-turun-30 Akibat Lumpur Lapindo, Pendapatan Zebra Turun 30%]</ref> Selain itu, diversifikasi juga berusaha dilakukan dengan mendirikan ''dry port'' bersama PT [[Kereta Api Indonesia]] di [[Jababeka]], [[Bekasi]] dengan modal Rp 400-500 miliar.<Ref>[https://economy.okezone.com/read/2008/02/19/19/84942/zebra-nusantara-bangun-dry-port-di-jababeka Zebra Nusantara Bangun Dry Port di Jababeka]</ref> Sebagai upaya realisasinya telah didirikan PT Zebra International Dry Port pada 12 September 2008,<ref name=armadx/> sedangkan pembangunannya direncanakan akan dilakukan pada 2008-2010.<ref>[https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/117462/zebra-nusantara-bangun-dry-port Zebra Nusantara Bangun Dry Port]</ref>
Usaha perbaikan lain pun dicanangkan, seperti mencari modal segar lewat penjualan atau penggadaian aset, upaya peremajaan armadanya (yang sudah merosot menjadi 380 unit) dan menambahnya menjadi 600 unit dengan [[sedan]] [[Proton]], upaya mengembangkan bisnis [[SPBU]] BBG, dan mengembangkan layanan transportasi antarkota dengan [[MPV]].<ref>[https://www.republika.co.id/berita/96859/zebra-nusantara-ganti-manajemen Zebra Nusantara Ganti Manajemen]</ref> Di tahun 2010 juga, dalam rangka pengembangan usaha BBG, aset BBG perusahaan telah dialihkan ke [[anak usaha]] PT Zebra Energi.<ref name=teksi/> Namun, sayangnya semakin lama, kualitas taksi Zebra di mata pelanggannya makin merosot. Armadanya nampak tua, kurang terawat, belum lagi ditambah kasus seperti pengemudi yang tidak profesional.<Ref>[https://kompasiana.com/danielht/55006bd9813311e118fa7753/gaya-manajemen-taksi-zebra Gaya Manajemen Taksi Zebra]</ref> Pendapatannya tahun 2012 pun menurun menjadi Rp 19,5 miliar, yang juga terjadi pada asetnya. Malah, usaha taksi yang merupakan bisnis utamanya merugi Rp 9,3 miliar pada 2012, sedangkan bisnis BBG di tahun yang sama masih mendatangkan keuntungan yang kecil (Rp 617 juta).<ref name=riwayat>[https://irfanda.id/taksi-zebra-zbra Taksi Zebra (ZBRA) : Riwayatmu Kini | BIA #21]</ref>
|