Neopositivisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Diyanadwi (bicara | kontrib)
k menambahkan kalimat
Baris 1:
'''Neo-positivisme''' merupakan salah satu trend aliran [[filsafat]] pada abad ke-20 yang membentuk aliran [[positivisme]] modern.<ref name="a">{{cite book|author=Lorens BagusShindunata|titledate=Kamus Filsafat1982|publisheryear=Gramedia2019|title=Teori Kritis Sekolah Frankfurt|place=Jakarta|yearpublisher=1996Gramedia|page=706101-707102|url-status=live}}</ref> Neo-positivisme mencabut filsafat dari pokok persoalannya.<ref name="a"/> Menurut [[sistem]] ini, pengetahuan tentang kenyataan diberikan hanya dalam ranah pemikiran [[ilmiah]] konkret.<ref name="a"/> Sedangkan filsafat mungkin hanya sebagai suatu bentuk [[analisis]] [[kebahasaan]].<ref name="a"/> Dalam analisis ini, hasil dari bentuk pemikiran kemudian diungkapkan. Menurut kaum neo-positivis, analisis [[filosofis]] tidak menjangkau kenyataan [[obyektif]] dan hanya terbatas pada pengalaman langsung atau kebahasaan.<ref name="a"/> Salah satu bentuk [[ekstrem]] dari neo-positivisme adalah neo-positivime Lingkungan Wina. Dengan membatasi bidang filsafat pada [[emosi]] [[individual]], mereka langsung tiba pada [[solipsisme]].<ref name="a"/> Positivisme [[logis]] merupakan jenis neo-positivisme yang paling berpengaruh. Para filsuf analitis Inggris, para pengikut Moore mengikuti pandangan umum neo-positivisme.<ref name="a"/> Penggabungan ideologis dan organisasional ilmiah beraneka kelompok filsuf dan filsuf-filsusf secara individual yang memeluk pandangan neo-positivis logis terjadi pada dasawarsa 1930-an.<ref name="a"/> Mereka adalah para neo-positivis logis Jerman-Austria dari Lingkungan Wina.<ref name="a"/> neo-positivisme (atau disebut juga: positivisme logis, empirisme logis, filsafat analitis, atau filsafat bahasa) adalah aliran yang mengarahkan: perhatiannya pada bahasa sebagai objek penyelidikan dan menganggap hal, menciptakan kejelasan di bidang pemakaian bahasa sebagai sasaran aktivis mereka.
 
menurut neo-positivisme, ucapan yang bermakna itu pertama harus memuat tautologi; dan kedua, kalau tidak memuat tautologi, ucapan tersebut harus dapat dicek secara empiris. ucapan tautologi yakni ucapan dimana predikatnya hanya menjelaskan subjeknya saja (ucapan logika dan matematika).<ref name="a" />
 
== Referensi ==