Immanuel Kant: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8.6 |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 31:
=== Sumber ilmu pengetahuan ===
Kant mengemukakan teori [[Rasionalisme kritis|kritisisme]] yang menyatakan bahwa sumber ilmu pengetahuan ada dua yaitu akal dan pengalaman.<ref>{{Cite book|last=Kristiawan|first=Muhammad|date=2016|url=https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Kristiawan/publication/316100284_Filsafat_Pendidikan_The_Choice_is_Yours/links/58f04849458515ff23a89e8d/Filsafat-Pendidikan-The-Choice-is-Yours.pdf|title=Filsafat Pendidikan: The Choice Is Yours|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Valia Pustaka|isbn=978-602-71540-8-7|editor-last=Hendri, L., dan Juharmen|pages=116|url-status=live}}</ref> Pandangan Kant terhadap sumber pengetahuan menyeimbangkan antara rasionalisme dan [[empirisme]].<ref>{{Cite book|last=Wahana|first=Paul|date=2016|url=https://repository.usd.ac.id/7333/1/3.%20Filsafat%20Ilmu%20Pengetahuan%20%20(B-3).pdf|title=FIlsafat Ilmu Pengetahuan|location=Yogyakarta|publisher=Pustaka Diamond|isbn=978-979-1953-91-7|pages=31|url-status=live}}</ref> Ia meyakini bahwa cita-cita pencerahan dapat tercapai melalui keseimbangan antara rasionalisme dan empirisme dalam hal kebebasan, kemajuan dan kesetaraan.<ref>{{Cite journal|last=Pamungkas|first=Cahyo|date=2017|editor-last=Yuanjaya, P., dan Agustinova, E.|title=Peta Teori Ilmu Sosial dan Posisi Ilmu Sosial Keindonesiaan|url=http://staffnew.uny.ac.id/upload/132305856/penelitian/Paradigma%20Watak%20Islam%20Indonesia-Miftahuddin-2017.pdf|journal=Prosiding Seminar Nasional: Meneguhkan Ilmu-Ilmu Sosial Keindonesiaan|publisher=Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta|pages=21}}</ref> Kant kemudian menyeimbangkan keduanya melalui sintesis terhadap unsur pengenalan pengetahuan. Ia menyatakan bahwa bahan-bahan pengetahuan yang diterima oleh akal berasal dari bukti empiris yang meliputi indra dan pengalaman.<ref>{{Cite book|last=Suaedi|date=2016|url=https://www.researchgate.net/profile/Suaedi-Fachruddin/publication/298787398_Pengantar_Filsafat_Ilmu/links/56eb5d8908ae9dcdd82aae95/Pengantar-Filsafat-Ilmu.pdf|title=Pengantar Filsafat Ilmu|location=Bogor|publisher=PT Penerbit IPB Press|isbn=978-979-493-888-1|editor-last=Januarini|editor-first=Nia|pages=98|url-status=live}}</ref>
Kant mensintesikan unsur apriori pada rasionalisme dengan unsur aposteriori pada empirisme.<ref>{{Cite book|last=Idris, S., dan Ramly, F.|date=2016|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/1019/1/Buku%20-Filsafat%20Ilmu.pdf|title=Dimensi Filsafat Ilmu dalam Diskursus Integrasi Ilmu|location=Yogyakarta|publisher=Darussalam Publishing|isbn=978-602-71602-6-2|editor-last=Tabrani|pages=18|url-status=live}}</ref> Ia meyakini bahwa unsur [[apriori]] diperlukan oleh segala pengetahuan yang dicapai manusia melalui [[Indra (fisiologi)|indra]]. Unsur apriori ini harus ada sebelum pengalaman terjadi. Ia memberikan permisalan pada kondisi elemen bentuk, ruang dan waktu yang menyusun benda dalam pengamatan manusia. Ketiga elemen ini telah ada lebih dahulu di dalam akal manusia sebelum adanya pengamatan dan pengalaman.<ref>{{Cite book|last=Harisah|first=Afifuddin|date=2018|url=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/16558/1/Filsafat%20Pendidikan%20Islam.pdf|title=Filsafat Pendidikan Islam: Prinsip dan Dasar Pengembangan|location=Sleman|publisher=Deepublish|pages=112|url-status=live}}</ref> Apriori dalam pendapat Kant mengarahkan objek pengamatan menuju ke akal. Melalui pandangan ini, Kant menganggap belajar sebagai suatu substansi yang bersifat spiritual. Proses tercipta dan terbinanya dilakukan oleh dirinya sendiri.<ref>{{Cite book|last=Thabrani|first=Abdul Muis|date=2015|url=http://digilib.iain-jember.ac.id/424/1/9.%20Buku%3B%20Filsafat%20Dalam%20Pendidikan.pdf|title=Filsafat dalam Pendidikan|location=Jember|publisher=IAIN Jember Press|isbn=978-602-414-018-2|editor-last=Rafik|editor-first=Ainur|pages=86-87|url-status=live}}</ref>
|