Bank Central Asia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
Dani1603 (bicara | kontrib)
Baris 43:
 
===Perkembangan pasca-divestasi===
Sebenarnya, pasca pergantian kepemilikan tersebut, tercatat pemilik lama masih memiliki sedikit saham. Salim Group sendiri awalnya memiliki 7,2% sahamnya pasca BCA diambilalih pemerintah, yang kemudian merosot menjadi hanya 1,76% (milik Anthony Salim) dan sampai saat ini masih dipegangnya.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20210604140643-17-250628/terkuak-tak-ada-anthoni-salim-di-pemegang-saham-bca-dijual Terkuak! Tak Ada Anthoni Salim di Pemegang Saham BCA, Dijual?]</ref> Kemudian, pemerintah juga sempat memiliki sisa saham pasca penjualan BCA ke Farallon. Saham ini dilepas pada tahun 2004-2005, masing-masing 1,4% dan 5,02% oleh BPPN dan Pemerintah Republik Indonesia melalui [[Perusahaan Pengelola Aset]] (PPA).<ref name=tirz/> Seperti telah dijelaskan, bahwa pemegang saham BCA pasca divestasi adalah Farindo Investment yang merupakan [[perusahaan patungan]] Alaerka (Djarum) dan Farallon.<ref name=kretex/> Sebenarnya, bisnis perbankan bukan barang baru bagi perusahaan milik keluarga Hartono tersebut, karena sebelumnya mereka sudah memiliki [[Bank Haga]] dan [[Bank Hagakita|Hagakita]]. Awalnya, kendali Djarum di konsorisum Farindo hanya sebesar 5%.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&redir_esc=y&hl=id&id=UYoMAQAAMAAJ&dq=bank+hagakita+djarum&focus=searchwithinvolume&q=hagakita Behind Indonesia's headlines: mengungkap cerita di balik berita : 50 kasus asli Indonesia]</ref>
 
Belakangan, di awal tahun 2007, Djarum (lewat Alaerka) membeli 92,18% saham Farallon di Farindo Investment, menjadikan mereka pemegang saham pengendali. Untuk memuluskan hal ini, Djarum lalu menjual Bank Haga dan Hagakita ke [[Rabobank]]<ref>[https://finance.detik.com/moneter/d-730929/lepas-bank-haga--hagakita-bos-djarum-kuasai-bca- Lepas Bank Haga & Hagakita, Bos Djarum Kuasai BCA]</ref> (uniknya, kemudian Rabobank justru menjual [[Bank Interim Indonesia|bisnisnya di Indonesia]] pada tahun 2020 kembali ke BCA).<ref>[https://keuangan.kontan.co.id/news/usai-akuisisi-kelar-bca-akan-gabungkan-rabobank-dengan-bca-syariah Usai akuisisi kelar, BCA akan gabungkan Rabobank dengan BCA Syariah]</ref> Namun, pada tanggal 25 Juni 2009, Farindo melepas 3,99% sahamnya di BCA, menyisakan sekitar 47,15%.<ref>[https://properti.kompas.com/read/2009/06/30/08445632/faralon-lepas-saham-kinerja-bbca-masih-kinclong Farallon Lepas Saham, Kinerja BBCA Masih Kinclong]</ref> Layaknya kesuksesan BCA dengan Sudono Salim yang pernah menghantarkannya sebagai orang terkaya di Indonesia, nasib yang sama juga dialami oleh keluarga Hartono, dimana dengan BCA, dua bersaudara (Robert Budi dan Michael Bambang Hartono) kini juga berada di posisi tersebut. Belakangan, sejak 11 November 2016, saham Farindo Investment telah dialihkan ke perusahaan duo Hartono lain, yaitu PT Dwimuria Investama Andalan yang berbasis di [[Kudus, Jawa Tengah]] (kantor pusat Djarum).<ref>[https://keuangan.kontan.co.id/news/dwimura-investama-pemilik-mayoritas-bca Dwimura Investama pemilik mayoritas BCA]</ref><Ref>[https://britama.com/index.php/2016/11/pt-dwimuria-investama-andalan-menjadi-pemegang-4715-saham-bbca/ PT Dwimuria Investama Andalan menjadi Pemegang 47,15% saham BBCA]</ref> Kemudian, sejak 12 April 2017, PT Dwimuria kembali menaikkan sahamnya di BCA menjadi 54,94% (13 miliar lembar saham).<ref>[https://keuangan.kontan.co.id/news/dwimuria-tambah-kepemilikan-bca-jadi-549 Dwimuria tambah kepemilikan BCA jadi 54,9%]</ref>