Hamka Haq: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MarDumai (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
}}
 
Prof. Dr. H. '''Hamka Haq''', M.A. ({{lahirmati|[[Barru]], [[Sulawesi Selatan]]|18|10|1952}}) adalah politisi, akademisi, dan tokoh Islam Indonesia.

== Riwayat Hidup ==
Lahir dari pasangan K.H. Abd. Qadir dan Umi H.St. Hawa. Tamat Ibtidaiyah 1965, Muallimin Muhammadiyah 1968, PGA Attaufiq NU 1970, S1 [[Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar|IAIN Alauddin Makassar]] Maret 1978, S2 [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta]] 1988, dan S3 IAIN yang sama 1990, promosi 7 April 1990.  Bekerja sebagai PNS Departemen Agama Sulsel 1976 sd 1993; dosen IAIN Alauddin Makassar sejak 1993; Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin Makassar 2000-2002, dan  Wakil Rektor IAIN 2002-2004.  Sebelumnya, Ketua STAI Univ. Al-Ghazali NU Barru 1982-1994; Pembina Pesantren Modern Tarbiyah Takalar Sulsel 1993- sekarang; Ketua Sekolah Tinggi Al-Furqan Makassar 1996-1999.
 
Dalam ormas Islam dan partai politik, Pengurus DDI (Daru Dakwah wal-Irsyad 1996 - sekarang) Pengurus [[MUI]] Sulsel 1991-2010. Penasehat/Dewan Pertimbangan MUI Pusat 2010 s.d. sekarang. Bersama Bapak [[Jusuf Kalla]], Pendiri dan Ketua Forum Antar Umat Beragama Sulsel 1998 sd. sekarang; Ketua DPP [[PDI Perjuangan]] 2005 s.d. sekarang (Terpilih kembali dalam Kongres V PDI Perjuangan di Bali 8-11 Agustus 2019), dan Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia 2007 sd. Sekarang. 
Baris 33 ⟶ 36:
 
== Latar Belakang ==
Prof. Dr. H. Hamka Haq berasal dari keluarga santri, campuran dari ormas-ormas Islam, [[Nahdlatul Ulama|NU]], [[Muhammadiyah]], Syarikat Islam dan ormas lokal DDI (Daru Da'wah Wal Irsyad). Ayahnya, K.H. Abdul Qadir, adalah wakil Ketua Rais Syuriah NU [[Kabupaten Barru]], sekaligus Pengasuh Pesantren (Madrasah) DDI. Dari keluarga ibu kandung Umi Siti Hawa, semuanya dari [[Syarikat Islam]], dan sebagian keluarga ayah bergabung ke Muhammadiyah. Ketika keluarga ayah membangun sekolah Muallimin Muhammadiyah (4 th), mereka minta ayah Hamka, K.H. Abdul Qadir (Pengurus NU Barru) turut menjadi pembinanya, bahkan Hamka Haq juga pernah sekolah di Muallimin itu.
 
K.H. Abdul Qadir memberi nama kepada puteranya "Hamka", karena kagum pada sikap moderat Buya Prof. Dr. [[HAMKA]], yang pernah berkunjung ke Barru dalam satu tabligh akbar di daerah itu. Walaupun jelas-jelas Buya Hamka adalah dari Muhammadiyah.
Baris 51 ⟶ 54:
* Muallaimin Muhammadiyah (4th)
* PGA Al-Taufiq (NU) (1970)
* S1 Jurusan Ushuluddin, [[Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar|IAIN Alauddin]], Makassar (1978)
* S2 Jurusan Teologi [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|IAIN Syarif Hidayatullah]], Jakarta (1988)
* S3 Jurusan Teologi IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1990)
 
