Sungai Belida: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
'''SUKU BELIDA''' Di Indonesia, terdapat salah satu suku yang unik di provinsi Sumatera Selatan, yakni suku Belida. Menurut penuturan masyarakat setempat, Suku Belida merupakan suku yang asal penduduknya berdomisili di wilayah perairan atau disekitar anak sungai Musi dimana terdapat ikan Belida yang akhirnya menginspirasi nama suku tersebut.
Suku Belida ini tersebar di beberapa daerah di Provinsi Sumatera Selatan. Di kabupaten Muara Enim, yaitu di kecamatan Gelumbang, kecamatan Lembak, kecamatan Sungai Rotan dan kecamatan Belida. Suku Belide juga terdapat di kota Prabumulih yaitu di kecamatan Cambai, kecamatan prabumulih barat, kecamatan prabumulih timur, kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir PALI serta juga terdapat di Ogan Ilir dan sekitar Gandus kota Palembang Sumatra Selatan.
Baris 11 ⟶ 9:
Suku Belida mayoritas beragama Islam. Tradisi budaya dan adat-istiadat suku Belida, banyak dipengaruhi oleh budaya Melayu dan Islam, salah satunya yaitu sedekah adat (sedekah apem). Setiap keluarga diminta partisipasinya untuk membuat apem kuah, kemudian seluruh apem kuah yang telah dibuat oleh seluruh warga desa akan dikumpulkan di balai desa, dilanjutkan dengan acara baca doa bersama sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah acara doa bersama, apem kuah dibagikan ke seluruh warga desa untuk disantap bersama-sama.
S
Selain itu ada juga sedekah ketupat. Acara sedekah ini diminta partisipasi setiap keluarga untuk membuat ketupat yang terbuat dari daun rumbai/daun pandan dengan beberapa bentuk yang beragam. Setelah itu ketupat dikumpulkan di balai desa serta diadakan acara doa bersama sebagai tanda syukur kepada Allah, lalu ketupat tersebut dimakan bersama-sama seluruh warga desa. Setelah acara, kulit-kulit bekas ketupat akan digantungkan di setiap pintu rumah warga desa.
D
Di desa, kecamatan Belida Darat, salah satu desa suku Belida ini memiliki acara tradisi satu bulan sebelum menyambut bulan suci Ramadhan, yaitu sedekah Lemang. Lemang ini terbuat dari beras ketan yang dilapisi daun pisang terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam bambu yang kemudian dibakar selama 3-4 jam. Tiap-tiap warga di desa ini membuat lemang secara sukarela atau tidak dipaksakan. Para warga biasanya akan saling berdatangan atau bersilahturahmi mengunjungi warga lain untuk makan lemang bersama.
▲Sementara untuk mata pencaharian masyarakat suku Belida, pada umumnya adalah sebagai petani, terutama pada tanaman karet. Suku Belida biasa menyebut bertani karet sebagai "Nakok Balam/ Begetah, / Nyait Belam, / Mantang / Nabah,". Karet menjadi komoditas mata pencaharian utama masyarakat Belida karena wilayahnya terdapat banyak tanaman karet. Sedangkan di wilayah dataran rendah di sekitar hilir sungai Lematang dan muara Belide, masyarakat suku Belida juga bertani berbagai jenis tanaman seperti sayur-sayuran serta memelihara ikan ikan di daerah rawa.
Nama "[[lopis|belida]]" juga digunakan sebagai nama sejenis [[ikan]] air tawar yang ditemukan di sungai ini (dan semua sistem perairan Musi lainnya) dan biasa dipakai sebagai bahan dasar pangan khas daerah sekitar Palembang, yaitu [[empek-empek]], [[tekwan]], [[kemplang]], Pekasam
|