== Perjalanan Ormas dan Politik ==
* Gabungan Pelajar Mahasiswa Barru (1971-1978)
* [[Himpunan Mahasiswa Islam|HMI]] Cabang Makassar(1971-1978), Hamka Haq memilih masuk HMI guna memelihara hubungan harmonis denga keluarganya yang Muhammadiyah dan keluarga serta teman ayahnya dari kalangan Nahdhiyin.
* DAR Dakwah Wal-Irsyad Sulsel (1996-Sekarang)
* Tarbiyah Islamiyah (1995-Sekarang) Di era Orde Baru, Tarbiyah Islamiyah menjadi ormas sayap Golkar. Ketika itu, semua PNS dan TNI/Polri wajib menjadi mesin kekuasaan Orde Baru. Hamka Haq, sebagai Guru Besar di UIN menjadi anggota Golkar, dan diminta menduduki pimpinan Pengurus Wilayah Tarbiyah Sul-Sel. Meskipun sebenarnya latar belakang keluarga Hamka Haq adalah NU, tapi baginya tidak keberatan dipasang oleh Golkar di Tarbiyah Islamiyah, yang mazhabnya mirip-mirip NU.
Baris 66 ⟶ 69:
== Riwayat Perjuangan ==
* Mendampingi Demo Mahasiswa untuk Reformasi (1998), Saat menjabat Dekan Fak Ushuluddin IAIN Alauddin Makassar, sempat menyertai mahasiswanya berdemo di depan kampus IAIN menuntut lengsernya Presiden Soeharto.
* Membentuk FAUB untuk Redam Konflik SARA (1999), Di awal Reformasi, terjadi konflik sosial di Poso, Sampit dan Ambon. Guna meredam menjalarnya konflik ke Sul-Sel, Hamka Haq, bersama Jusuf Kalla mengundang semua pimpionan majelis-majelis agama membentuk FORUM ANTAR UMAT BERAGAMA (FAUB), Forum ini sempat mengadakan Temu Tokoh Agama Nasional di Makassar tahun 2003, dihadiri tidak kurang 300 tokoh agama se Indonesia, dengan sambutan Presiden Megawati dibacakan oleh Menteri Agama Prof. Dr. [[Said AqilAgil Husin Al Munawar]]. FAUB adalah cikal bakal berdirinya Forum Komunikasi Umat Beragama se Indonesia, atas instruksi Menko Kesra Jusuf Kalla ke Menteri Agama waktu itu.
* Dalam Pemilu tahun 2004, Hamka Haq dipercayakan oleh Presiden Megawati menjadi Ketua Tim Pemenangan Mega-Hasyim di Sulawesi. Ia mendamping Ibu Megawati dalam serangkaian kampanye PILPresPilpres 2004 di Makassar, Gowa dan Pinrang. Di Pinrang Megawati menghadiri Rakernas Ummahat Daru Da'wah wal Irsyad, disambut oleh Ketua Umum DDI Prof. H.A.Mui Kabri.
* Dalam Kongres II PDI Perjuangan di Bali, Hamka Haq dipilih oleh Megawati sebgai Ketua BIdang Keagamaan. Posisi tersebut untuk pertama kalinya diadakan dalam struktur DFPP PDI-P. Selanjutnya pada Kongres Ke III, ke IV, dan ke V, Hamka Haq tetap pada posisi tersebut.
* Pada awal bulan puasa 2 Romadhon 1427 (25 September 2006), PDI-P mengadakan acara buka puasa di Kediaman Megawati di Kebagusan. Hamka Haq mengundang Prof. Din Syamsuddin sebagai pembawa taushiyah Romadhon. Usai sholat Tarawih bersama, Pimpinan PDI-P, Megawati, Taufiq Kiemas, Sekjen Pramono Anung dan Hamka Haq merancang berdirinya ormas sayap Islam untuk PDI-P bersama Prof. Din Syamsuddin. Usai lebaran, Taufiq Kiemas dan Hamka Haq mengadakan silaturahim ke tidak kuramg dari 20 Ormas Islam, khususnya Muhammadiyah, NU dan KAHMI, guna mematangkan berdirinya ormas sayap Islam PDI-P. Akhirnya hasil safari silaturahim tersebut, PDI-P mendirikan Baitul Muslimin Indonesia (BAMUSI) sayap [[PDIP]] 29 MARET 2007.
* Pada Pilpres 2009, Megawati - Prabowo, Hamka Haq aktif mendampingi Ibu Mega kampanye di Sulawesi. Juga mendmping Prabowo ketika kampanye di Manado Sulut. Terus pada Pilpres tahun 2014 (Jokowi - Jusuf Kalla), Hamka Haq juga banyak mendamping Pak Jokowi kamapanye di Jawa Timur, Sulawesi dan Kalimantan. Sementara itu, ia juga mendampingi Jusuf Kalla kampanye di Jawa Barat, Sulawesi, Sumatera Utara dan Maluku.
* Pada awalnya banyak kalangan ragu, apakah Jokowi dapat memenangkan Pilpres 2014?. Tetapi Hamka Haq, suatu ketika sangat berkeyakinan bahwa Jokowi insya Allah akan memenangkan Pilpres 2014 itu. Hal ini berawal dari kunjungan Jokowi ke Martapura Kal-Sel, didampingi oleh Hamka Haq bersama Ust. [[Marwan Jafar]] dari PKB. Jokowi diterima oleh Kyai Haji Irsyad Zein, ahli waris Syekh al-Banjari, uama terkenal di abad XVI. Kami bertiga diminta masuk kamar khusus, tempat pengnggalan Syekh al-banjari, diantaranya adalah musfah Qur'an besar tulis tangan ukuran 100 x 75 cm. Jokowi diminta membuka secara acak Al-Qur'an tersebut, lalu segera minta Jokowi membacanya. Ternyata ayat yang didapat dan dibaca adalah berbunyi: "''kam min fi'atin qalilatin ghalabat fiatan katsiratan"'' (Al-Baqarah (2): 249) yang artinya: "Berapa banyak terjadi, kelompok kecil mengalahkan kelomppk besar atas izin Allah". Mendengar ayat itu, Hamka Haq langsung berkeyakinan bahwa Jokowi akan pasti menang, walaupun ketika itu koalisi pendukung Jokowi terbilang kecil, hanya PDI-P, Nasdem dan PKB.
* Mungkin yang paling monumental ialah ketika Hamka Haq bersama Ahmad Basarah melantik Pengurus Baitul Muslimin (BAMUSI) Kabupaten Malang di Ponpes Babussalam, asuhan Gus Thoriq. Usai melantik, ia menunggu kehadiran Capres Jokowi yang dijadwalkan berkunjung ke Ponpes tersebut. Saat para pimpinan dan pengasuh Ponpes menerima Jokowi, mereka mengusulkan 1 Muharram dijadikan sebagai hari Santri Nasional. Hamka Haq mendukung Jokowi untuk meengabulkan usul tersebut jika terpilih jadi Presiden RI. Ketika usul tersebut tengah diproses, banyak kalangan umat Islam yang protes, sebab 1 Muharram adalah Tahun Baru Islam Hijriyah. Jadi, Baitul Muslimin mencari alternatif, hari bersejarah yang relevan dengan perjuangan santri. Teringatlah hari tgl 22 Oktober 1945 yang dikenal sebagai hari seruan jihad nasional oleh Hadhratus Syekh Hasyim Asy'ari. Bamusi kemudian beraudiensi ke kediaman Wapres Jusuf Kallah dan juga ke Istana Wapres. Bamusi menyodorkan tgl 22 Oktober sebagai alternatif. Wapres JK meneruskan usul tersebut, yang ternyata jiga dikemudian hari sejalan dengan usul dari ormas NU yang masuk ke istana Jokowi. Maka akhirnya tgl 22 Oktober resmi disahkan sebagai hari santri nasional.
* Prof. Dr. H. Hamka Haq terpilih menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mewakili Dapil Jawa Timur II setelah memperoleh 27.166 suara dari hampir 120.000 suara PDI Perjuangan di Dapil Jatim II Pasuruan -Probolinggo. Hamka Haq adalah politisi senior PDIP, terpilih menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Keagamaan sejak 2005 hingga sekarang (empat periode); Pada Kongres ke V PDI Perjuangan 8 - 11 Agustus 2019, Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri kembali memilih Prof. Hamka untuk duduk dalam jajaran DPPPDI Perjuangan 2019-2024. Disamping itu, dipercaya juga sebagai Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia, organisasi sayap Islam dari PDIP (2007 - sekarang). Hamka Haq adalah mantan Guru Besar di IAIN Alauddin Makassar (1999-2013) dan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2010. Pada masa kerja 2014-2019 Hamka Haq duduk di Komisi VIII yang membidangi sosial dan agama. Pada Maret 2016, Hamka Haq menjadi Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) menggantikan Junimart Girsang.<ref name=":0" />
Baris 89 ⟶ 92:
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin]]
 
[[Kategori:Alumni Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]]
[[Kategori:Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Tokoh dari Barru]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Darud Da'wah wal Irsyad]]
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
Baris 95 ⟶ 103:
 
{{politikus-stub}}
[[Kategori:Tokoh HMI]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2014–2019]]